.
..
...Sungjae, dengan setelan ruang ICU yang masih ia kenakan, masih terlihat terisak sambil memegangi tangan wanita di depannya. Dia berkali-kali bergumam, sekedar memohon pada Tuhan untuk memberinya sebuah keajaiban. Ia menangis, dan meraung pelan. Ia terlihat seperti putus asa sejak 3 hari lalu sooyoung menghilang dari pelukannya.
Ia hanya ingin satu hal. Sungguh hatinya dan dirinya hanya menginginkan satu hal. Hal yang mungkin bagi kita sebagai manusia itu sulit, tapi pasti mudah bagi Tuhan untuk memberi. Dalam hati kecilnya, sungjae masih belum bisa melepas sooyoung. Pergi yang mendadak dalam keadaan kesakitan, bagaimana bisa sungjae berkata dia baik baik saja?
“Tuhan.... aku mencintainya... tolong kembalikan dia... hiks”
Sudah berjam jam sungjae dengan setia berada di samping tubuh sooyoung yang masih tak bergerak. Tangannya tak bisa ia lepaskan dari tangan sooyoung sambil terus mencoba berbicara dengan Tuhan.
“joy... kumohon... kembalilah...”
Suara dentingan alat pemantau jantung di sudut brankar masih terdengar teratur dan lemah. Cairan infus yang menetes di samping sooyoung juga masih bekerja dengan baik dan terlihat biasa. Namun, sesuatu terjadi dengan wanita yang berbaring diatas brankarnya.
Nampak sekilas kelopak matanya bergerak sangat pelan. Keningnya yang harus berkerut beberapa kali dan bibir tipisnya bergetar amat sangat pelan nyaris tak terlihat.
Sungjae yang masih memejamkan matanya sambil menangis di samping sooyoung ternyata tak menyadarinya. Sungjae masih terus memegangi tangan itu sambil memberikan beberapa kecupan ringan disana. Sampai ketika jari telunjuk sooyoung bergerak satu kali, sungjae tersentak.
Ia menjauhkan sedikit wajahnya dan menatap tangan itu lekat-lekat namun tangan itu tak bergerak lagi. Dialihkan pandangannya pada wajah sang puan dan memeriksa setiap inci wajah itu baik baik, namun tak ada respon gerakan lagi.
“sooyoung-ah?? Kau disini??? Kau sudah bangun??”
Tangan tegas milik sungjae ia beranikan untuk mengusap dengan lembut pipi tirus sooyoung yang masih memejamkan mata. Ia masih terus menatap wajah gadis itu dengan tatapan penuh harap dan tampak sangat khawatir.
“joy.... aku disini.. jawab aku... jebal....”
Alih alih mendengar atau memang tubuhnya yang merespon, sooyoung kembali menggerakkan jemari telunjuknya dan mengerutkan keningnya beberapa kali. sungjae terkejut bukan main. Apakah ini mimpi??? Apa ini keajaiban??? Tuhan, katakan ini benar.
“joy!!”
Sungjae seketika terlonjak dan menangkup kedua pipi sooyoung yang masih memejamkan matanya itu. Ia mengusap pelan pipi sooyoung sambil menahan rasa haru dan tangisnya. Oh, Tuhan, terimakasih.
“tunggu disini, hm? Aku akan kembali”
Dengan terburu buru sungjae melesat keluar dari ruang ICU dan berlarian menuju meja jaga suster yang ada di ujung ruangan. Ia tak peduli dengan setiap tatapan orang orang yang melihatnya dengan wajah kaget karna sungjae yang lupa melepas baju ruangan ICU yang masih melekat di tubuhnya.
“suster! Tolong! Nona park sadar!!”
Dengan nafas terengah-engah, ia menatap kedua suster jaga yang terkejut dengan kedatangan sungjae yang amat tiba tiba. Kedua suster itu saling bertatapan kemudian salah satunya pergi ikut dengan sungjae, kembali ke ruang ICU untuk memeriksa keadaan sooyoung yang sungjae katakan sudah sadar itu, sedangkan suster jaga lainnya terburu buru mengangkat gagang telepon ruang resepsionis untuk memanggil dokter yang khusus menangani sooyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
\\TAMAT\\ [ bbyu ] Un-Expected Chance
Fanfictionrepost and remake from Adorablxs's Story "Give Me a Chance to Love You" two of them are pure my idea and my ff! sinopsis : bagaimana ketika kalian adalah hantu dan selama 3 tahun tak dapat melintasi pintu kematian karna ada hal di dunia yg belum kal...