- 1 -

968 70 0
                                    

.
..
...

Seoul, 12 Februari 2013,


Sebuah toko bunga dan hadiah dengan gantungan kayu bertuliskan "Present's House" yg tergantung di dekat pintunya terlihat sangat ramai. Walaupun letak toko ini tidak di pusat kota seoul, tapi kegiatan toko ini tetaplah padat.

Beberapa orang sedang asik memilih jenis bunga segar yg terpajang di raknya, beberapa lagi sedang memilih bungkus kado untuk kotak hadiah mereka, beberapa yang lainnya sedang memesan motif kartu ucapan yang senada dengan hadiah mereka. Bagaimana tidak? Bulan ini adalah bulan yg paling berkesan bagi setiap pasangan di seluruh dunia, dari yg muda sampai yg tua, valentine.

"Sooyoung-ah~ tolong layani tuan ini ya. Setelah itu kau tutup tokonya, sudah larut. Bibi mau kedalam dulu sebentar."

Seorang yeoja dengan surai hitam legam yg memakai dress putih selutut dengan name tag bertuliskan "park sooyoung" terkait di bajunya yg sedang merapihkan beberapa bunga yg belum terjual menoleh setelah wanita paruh baya tadi memanggilnya. Senyum mengembang di bibirnya, sangat manis. Ditambah dengan bando berwarna soft pink terselip manis diantara surai lurusnya.

"Baik bibi~"

Sooyoung, yeoja itu, mendekati seseorang dengan setelan jas rapi, menenteng sebuah tas kerja berwarna hitam yg menunggu di dekat meja kasir. Sooyoung kemudian membungkukkan badannya, memberi hormat dan kembali tersenyum.

"Ada yg bisa saya bantu, tuan?"

"Ahh maafkan aku karna membuat waktu tutup toko kalian jadi terlambat. Aku ingin memesan hadiah untuk tunanganku. Ulang tahunnya tepat di hari valentine."

Sooyoung yg memang memiliki watak yg periang dan ekspresif itu menunjukkan senyumannya pada pria di depannya yg jadi penganggannya itu.

"Aniyaaa~ tidak apa apa tuan~! Waaa~ anda sangat romantis hihihi anda ingin menghadiahi dia apa?? Eumm~ bunga?? Atau kado lainnya??"

Sooyoung menunjukkan satu persatu barang yg tersedia di tokonya. Memberikan beberapa saran agar pelanggannya lebih mudah untuk memilih.

"Aku ingin bunga matahari. Dia sangat suka bunga itu. Tolong bungkuskan di dalam kotak saja, masukkan ini juga disana. Saya akan ambil besok, jam 7 malam setelah saya bekerja."

Pria itu merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebuah surat dengan amplop berwarna latte dihiasi bunga matahari di tengahnya. Sungguh sangat selaras. Tentu saja sooyoung menerima itu dengan senang hati. Ia pun tersenyum.

"Baiklah tuan, saya akan segera memproses pesanan anda~ hihihi esok silahkan datang lagi."

Sooyoung membungkukkan badannya perlahan, diikuti pria ber jas tadi yg sekarang sudah keluar dari toko.

Kemudian dengan langkah sedikit tergesa-gesa ia meletakkan surat tadi di sebuah kotak dengan tulisan "next order" di depannya. Ia mengambil selembar kertas dan menuliskan pesanan pria tadi dan waktu pengambilannya. Setelahnya, sooyoung memasukkan kertas itu di kotak yg sama.

Setelah selesai meletakkan pesanan terakhirnya di kotak, sooyoung kemudian berjalan kearah kaca toko dan membalikkan tulisan "open" yg tergantung disana menjadi "close". Ia mengambil jaketnya dan memakainya.

"Sudah selesai sooyoung-ah?"

Bibi pemilik toko yg memanggilnya dari arah belakang tersenyum pada sooyoung. Sambil menyelesaikan mengancingkan jaketnya, sooyoung menoleh dan tersenyum pada bibi itu.

"Sudah bi. Aaahh~ aku harap aku tidak terlambat untuk bis terakhir."

Bibi tadi terlihat memelas dan merasa bersalah pada sooyoung. Seharusnya toko tutup jam 8 malam tapi sekarang sudah pukul 10 toko baru bisa ditutup.

"Sooyoung-ah maafkan bibi ya jadi harus menambah jam kerjamu."

"Aaahh~ tidak apa2 bi~ lagipula kuliahku sedang libur~ hihihi aku senang bekerja di sini"

Sooyoung menunjukkan cengiran khasnya yg membuat bibi han, yg ada di depannya ikut tersenyum. Kemudian bibi han menyelipkan tentengan bingkisan di tangan sooyoung.

"Eeeehh~ bi... Ini apaaa??"

"Ini ada gula-gula dan cokelat. Untukmu karna sudah membantuku."

Sooyoung membuka bingkisan di tangannya dan mengintip kedalamnya. Di dalamnya ada 3 buah kotak plastik tembus pandang yg berisi cokelat berbentuk bola besar, permen gula-gula warna warni dengan taburan gula, dan juga stick cokelat yg sangat sooyoung sukai. Sooyoung kemudian memeluk erat bibi han seakan tak ingin ia lepaskan.

"Bibiii~ terimakasih banyakk~~ besok aku akan datang lagi untuk membantu bibi"

Bibi han membalas pelukan sooyoung sebentar dan melepaskannya. Ia mengelus surai hitam sooyoung perlahan

"Sudah sekarang pulanglah. Hati2 dijalan ya nak"

Sooyoung mengangguk dan melambaikan tangannya pada bibi han sembari kakinya melangkah keluar dari toko.

"Aku pulang bibi~~ sampai bertemu besok"

Setelah keluar dari toko sooyoung melihat sekeliling. Sepi. Tak ada orang hilir mudik berjalan di trotoar jalan. Tak ada kepadatan lalu lintas yg biasanya menyerang kota seoul di sore hari. Yg ada hanya beberapa orang yg sedang menutup toko mereka dan beberapa mobil yg melintas santai di jalanan.

"Hah~ kalau begini pasti bis terakhir sudah lewat."

Sambil menjinjing bingkisan dari bibi han tadi sooyoung menghela nafasnya pelan sambil berjalan di pinggir jalan. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja sampai rumah. Sampai di perempatan jalan saat hendak menyebrang, ia melirik lampu lalu lintas yg menyala warna merah untuk orang menyebrang

"Merah. Tapi sepi. Hmm~ aniyaaa aku menunggu saja sampai hijau"

Sooyoung mengedarkan pandangannya ke kanan, melihat beberapa mobil yg melintas.

TINGG!

Suara lampu lalu lintas di samping sooyoung membuat ia menoleh dan mendapati lampu sudah berubah hijau. Ia tersenyum dan melangkah perlahan, melewati satu persatu garis putih di zebracross. Tetapi ia tersekat ketika ia mendengar suara klakson mobil yg amat memekikkan telinganya dari arah kanan.

TIIINNNN!!!

TIIIINNN!!!!

Ia menolehkan kepalanya ke arah kanan dan betapa terkejutnya ia saat mendapati sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju kearahnya. Silau lampu depan mobil itu tak membuat bolamatanya menutup.

Dan—

BRAKK!!!

Hanya dalam hitungan detik, mobil itu mampu membuat tubuh sooyoung terpental beberapa meter kedepan. badannya bergulingan dan berhenti dengan posisi tubuhnya terlentang. Luka disekujur tubuhnya tak bisa ia pungkiri. Darah segar terus mengalir dari pelipis kirinya. Bungkusan gula-gula dari bibi han sudah tak berbentuk lagi, berhamburan di sekitar tubuhnya.

Sooyoung yg kesadarannya sudah diujung batasnya berusaha membuka matanya. Pandangannya tak bisa fokus. Yg ia lihat semuanya buram. Termasuk seseorang dengan sepatu high heels berwarna merah mendekatinya dan menepuk pipinya pelan.

Apalah daya sooyoung tak mampu lagi menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, terlebih lagi darah yg terus mengalir dari pelipisnya.
Perlahan, dan perlahan. Matanya menutup. Dan pandangannya menjadi hitam. Tak ada lagi yg bisa dilihat di mata indah sooyoung, untuk selama-lamanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

— TBC —

.
.
.
.
.

Halow pembaca lamaku. Dan halo pembaca baruku. Maaf ya aku harus pindah akun kesini dan publish ulang ffnya. Sesuai janjiku, aku akan selesaikan ff ini sampai selesai, tapi dengan nama yg berbeda.
Selamat membaca~

— GloryGate♥

\\TAMAT\\ [ bbyu ] Un-Expected ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang