.
..
..."Department of Psychology and Mental Treatment, Ilsan"
jika kalian membayangkan sebuah rumah sakit, maka kalian pasti berpikir di tempat itu banyak sekali orang berlalu lalang, baik itu pasien atau orang yg sekedar untuk menjenguk sanak saudara mereka. jangankan dari dalam, dari luarnya pun sudah terlihat banyaknya mobil dan kendaraan yg terparkir di tempat parkir yg disediakan rumah sakit. tapi disini berbeda. jika kalian pergi ke tempat dimana sungjae dan sooyoung berada saat ini, bayangan kalian sangat berbeda jauh dengan keadaan sesungguhnya yg sungjae dan sooyoung lihat.
sebegitu luasnya halaman rumah sakit ini hanya ada kurang dari 10 mobil yg terparkir. sungjae dan sooyoung juga hanya bisa satu atau dua orang petugas keamanan yg berkeliling dengan seragam lengkapnya. sooyoung merenyitkan kening saat ia mulai merasa tidak yakin dengan kejanggalan tempat yg mereka datangi.
"jae............... kau yakin ini tempatnya?"
ia bergumam sembari kedua matanya masih mengitari seisi halaman luas rumah sakit di depannya. ia tak habis pikir, apa ada rumah sakit yg keadaannya sesepi ini? ilsan bukan kota kecil. kota ini termasuk sibuk jika di hari kerja seperti ini. mustahil jika pusat pelayanan masyarakatnya sangat sepi.
sungjae menunduk dan melihat secarik kertas di tangannya yg bertuliskan sebuah alamat lengkap dengan pena berwarna biru. ia kemudian mengangguk dan mengangkat wajahnya ketika ia selesai membaca ulang tulisan di tangannya. sungjae mengantongi kertas itu lagi sambil menghela nafas berat.
"ya, tidak salah lagi. aku yakin kita sudah sampai, joy"
yg diajak bicara semakin mengerutkan kening.
"tapi ini tidak seperti—"
sungjae menarik tangan sooyoung dan tersenyum padanya. keduanya saling bertatapan dan hening sesaat.
"kita akan pastikan kedalam. kau siap?"
hembusan angin yg berhebus sesaat setelah kata2 sungjae selesai menyibakkan helaian surai hitam panjang milik sooyoung yg masih terpaku menatapnya.
"bukan masalah benar atau tidak tempatnya. aku hanya mengkhawatirkan tentangmu. kalau ini benar tempatnya dan kau tidak siap, biar aku saja yg masuk."
genggaman tangan keduanya semakin menguat ketika sooyoung perlahan mempererat tautan tangannya. ia tau ini masalahnya. ya- ini adalah hidup matinya. kalau sungjae masuk sendiri, artinya jelas sooyoung merepotkannya kan? dan —
"aku tak ingin hal buruk terjadi padamu setelah ini."
deg.
ada sesuatu yg aneh yg seperti mengalir di dalam diri sooyoung. melihat tatapan mata yg sungjae perlihatkan padanya, ia melihat besarnya ketulusan pemilik mata itu setelah kata-kata sungjae memotong umpatan di dalam lamunannya.
sooyoung harus mengakui, semakin hari sungjae berada disisinya, membantunya, dan melewati hari demi hari bersamanya, sooyoung perlahan tak bisa menemukan sosok sungjae yg urakan, kekanakan, dan juga tempramen. sungjae yg bisa ia lihat hanya seorang lelaki yg sangat tegar dan bertanggung jawab. ia juga melihat sungjae yg sangat tegas dan sangat bersikap dewasa. dan asal kalian tau, semua hal yg sungjae tunjukan membuat jantung sooyoung berdetak lebih cepat dari kecepatan biasanya. seperti ada sejuta semut yg menggerayahi organ tubuhnya. kenapa dia?
"aku anggap diam adalah siap"
sungjae memutuskan. dia sudah memutuskan bahwa sooyoung tidak keberatan dengan keputusannya untuk masuk dan memeriksa. tangan jenjang sungjae berhasil menarik sooyoung yg ada di belakang untuk berjalan dengan dia yg memimpin. sooyoung memang tidak berbicara sepatah katapun dan memilih untuk mengikuti langkah kaki sungjae yg sudah masuk ke dalam lobby rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
\\TAMAT\\ [ bbyu ] Un-Expected Chance
Fanfictionrepost and remake from Adorablxs's Story "Give Me a Chance to Love You" two of them are pure my idea and my ff! sinopsis : bagaimana ketika kalian adalah hantu dan selama 3 tahun tak dapat melintasi pintu kematian karna ada hal di dunia yg belum kal...