.
..
..."Kau suka bunga? Sepertinya kau cocok bekerja dengan bibi di present house. Haha"
Sungjae mencoba mencairkan suasana tetapi sooyoung malah teringat sesuatu yg lain perihal present house. Ia kemudian menggenggam tangan sungjae dan menariknya untuk keluar dari area sekolah.
"Ada yg ingin aku beritahu padamu sungjae~"
"Yakkkk!! Apa???"
Sooyoung tidak menjawab dan tetap menggenggam tangan sungjae mencoba membuat si pria jangkung itu mempercepat langkahnya. Sungjae yg melangkah di belakangnya terdiam dan hanya bisa mengikuti hantu cantik itu sambil memperhatikan punggung nya. Aneh. Sooyoung terlihat aneh. Tadi ia seperti melihat sooyoung bersedih dengan raut wajah yg ditekuk sambil memberikan bunga lily yg sekarang sungjae pegang. Tapi sekarang wajah manisnya itu berubah sangat serius. Sepertinya— ada sesuatu yg tidak beres. Sungjae sangat penasaran dan ingin tau apa yg tidak beres dari yeoja ini.
"Kau— tidak apa-apa— sooyoung-ssi??"
Akhirnya, sungjae bicara. Jujur. Sepanjang perjalanan menyusuri trotoar ini mereka berdua hanya diam. Sungjae yg dasarnya banyak bicara tak suka kondisi itu. Apalagi suasana kota yg sangat sepi dengan lalu lintas yg amat lenggang dan hari yg mulai gelap menambah kesunyian diantara mereka. Dan sebenarnya ada sedikit rasa khawatir sungjae tentang sooyoung yg jauh berbeda dari biasanya.
Sooyoung yg ditanya, masih bungkam. Dia tetap menggandeng tangan sungjae dan memimpin jalan menerobos rintik gerimis air hujan yg masih turun. Ia enggan untuk membuka mulutnya. Bahkan sekedar untuk berhenti menunggu bis pun enggan. Ia memilih untuk berjalan kaki saja sampai dirumah sungjae walaupun waktu yg harus mereka tempuh akan semakin lama.
Setelah 40 menit berjalan menyusuri jalan kota, langkah sooyoung terhenti di depan rumah tujuan mereka, rumah sungjae. Sungjae kembali menatap sooyoung dengan alis yg saling beradu. Dengan cekatan sungjae segera membalikkan badan sooyoung untuk menghadap padanya. Sooyoung yg terkejut spontan menatap wajah sungjae dihadapannya. Kedua netra mereka bertemu.
"Yakk!! Park sooyoung. Kau ini kenapa sih? Jangan bilang tidak apa-apa. Aku tidak percaya itu. Jadi katakan!"
Sooyoung tersentak. Nada suara sungjae meninggi, tapi bukan karna marah. Nada itu— terdengar— seperti— khawatir. Ya. Sungjae terdengar khawatir.
"S-sungjae... A-aku—"
"Katakan. Apa yg mau kau sampaikan padaku? Kau jangan membuatku penasaran begini. Seburuk apa hal itu?"
Sooyoung tanpa sengaja mengumbar senyumannya. Ia tak tau kalau sungjae ternyata sepeduli ini padanya. Ia sangat senang ternyata sungjae sungguh punya niat untuk membantunya.
"Yak!! Kau ini. Ditanya bukannya menjawab malah senyum. Kau gila eoh?"
Sungjae yg kesal pertanyaannya selalu diabaikan menghadiahi sebuah ketukan yg cukup keras pada dahi sooyoung, dan sukses membuat empunya meringis dan memegangi dahinya sendiri.
"Aaakkk!!"
"Ckk. Dasar. Kau berhutang penjelasan padaku."
Sungjae berdecis kasar dan menggelengkan kepalanya heran dengan tingkah sooyoung yg terlampau aneh hari ini. Apa hantu bisa gila juga? Itu yg ada di pikiran sungjae. Karna ia merasa angin malam mulai menusuk, ia putuskan untuk beralih memimpin jalan sekarang untuk masuk ke rumah. Sooyoung?? Tentu mengikutinya
CKLEKK!
Anggaplah itu suara pintu yg terbuka. Hahahaha x"D seperti biasa. Rumah terlihat sepi dan gelap. Dan seperti biasanya juga sungjae menyapa tapi tak ada jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
\\TAMAT\\ [ bbyu ] Un-Expected Chance
Fanfictionrepost and remake from Adorablxs's Story "Give Me a Chance to Love You" two of them are pure my idea and my ff! sinopsis : bagaimana ketika kalian adalah hantu dan selama 3 tahun tak dapat melintasi pintu kematian karna ada hal di dunia yg belum kal...