3. Cerita Aska

66 8 0
                                    

Setelah Aska membantu Safira dan Santi melayani pembeli, mereka pun kini sedang berada di tempat makan yang berada di dekat mall. Disaat tengah asyiknya mengobrol, Aska mendapat telfon dari mamanya, bahwa ia harus segera pulang.

"Mmm, gue harus balik ini. Soalnya nyokap udah nyariin"

Safira dan Santi hanya tersenyum sebagai jawaban.

"Fi, yuk kita pulang. Mama udah nyariin"

Sedari tadi Steffi hanya sibuk memainkan ponselnya hingga ia tidak sadar jika ini sudah sore sekali.

"Yah, kok cepet amat sih bang" Steffi melirik arlojinya "aduh, ya ampun ini udah sore banget. Abang sih nggak bilang - bilang tadi. Mama pasti udah nyariin kita"

"Justru itu, aku mau ngajak pulang. Lagian sih dari tadi cuma main hp mulu kerjaannya"

"Ya, maaf bang"

"Yaudah kalau gitu gue balik duluan, yah"

"Iya" ucap Safira dan Santi bersamaan.

****


Setelah sampai di parkiran Steffi agak sedikit kecewa pada Aska karena kakaknya itu tidak mengajak Safira pulang.

"Bang, kenapa nggak ngajak kak Safira juga pulang tadi?"

"Kakak tau. Tadi kakak mau ajak dia, tapi nggak enak juga sama temennya"

"Iya juga yah. Oh iya bang, mama tadi ngomong apa di telfon?"

"Nyuruh kita cepat pulang. Lagian ini udah sore banget"

Mereka pun memasuki mobil. Steffi kembali melanjutkan pembicaraannya. "Bang, aku mau tanya nih. Gimana sih ceritanya abang bisa temenan sama Kak Safira? Karena sebelumnya, kan kakak nggak pernah ngajak pulang bareng cewek?"

"Itu tadi, cuma kebetulan. Itu semua kan sebagai bentuk permintaan maaf kakak karena nggak sengaja nabrak dia tadi di koridor kampus."

"Tapi, kayaknya kakak deket banget deh sama kak Safira. Soalnya tadi kakak niat banget bantuin kak Safira."

"Tadi kan kakak udah bilang sebelumnya. Itu sebuah bentuk rasa permintaan maaf kakak sama dia"

"Emm...yaudah deh kalau gitu."

****


Mereka pun akhirnya sudah sampai di depan rumah berwarna serba putih yang bisa dikatakan "istana" dengan bertingkat 2 di sertai halaman luas yang terlihat bersih. Di sana terlihat seorang wanita paruh baya yang kini terlihat cemas karena baru kali ini Aska dan Steffi terlambat pulang. Monica (ibunya Aska) langsung menghampiri kedua anaknya itu dengan perasaan khawatir.

"Haduh...Aska, Steffi kalian kok lama banget pulangnya. Mama khawatir banget sama kalian berdua, terutama Steffi."

Kini Monica langsung memeluk putri bungsunya satu - satu itu. Ia sangat menyayangi putrinya itu, ia sangat takut bila terjadi apa - apa pada Steffi.

"Mama khawatir banget sama kamu sayang. Biasanya kalau udah jam 4 kamu udah pulang ke rumah."

Aska yang melihat itu langsung berkata "ma, kalau ada Aska pasti Steffi aman kok. Asalkan dia nggak sering jauh - jauh."

Steffi mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan Aska "ih, abang..."

" Yaudah, ma kita lanjut ngomongnya di dalam aja"

"Yaudah, yuk" jawab Monica sambil merangkul Steffi.

Setelah sampai di ruang tamu, Monica langsung menyuruh Steffi ke kamarnya. "Fi, kamu langsung ke kamar, yah ganti baju trus langsung makan. Mama udah siapin makanan kesukaan kamu"

"Iya ma" Steffi pun berlalu pergi.

"Ma, nih camilan yang mama tadi suruh beliin. Aku tadi nggak tau camilan yang mana mama suka, jadi aku beliin dua - duanya" ucap Aska sambil memberikan camilan yang ia beli tadi.

"Aduh, Aska kamu nggak usah beli banyak lagian kan, camilan ini cuma temen mama kalau lagi nyantai. Jadi, semua jenis camilan yang kamu beli mama suka kok." Ucap Monica sambil melihat semua jenis camilan yang Aska beli.

"Nggak papa kok ma. Ya, kapan lagi Aska bisa ke mall. Jadi aku beliin semuanya buat mama."

"Kamu ke mall?"

"Iya. Tadi aku nggak sengaja lewat. Jadi, aku mampir dulu sama Steffi sekalian nganter temen aku yang kerja di mall."

"Temen kamu cowok atau cewek?"

"Mmm,,, cewek ma. Tapi, tadi nggak sengaja satu tujuan juga mau kesana jadi aku kasih tumpangan deh dia" ucap Aska sambil menggaruk tengkuknya yang terasa tidak gatal.

Monica hanya tersenyum simpul mendengar perkataan anaknya "ternyata anak mama udah gede, yah. Dulu kamu nggak pernah ngajak cewek bareng pulang."

"Nggak kok ma. Tadi itu sebenarnya bagian dari bentuk permintaan maaf aku sama dia karena nggak sengaja nabrak dia di koridor kampus"

"Emang gimana caranya kamu bisa nabrak orang? Masa kamu nggak liat?"

"Yah, gitu deh ma. Karena aku sibuk main hp jadinya aku nggak liat dia jalan di depan aku"

"Terus perempuan itu gimana?"

"Dia nggak papa kok ma. Dia juga merasa bersalah karena udah nggak sengaja nabrak aku. Padahal aku yang salah juga, nggak sengaja nabrak dia."

"Udah, yang penting kalian sudah tau kalau kalian pada merasa bersalah. Itu bagus, nak. Kamu sudah membuktikan kalau didikan yang udah mama ajarkan sama kamu itu nggak sia - sia. Kamu memang anak yang murah hati nak" puji Monica.

"Mama bisa aja. Yaudah kalau gitu aku ke kamar dulu, yah ma mau bersih - bersih dulu"

"Iya udah sana gih, kamu udah keringetan kayak gini".

Aska pun berlalu dari hadapan ibunya. Monica hanya bisa menggelengkan kepalanya menatap punggung Aska yang kini sudah hilang dari hadapannya. Aska memang dari kecil sudah di di didik untuk tetap bisa memaafkan orang , baik itu dirinya yang bersalah ataupun orang lain dan itulah sebabnya dia tidak marah saat Safira tidak sengaja menabraknya saat di koridor kampus.

****

Terima kasih sudah membaca bagian ini.
Maaf jika ada yang typo soalnya diketik di hp, hehe... :D

Jangan lupa vote dan comment kalian.
Karena ini sangat membantu sekali :)

Follow aku di sini dan instagram ku

Warzuqnidila

#Salam dari mamanya Aska :D

SafirAskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang