Setelah acara makan malam selesai, segala perabot yang ada di meja termasuk piring, gelas dan segala macam benda yang ada segera di bawa oleh para pelayan ke dapur.
"Ekhm... Aska, Reina, malam ini bakal ada sesuatu yang harus kalian berdua ketahui," ucap Andre.
Kini giliran Candra yang berbicara, "kami sengaja mengadakan makan malam di restoran ini untuk mengeratkan silaturahmi antar keluarga,"
Spontan Aska dan Reina mengernyit. Melihat ekspresi Aska dan Reina yang menjadi bingung, Candra pun kembali berkata, "mengeratkan silaturahmi antar keluarga itu maksudnya begini... kami dari awal sudah berniat dan utamanya sudah saling sepakat untuk menjodohkan kalian"
"APA?" kata mereka bersamaan.
"Loh, kenapa mesti kaget? Kan justru bagus dong. Kalian udah saling kenal. Jadi... ya," kata Monika.
Aska langsung berdiri dari duduknya lalu berkata, "Pa, Ma, Om Candra. Bukannya aku lancang ke kalian. Tapi untuk soal jodoh-jodohan kayak gini... maaf, aku nggak bisa."
"Kenapa sayang? Bukannya kamu mau nurutin apa kata Mama kan? Kali ini aja kamu bisa ngertiin Mama sama Papa kamu,"
"Tapi Ma..."
"Aku setuju kok," potong Reina dengan cepat.
Seluruh perhatian keluarga teralihkan dengan ucapan yang baru saja Reina katakan.
Reina beralih menatap Aska sambil ikutan berdiri dan tanpa seizin dari Aska, ia meraih tangan Aska dan mengenggamnya. Membawa cowok itu untuk keluar dari ruang VIP restoran.
Andre, Monika, dan Candra hanya menatap punggung anak mereka dengan ekspresi yang tak bisa di baca.
Sampai di luar restoran, Aska yang sudah sejak awal merasa risi tangannya digenggam oleh Reina, sekarang langsung melepaskan genggaman Reina.
"Eh, lo apa-apaan sih bilang setuju segala?" Tanya Aska seraya mengatupkan rahangnya melihat ke arah lain.
"Andai gue tau kalau bokap nyokap gue niatnya dateng ke sini cuma mau jodohin gue, gue nggak bakal mau. Asal lo tau itu," kata Aska lagi.
"Aku bilang setuju karena ada alasan," ucap Reina.
Aska langsung menatap Reina dengan intens.
"Alasan?"
Reina mengangguk.
"Apa alasannya?"
"Untuk saat ini, aku nggak bisa kasih tau. Dan pendapat kamu tadi itu sama dengan aku. Aku juga nggak tau kalau Papa aku niatnya cuma mau ngejodohin. Aku nggak tau sama sekali. Dan setelah aku liat kamu, aku jadi ngerti alasan di balik perjodohan ini,"
"Yaudah, kalau gitu lo bilang ke gue apa alasannya," ucap Aska sambil memasukkan kedua tangannya di saku celana.
"Seperti yang aku bilang sebelumnya, untuk saat ini aku belum bisa kasih tau,"
"Oh, jadi lo mau perjodohan ini tetap berlanjut? Iya?"
"I... iya"
Aska mengusap wajahnya. Membuktikan kalau dirinya khawatir.
Pasalnya, Aska baru saja mengungkapkan perasaannya pada Safira tadi siang. Apa jadinya jika Safira sampai tahu kalau dirinya akan dijodohkan dengan orang lain.
"Nggak. Gue nggak bisa"
"Kenapa? Apa salahnya kalau kamu cuma tinggal bilang setuju aja sama orang tua kamu. Biar cepet selesai,"
"Lo nggak tau apa-apa soal kehidupan gue. Hari ini gue bakal kasih tau sesuatu ke lo. Mungkin hari ini lo adalah orang yang pertama kali tau soal ini." Ucap Aska serius.
"Sekarang, gue lagi suka sama orang. Dan gue baru aja ngungkapin perasaan gue ke dia. Dan gue nggak mau buat dia kecewa. Gue takut kalau dia bakal salah paham ke gue. Gue takut kalau dia bakal nganggap ungkapan gue ke dia itu cuma permainan buat dia. Jadi please, lo ngertiin gue," lanjutnya.
Reina menatap Aska dengan wajah iba. Ia mengerti dengan apa yang Aska rasakan saat ini. Tapi nurani Reina berkata lain. Ia merasa kalau dia harus menyetujui perjodohan ini dengan Aska.
"Dan besok, dia bakal kasih jawabannya ke gue. Gue nggak mau ngecewain dia" kata Aska lagi.
"Oke, jadi gini. Cara yang paling baik, kamu bilang setuju aja sama orang tua kamu. Dan aku janji kalau rahasia kamu itu, nggak bakal ada yang tau kecuali aku."
"Apa? Nggak. Gue nggak mau. Sebenarnya ini bukan rahasia. Cuma gue takut kalau orang tua gue nggak bakal setuju sama pilihan gue sendiri. Karena gue tau, kalau mereka protektif banget kalau soal pasangan. Jadi please, ubah keputusan lo,"
"Nggak semudah itu Aska. Apa susahnya sih, kamu tinggal bilang setuju aja? Kan nggak ribet jadinya,"
"Lo kepala batu banget sih jadi cewek." Ucap Aska dengan greget.
Reina hanya memasang senyum meremehkannya.
Aska begitu sangat jengkel dengan cewek yang ada si hadapannya ini. Masalahnya Aska sudah menjelaskan lebih banyak pada Reina, tapi cewek ini tetap keukeuh dengan keputusannya.
Kemudian satu hembusan napas pun keluar dari mulut Aska.
"Oke kalau itu yang lo mau. Gue bakal turutin kemauan lo. Tapi ingat, jangan pernah lo ganggu kehidupan gue setelah ini. Ngerti?"
"Tapi kalau orang tua kamu selalu nyuruh aku buat ada di samping kamu gimana?"
"Ya, lo buat alasan kek. Intinya disini, lo jangan ngusik kehidupan gue. Oke? Yaudah, masuk" pinta Aska.
Reina mengerucutkan bibirnya kesal. Pasalnya ia baru saja berencana ingin bisa selalu dekat dengan Aska, kini diurungkan. Karena Aska tidak mau di ganggu.
Ya, sejak pertemuan beberapa jam yang lalu, Reina memang sudah jatuh cinta dengan Aska. Bisa dibilang 'cinta pada pandangan pertama'. Itulah sebabnya ia begitu sangat ngotot menyetujui perjodohan ini.
Mungkin ini cukup berlebihan. Tapi bagi Reina, tidak. Dulu Reina dan Aska memang pernah bertemu sebelumnya. Tapi entah kenapa Reina jatuh cinta dengan Aska setelah melihat pesona cowok itu barusan. Menurutnya Aska begitu sangat tampan malam ini dan begitu mempesona. Jadi, ia berpikir untuk tidak melepaskan Aska begitu saja. Apalagi ini adalah kesempatan emas untuk dirinya.
****
Jangan lupa tinggalkan vote dan komennya!
Sorry, kalau dari part 17 sampai part 21 ini ada yang nggak jelas alurnya. Karena aku nulis gitu aja, sesuai dengan apa yang ada di imajinasi aku.
Kalau ada yang nggak jelas silahkan komen ya... karena nanti kalau cerita ini udah selesai, aku bakal revisi ulang lagi..
Yaudah, sekian dari aku. TERIMA KASIH sudah membaca ;)
Insya Allah aku bakal update lagi kalau ada waktu.
Jangan lupa kalian follow IG ku
warzuqnidila
KAMU SEDANG MEMBACA
SafirAska
RomancePertemuan pertama di koridor kampus membuat perasaan di antara keduanya muncul secara perlahan-lahan yang membuat mereka menjalin suatu hubungan yang serius. Suatu hari nanti hubungan yang mereka buat akan menimbulkan sebuah masalah yang baru mereka...