Original Sound Track for this part
Prilly Latuconsina- Sahabat Hidup****
Sesuai dengan janji, Aska mengantar pulang Safira tepat pada pukul 9 malam. Safira pun keluar dari mobil dan berjalan menuju ke gerbang rumahnya. Safira menghentikan langkahnya saat Aska berkata.
"Fira," panggil Aska dari dalam mobil dengan kaca yang terbuka.
"Iya?"
"Apa nggak ada ucapan gitu?"
"Apa?" Ucap Safira seraya terkekeh.
"Ucapan" ulang Aska.
"Iya, gue tau. Tapi, ucapan apa?" Jedanya. "Oh, ucapan terima kasih, ya? Tapi, bukannya elo yang mesti berterima kasih karena gue...."
"Selamat malam," potong Aska dengan cepat.
Safira menjadi diam. Ternyata ucapan 'selamat malam' yang dimaksud oleh Aska. Tapi, Safira merasa tidak perlu mengucapkan dua kalimat itu. Itu kan, sudah umum. Tidak perlu lagi di ucapkan seperti yang ada di dalam film-film yang pernah ia tonton. Dasar Aska ini.
"Oh, ucapan itu. Bilang kek, dari tadi. Elo sih, yang bertele-tele. Gue kan, nggak ngerti ucapan teka-teki lo." Ucap Safira seraya geleng-geleng kepala.
"Yaudah, kalau gitu nggak ada lagi, kan?" Tanya Safira.
Aska mengangguk.
"Oke." Balas Safira lalu, ia kembali melanjutkan langkahnya.
Aska menatap Safira dari kejauhan di seberang pagar rumah Safira. Aska masih tetap berada di dalam mobil. Tanpa sengaja, Safira melihatnya kembali. Aska pun dengan refleks melambaikan tangannya. Safira hanya membalas dengan senyuman saja. Setelah itu, Safira pun masuk ke dalam rumah.
Aska langsung menyandarkan tubuhnya begitu Safira hilang dari pandangannya. Tanpa Aska sadari, sebuah senyuman terukir di wajahnya. Menurut Aska, Safira begitu polos. Masa hanya dengan kode ucapan Safira tidak tahu sejenis ucapan apa? Harusnya kan, ia tahu. Hal itu yang membuat Aska tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.
Ia pun kembali menyalakan mesin mobil dan mulai melajukan mobilnya. Malam ini, Aska begitu bahagia, karena sudah menatap wajah Safira sepersekian detik. Mulai dari ia datang ke rumah Safira lalu berujung sampai di depan pagar rumah Safira. Sungguh kebahagiaan yang hakiki. Menurut Aska.
Sedangkan dari balik pintu rumah, Safira langsung memegang dadanya. Jantungnya berdegub begitu kencang. Apa yang barusan saja Aska lakukan padanya? Astaga... ini tidak bisa dibiarkan. Safira harus menyeimbangkan perasaannya sekarang. Entah kenapa jantung ini tidak bisa berhenti berdegub. Pikir Safira.
Anggi yang melihat Safira yang masih bersandar di balik pintu seraya memegang dadanya, mengernyit melihat putrinya itu.
"Fira?" Panggil Anggi.
Safira tersentak kaget. Ia tidak sadar jika para penghuni di rumahnya belum ada yang tidur di jam segini.
"I... iya Ma?" Balas Safira dengan terbata.
"Kamu kenapa berdiri di situ? Terus pake pegang dada lagi. Kamu sesak napas?"
"Ng... nggak Ma. Fira nggak pa-pa kok." Ucap Safira dengan wajah yang ketangkap basah.
"Nggak pa-pa kok, tapi mukanya kayak gitu?" Tanya Anggi lagi.
"Nggak pa-pa kok, Ma. Tadi aku cuma kaget aja. Yaudah, kalau gitu aku ke atas dulu," ucap Safira lalu ia berlari dengan terburu-buru. Sampai-sampai setiap anak tangga yang ia naiki ia langkahi satu. Sungguh Safira kali ini tidak bisa mengontrol dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SafirAska
RomansaPertemuan pertama di koridor kampus membuat perasaan di antara keduanya muncul secara perlahan-lahan yang membuat mereka menjalin suatu hubungan yang serius. Suatu hari nanti hubungan yang mereka buat akan menimbulkan sebuah masalah yang baru mereka...