27. Gelang Aku Kemana?

20 1 0
                                    

Saat tiba di rumah sakit, Aska segera menelfon ibu Safira dengan menggunakan ponsel Safira. Anggi yang mendengar kabar itu, spontan begitu sangat terkejut.

Setelah dokter keluar dari IGD, Aska segera menanyakan keadaan Safira.

"Bagaimana keadaan Fira dok?"

"Saat ini, pasien kehilangan banyak darah akibat kecelakaan yang menimpanya."

Seketika Aska mengusap wajahnya dengan begitu frustasi.

"Pasien harus dengan segera mendapatkan donor darah tepat pada waktunya. Kalau tidak, nyawanya bisa saja terancam,"

"Tolong dokter lakukan yang semaksimal mungkin supaya dia bisa selamat,"

"Pasien memiliki golongan darah AB. Tapi saat ini, stok darah seperti itu, sudah habis,"

Aska menatap sang dokter dengan serius.

"Kalau begitu ambil darah saya saja dok. Kebetulan juga golongan darah saya AB,"

"Baiklah kalau begitu. Silahkan ikut saya,"

Aska mengangguk.

Saat mengikuti dokter, tepat juga saat itu, Anggi datang bersama Ramli.

"Aska, bagaimana kondisi Safira?" Tanya Anggi dengan raut sedihnya diikuti anggukan dari Ramli.

"Fira butuh banyak darah Tante. Tapi saat ini, stok darah AB tidaknada di rumah sakit ini. Jadi saya yang akan mendonorkan darah saya."

"Yasudah kalau begitu. Makasih Nak Aska."

"Iya Tante"

Setelah itu, Aska pergi untuk mendonorkan darahnya dengan segera. Ia tidak ingin terjadi apa-apa dengan Safira. Kalau sampai itu terjadi, ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

****

Setelah memakan waktu berjam-jam, akhirnya Safira bisa pulih kembali berkat darah yang di donorkan Aska.

Saat ini, Safira sudah siuman. Anggi dan Ramli merasa lega melihat putrinya telah sadar.

"Ma, Pa, Fira dimana ini?" Tanyanya dengan suara parau.

"Kamu di rumah sakit sayang." Kata Anggi.

Safira berusaha mengingat kejadian sebelumnya. Terakhir, ia akan membawa pesanan kue Bu Cia. Tapi sebelum itu, ia harus menyebrang jalan dulu. Tanpa sengaja Safira di tabrak oleh mobil berwarna putih yang tengah melaju dengan begitu kencangnya. Hingga membuat dirinya tak sadarkan diri.

"Kata dokter, kamu harus butuh donor darah. Karena kamu kehilangan banyak darah pas kecelakaan itu. Tapi karena stok darah AB tidak ada, untung saja ada orang yang berhati mulia mau menolong kamu, Nak"

"Siapa orang itu Ma?"

"Mama nggak bisa kasih tau. Dia sudah berpesan untuk tidak menyebutkan namanya."

Safira hanya diam.

Anggi beralih menggenggam tangan putirnya. "Nak, kamu nggak perlu mikirin itu. Intinya, kamu harus banyak istirahat. Lupakan lah dulu kejadian yang tadi ya?"

Dengan perlahan Safira mengangguk.

"Yaudah, Mama sama Papa tinggal dulu ya. Mau beli makan buat kamu,"

"Iya Ma."

Setelah Anggi dan Ramli keluar dari ruang rawat, Safira kembali terpikirkan dengan apa yang barusan Mamanya katakan.

Siapa orang yang telah mendonorkan darah untuknya? Pikir Safira.

Tapi memikirkan hal itu, membuat kepala Safira agak sakit. Ia pun mengusap sedikit kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing.

Tanpa sadar ia merasa jika ada yang kurang. Safira melihat tangan kanannya.

"Loh, gelang aku kemana?"

Safira berdecak. Gelang pemberian Aska hilang. Safira merasa jika gelang itu sepertinya terjatuh pada saat kecelakaan terjadi tadi.

Safira hanya bisa menghembuskan napasnya dengan perlahan. Bagaimana bisa dia seceroboh itu.

"Tapi... Kok gue tiba-tiba mikirin gelang itu? Harusnya kan, gue seneng. Karena itu adalah tanda, kalau gue secara perlahan mulai melupakan dia," gumam Safira.

****

Setelah membaca, biasakan tekan bintang ya gaisss 😊 jangan sungkan dan malu-malu. Karena satu bintang dari kalian, itu sudah sangat berarti bagi ku.
Eh, dramatis ya? 😄 Hehe... Sorry, tiba-tiba ke alay an aku keluar 😅

Oh iya gaisss, di mulmed, ada Safira tuh yang mantau kalian 😁

Sampai jumpa di part selanjutnya ya, gaisss 👋

Follow instagram ku

warzuqnidila

TERIMA KASIH 🙏

SafirAskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang