.
..
...Setelah memutuskan untuk memundurkan mobil menjauh dari rumahnya, sungjae tak melakukan apapun. Ia malah mematikan mesin mobil dan lampu mobilnya sehingga menyaru dalam kegelapan bayangan pohon yang berada tepat diatas mobilnya. Kedua tangannya masih menggenggam kemudi dan matanya tak bisa lepas menatap sesuatu yang berada lurus di depan. Apa yang sungjae lihat adalah seseorang yang sedang meletakkan barangnya satu per satu ke dalam bagasi sebuah mobil.
Seperti yang kalian tau, bahwa seseorang yang sedang diawasi oleh kedua mata sungjae adalah ibunya sendiri. Sungjae tak bisa mengalihkan pandangannya pada apapun terkecuali ibunya. Semenjak sooyoung mengatakan bahwa ia mengingat plat mobil yang dibilangnya adalah yang menabraknya waktu silam, sungjae tak bisa berpikir jernih. Bukan masalah ia tau atau tidak mobil itu, tapi masalahnya, mobil itu adalah mobil yang selalu terparkir di garasi rumahnya. Mobil berwarna merah metalik itu adalah mobil ibunya. Ya, mobil yang dimiliki wanita yang memasukkan barang di garasi tepat di depannya, yang telah menjalankan mobilnya beberapa detik yang lalu.
Bukan sungjae namanya jika ia tak memanfaatkan waktu dengan baik saat mobil berwarna merah itu keluar sepenuhnya dari dalam garasi dan melesat pergi menjauh. Sungjae dengan segera menyalakan mesin mobilnya tetapi tanpa ada pergerakan dari arah pandangannya.
“aku punya ide yang lebih baik, joy”
Bersamaan dengan joy yang menoleh ke arah sungjae, sungjae memulai perjalanannya kembali. Ia berniat untuk mengikuti kemana ibunya akan pergi. Bukan saja karna ia ingin menuntaskan tugasnya pada sooyoung, tapi sebenarnya ia juga dipenuhi rasa penasaran perihal ibunya yang terseret kedalam permainan teka teki milik sooyoung, terlebih ibunya bersikap sangat aneh belakangan dan kenyataan bahwa ia tak sama sekali bekerja, seperti yang selama ini ia katakan pada sungjae.
Rasa penasaran dan kesungguhan yang ia pegang membuatnya terus mengikuti ibunya, Berbelok dan menelusuri jalanan ibukota yang cukup ramai dengan hilir mudik penghuninya. Sampai sungjae lupa kalau ia sejak tadi tak sendiri. Ia menoleh dan mendapati sooyoung yang hanya menunduk dalam bungkam. Sejak ia melihat mobil yang ada di ingatannya ada di rumah sungjae, sooyoung menjadi bungkam tanpa suara. Perasaannya bercampur aduk. Ia bahagia karna bisa menemukan mobil itu lebih cepat, tapi kenapa mobil itu harus dimiliki oleh ibunya sungjae? Rasa senangnya seketika melebur menjadi bimbang dalam sekali waktu.
“joy....”
Sooyoung kemudian menghentikan lamunan sesaatnya dan memilih menoleh menatap seseorang yang memanggilnya, tepat di sebelahnya. Sooyoung lebih memilih menanggapi sungjae dengan dehaman pelan sebagai jawaban dari panggilannya tadi.
“hm?”
“joy, aku ingin tanya sesuatu”
Namja yang sedang menyetir itu tetap pada posisinya, menyetir dengan pandangan mata tetap kedepan, berharap tak tertinggal jejak dari mobil yang sejak tadi diikutinya.
“kenapa?”
Sooyoung mengerjapkan matanya dan tetap menatap namja itu.
“apa.... kau akan memaafkan ibuku?”
Menunduk. Seketika kepala mungil milik sooyoung tertunduk. Wanita itu hanya bisa memajukan bibirnya sedikit sambil memainkan ujung gaunnya ketika sungjae melayangkan pertanyaan. Ini bukan pertanyaan yang ia harapkan. Ini adalah pertanyaan yang lebih sulit untuk dijawab dibandingkan soal ujian masuk universitas yang pernah ia ikuti. Bukan perihal ia memaafkan atau tidak, tapi...... meyakini dirinya sendiri perihal ibunya sungjae adalah pelakunya saja masih diluar kendali otaknya.
“sungjae, aku..... tolong jangan mengatakan seolah olah ibumu benarbenar tersangkanya.. aku....”
“anggaplah iya... apa kau akan memaafkannya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
\\TAMAT\\ [ bbyu ] Un-Expected Chance
Fanfictionrepost and remake from Adorablxs's Story "Give Me a Chance to Love You" two of them are pure my idea and my ff! sinopsis : bagaimana ketika kalian adalah hantu dan selama 3 tahun tak dapat melintasi pintu kematian karna ada hal di dunia yg belum kal...