29. Buket Bunga

35 1 0
                                        

Sinar matahari pagi kini menerpa wajah cantik nan manis Safira. Membuatnya yang tengah tertidur lelap, terpaksa mengernyitkan kening menyapa pagi sembari berusaha membuka kedua matanya perlahan.

"Pagi Mbak," sapa sang suster yang membuka gorden kamar inap Safira.

"Pagi," jawab Safira dengan suara khas orang baru bangun tidur.

Sang suster pun kembalk mengambil sebuket bunga mawar kuning yang ia letakkan sebelumnya di sofa.

Sang suster pun kembalk mengambil sebuket bunga mawar kuning yang ia letakkan sebelumnya di sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mbak Fira, ini ada kiriman buket bunga untuk Mbak."

Kening Safira kembali mengerut. Ia pun bangun dari tidurnya dan bersandar di dinding ranjang.

"Dari siapa Sus?"

"Saya juga tidak tau Mbak. Karena orang yang kasih saya buket ini pakai masker. Jadi nggak keliatan. Tapi intinya, dia cowok Mbak."

Safira ber oh ria seraya menganggukkan kepala.

"Ini Mbak bunganya," jeda sang Suster seraya memberikan buket bunga tersebut.

Safira menerima buket tersebut seraya tersenyum dan berkata, "makasih Sus."

"Iya sama-sama Mbak. Kalau begitu saya keluar dulu."

"Iya."

Setelah sang suster keluar dari ruangan, Safira hanya bisa menyunggingkan senyum menatap buket yang sudah ada di genggamannya saat ini.

Safira mencium buket tersebut.

"Harum banget bunganya. Siapa ya, cowok itu? Baik banget, sampai-sampai bawaan gue buket segala," ucap Safira.

Mata Safira kemudian tertuju pada sebuah kartu ucapan yang berbentuk persegi.

Safira pun segera mengambilnya dan membukanya.

"Selamat pagi buat kamu yang cantik nan manis di mataku. Jangan lupa untuk selalu tersenyum 🙂 lupakan semua masalahmu jauh-jauh. Dan semoga cepat sembuh ☺️"

Segelintir senyum langsung terukir di wajah Safira. Bisa-bisanya orang yang mengirim kan buket tersebut begitu sangat friendly.

"Siapa sih nih cowok? Bikin penasaran aja. Nulis kartu ucapan nggak kasih nama. Inisial pun juga nggak," ucap Safira seraya menggelengkan kepalanya.

Tiba-tiba pintu kamar rawat Safira terbuka. Menampilkan wajah wanita paruh baya yang tersenyum begitu lepas menatap putrinya. Dia Anggi.

"Gimana perasaan kamu sayang?" Tanya Anggi.

"Alhamdulillah, baik Ma. Oh iya, Ma. Ini aku dapet kiriman buket dan nggak tau juga ini dari siapa. Menurut ku, dia orangnya friendly. Terbukti dari kartu ucapan yang dia kasih ke aku," ucap Safira kemudian memberikan kartu ucapan tersebut ke Anggi.

Setelah membaca kartu ucapan itu, Anggi mengernyitkan keningnya seraya tersenyum.

"Mungkin dia penggemar kamu kali."

"Ck, ah, Mama bisa aja," kata Safira seraya terkekeh.

"Nih, Mama bawain makanan kesukaan kamu. Jangan lupa dihabisin. Biar cepet sembuh."

"Iya Ma."

"Oh iya, soal buket tadi itu, nggak usah terlalu kamu pikirkan. Nanti yang ada kamu malah tambah rindu lagi sama penggemar berat kamu itu," goda Anggi.

"Apaan sih Ma."

"Yaudah, Mama mau pulang dulu. Nanti siang Mama ke sini lagi. Soalnya banyak pesanan kue yang belum di order."

"Iya Ma."

Anggi pun keluar dari kamar rawat Safira.

Setelah Mama nya keluar, Safira tak henti-hentinya memikirkan cowok friendly itu, yang entah dari mana datangnya. Membuat dirinya tak henti untuk tersenyum.

~To be continued~

Maafkan daku yang update nya lama banget ya gess 🙏 soalnya baru ada mood buat cerita ini 🙂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SafirAskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang