Begitu Aska selesai dengan nyanyiannya, para pengunjung kafe memberikan tepuk tangan yang bergemuruh. Suara Aska memang patut di berikan apresiasi. Jika siapa saja yang mendengarnya, pasti merasa terpaku. Sungguh suara Aska memiliki ketertarikan tersendiri.
"Gimana? Bagus nggak suara gue?" Tanya Aska.
Safira yang ditanya, masih melongo saja tanpa menjawab. Masih dengan imajinasinya yang begitu menghayati lagu dari Aska tadi.
"Ra?" Panggil Aska karena yang ditanya tidak menyahut sama sekali.
Seluruh pengunjung kafe masih menatap Aska dan Safira dengan wajah penuh tanda tanya. Suasana kafe mendadak menjadi hening.
Tidak ada cara lain selain Aska harus mengguncang kedua pundak Safira. Safira seperti patung yang hanya menatap pada satu garis lurus saja.
"Fira?" Sahut Aska kembali.
"A... iya, Ka? Sorry, tadi lo bilang apa?" Tanya Safira setelah sekian lama diam.
Aska memasang tampang lelahnya lalu berkata, "nggak jadi."
Safira mengernyit, "loh, kok nggak jadi? Aska," panggil safira kembali seraya melirik ke sekitarnya. Dan ternyata sejak tadi sudah banyak yang menyaksikannya.
Aska tidak menggubris panggilan Safira dan terus saja keluar dari kafe setelah membayar pesanannya tadi.
"Yah, Aska tungguin gue," ucap Safira lagi lalu mengambil tas selempangnya kemudian keluar dari kafe.
****
Setelah Aska kembali ke Mall, ia langsung mengambil kunci mobilnya yang ia taruh di dalam lemari aksesoris. Santi yang menjadi bingung melihat Aska yang datang langsung memasang wajah jutek seperti itu.
Tidak lama setelah itu, disusul Safira yang datang dengan wajah sedihnya karena sejak tadi ia memanggil Aska, Aska nya hanya diam saja.
"Loh, kalian berdua lagi ada masalah apa sih? Datang-datang kok, marahan gini?" Tanya Santi.
"E... San, gue cabut dulu ya. Ada urusan soalnya," ucap Aska tanpa menjawab pertanyaan Santi.
Santi mengangguk. Lalu setelah itu, Aska berlalu dari hadapan Safira dan Santi.
Kemudian Santi mengkode Safira untuk menjelaskan apa yang telah terjadi. Tapi Safira hanya mengatakan, "Mmm... San, gue pergi dulu ya. Nanti gue cerita soal ini." Ucap Safira dan pergi menyusul Aska.
Santi mengelengkan kepalanya seraya bergumam, "dasar anak-anak yang lagi PDKT. Pasti ujung-ujungnya ada yang ngambek salah satunya."
****
"Aska! Plisss.... dengerin gue dulu!" ucap Safira dengan tegas.
Dengan panggilan tegas itu, refleks Aska memberhentikan langkahnya. Untung saja suasana parkir masih agak sepi, jadinya tidak ada yang melihat mereka.
"Lo kenapa sih, Ka? Lo marah karena gue tadi nggak ngerespon pertanyaan lo? Iya? Kalau gitu gue minta maaf karena udah buat lo kecewa. Karena nggak gue respon. Maafin gue Ka, kalau itu masalahnya" ucap Safira di hadapan Aska seraya menangkupkan kedua tangannya.
Aska menatap gadis di hadapannya ini dengan tatapan datar. Seolah-olah Safira hanya iklan yang lewat dan sebentar lagi akan berhenti dengan sendirinya.
Tiba-tiba suara gelak tawa membuat Safira yang tadinya memejamkan mata dengan posisi tangan yang tertangkup, kini membuka matanya.
"Ternyata ekspresi lo kalau lagi salah lucu banget ya," ucap Aska seraya diselingi dengan suara tawa khasnya.
Safira memandang Aska dengan wajah kesal. "Oh, jadi ternyata lo sengaja buat gue kayak orang gila yang terus-terus minta maaf tanpa tahu kesalahannya apa? Iya? Oke, sekarang gue ngerti."
Suara tawa Aska terhenti seketika. "Maksudnya?" Tanya Aska.
"Maksudnya, sekarang gue ngerti kalau diam lo tadi itu cuma misi lo doang buat gue jadi kayak orang yang lagi ada masalah berat sama lo. Buktinya, sekarang lo tertawa bebas karena udah berhasil buat gue memohon sama lo. Hebat ya, misi lo itu." Ucap Safira lalu pergi dari hadapan Aska dengan perasaan yang kecewa.
Bisa-bisanya Aska berbuat seperti itu. Safira mengira jika Aska marah padanya karena tidak menjawab pertanyaan dari cowok itu. Tapi ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi. Aska begitu menyebalkan.
Oke, jika Aska bisa berbuat seperti itu, mengapa Safira tidak bisa? Kini saatnya ia yang membuat Aska bisa merasakan bagaimana rasanya jika diperlakukan seperti tadi.
"Ra, Fira" panggil Aska seraya berlari kecil mengejar Safira dan ternyata bisa menggapai gadis itu.
"Oke, gue ngerti kalau lo marah karena gue udah mainin lo. Gue minta maaf. Tapi yang sebenarnya memang. Lo tadi udah ngebuat gue agak kecewa karena lo nggak ngasih gue pujian atau apresiasi dari nyanyian gue. Tadi gue berharapnya lo muji gue gitu, jadi ada semangat buat gue untuk bisa selalu nyanyi buat lo," ucap Aska.
"Tunggu. Sejak kapan gue minta lo nyanyi? Nggak ada kan? Lo aja kali yang terlalu mikir jauh banget. Siapa juga yang minta di nyanyiin sama lo? Baru dengar sekali aja." Balas Safira.
"Tapi gue bisa nebak kalau lo terpukau kan, sama suara gue? Hayooo..." ucap Aska mulai menggoda.
"Apaan sih lo? Siapa juga yang terpukau. Ck, udah deh, gue mau balik. Malas gue ngomong sama lo yang akhirnya bikin orang kesel aja," ucap Safira lalu pergu dari hadapan Aska.
"Ya, ya, Fira.. jangan pergi dong.. Fira" panggil Aska. Namun Safira tidak menggubris.
"Ternyata diabaiin itu nggak enak ya," gumam Aska.
Aska jadi tahu rasanya diabaikan seperti apa. Buktinya, ia memanggil Safira tapi tidak dijawab. Ternyata Safira membalas perlakuan tengilnya tadi dengan sikap yang sama.
****
Holaaaa.... kembali lagi setelah sekian lama nggak update... maaf banget soalnya aku udah mulai disibukkan dengan tugas-tugas yang numpuk. Jadi nggak ada waktu buat update..
Sorry, dibagian ini kependekan... dibagian ini khusus perdebatan kecil antara Safira dan Aska..
Kira-kira, apa yang dilakukan Aska agar Safira kembali seperti biasa?? Gara-gara Aska nih, yang udah mainin hatinya Safira. Kan, Safira nya ngambek deh... jangan lupa buat selalu pantengin ceritaku yah :)
TERIMA KASIH
Follow instagram ku
Warzuqnidila
KAMU SEDANG MEMBACA
SafirAska
RomansaPertemuan pertama di koridor kampus membuat perasaan di antara keduanya muncul secara perlahan-lahan yang membuat mereka menjalin suatu hubungan yang serius. Suatu hari nanti hubungan yang mereka buat akan menimbulkan sebuah masalah yang baru mereka...