- 7 -

318 48 0
                                    

.
..
...

Sungjae membungkukkan badannya dan berjalan perlahan keluar sembari memberikan kode pada sooyoung untuk ikut pergi bersamanya. Sooyoung awalnya enggan. Ia sangat penasaran dengan yg baru saja ia rasakan. Tapi dengan berat hati sooyoung mengikuti langkah sungjae dan berjalan keluar. Tetapi pandangannya tetap melihat bibi tadi. Dan suatu hal lain membuatnya terkejut. Bibi itu menatap tepat pada netranya. Dan tersenyum padanya. Jelas! Itu tepat pada netranya

Sooyoung terperanjat dan membulatkan matanya, tetapi langkahnya tak mengizinkan ia untuk tetap disana, meyakinkan bahwa semua ini nyata.

Sudah beberapa meter langkah kaki sooyoung mengikuti langkah sungjae tetapi kejadian tadi sukses membuat yeoja mungil itu bungkam. Dan ini membuat sungjae yg memimpin langkah heran. Seketika suara sooyoung tak terdengar. Seperti tertelan angin yg lewat.

Karna penasaran, sungjae menghentikan langkahnya dan menolehkan wajahnya, melihat kebelakang dan mendapati sooyoung yg berjalan sangat perlahan sambil menundukkan kepalanya. Ia tak menyadari sungjae yg berhenti dan memperhatikannya, sampai sooyoung berjalan menembus tubuh sungjae. Sungjae menghela nafasnya sambil memutar bola matanya

"Kau ini kenapa?"

Suara berat milik sungjae yg kini ada di belakang sooyoung membuat sooyoung berhenti. Ia mengangkat kepalanya dan menyadari bahwa sungjae menghilang di depannya. Ia kebingungan melihat kedepan karna ia pikir sungjae sudah jauh meninggalkannya

"Aisshh!! Aku ditinggal?"

"Ditinggal apanya? Aku dibelakangmu, bodoh"

"Eh?"

Sooyoung membalikkan badannya dan menangkap sosok yg sedang ia cari. Sungjae terlihat melihatnya dengan tatapan herannya dengan sebelah alisnya yg terangkat. Sooyoung menunjukkan cengirannya sambil memainkan ujung rambutnya

"Hehehe. Ku kira kau meninggalkanku"

"Kau ini kenapa? Sejak tadi melamun. Aku baru tau hantu punya pikiran"

Sungjae yg melangkah mendekat menahan tawa saat melihat ekspresi sooyoung yg memajukan bibirnya tanda tak suka dengan kata-katanya tadi. Ia kemudian mengacak surai hitam milik sooyoung dan berlalu melewati dirinya

"Kau—"

"Cepat. Aku bisa terlambat kalau terus meladenimu."

Sooyoung yg melihat sungjae berlalu kembali memajukan bibirnya dan mendengus kesal. Ia kemudian mengikuti langkah kaki sungjae yg sedang tersenyum mendengar dengusan sooyoung tadi.

Karena memang sejak tadi mereka sudah dekat dari sekolah, tak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai di sekolah. Pagi hari yg sangat sibuk ini juga terasa di sekolah ini. Anak-anak dengan seragam yg rapi dan tas yg dijinjing di pundak dan tangan mereka berlalu lalang berjalan menuju kelas masing-masing. Ada yg berlari karna takut terlambat, ada yg mengejar waktu untuk menyerahkan tugas pada guru mereka, ada yg berjalan sambil berbincang ringan dengan kawan mereka menuju kelas. Yaaaa biasa sih, keadaan begini pasti terjadi di pagi yg sibuk. Tapi sungjae? Ia hanya berjalan santai ke arah loker sambil menjinjing tas di pundak kanannya dan membawa paperbag merah di tangan kirinya, oiya tentu saja ditemani sooyoung yg sejak tadi mengikutinya sambil mengedarkan pandangannya kesekitar.

Sungjae sempat disapa beberapa kawan satu tim basketnya. Ia sempat membalas sapaan itu sesaat dan kembali melangkah menuju loker. Sebelum sampai di ruang loker, ia sempat melihat irene. Yup, irene. Target utamanya hari ini.

Irene terlihat memegang beberapa buku dan berjalan menuju ruang guru. Sebenarnya sungjae sudah mengangkat tangannya untuk sekedar memberikan sapaan hangat pada kawan lamanya itu, ups salah. Calon pacarnya hehehe. Tapi niat untuk menyapa irene luntur saat ia melihat irene tak sendiri. Di samping irene ada minhyuk, teman satu tim basketnya yg juga teman satu kelasnya. Seketika wajah sungjae menjadi masam dan sooyoung menyadarinya.

\\TAMAT\\ [ bbyu ] Un-Expected ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang