- 12 -

302 40 0
                                    

.
..
...

"Aku tidak butuh basa basi. Ibuku ada kan? Katakan kalau aku disini mencarinya"

Wanita resepsionis yg menjadi lawan bicara sungjae terlihat kikuk dan kebingungan. Dan lantas hal ini membuat sungjae mengerutkan dahinya.

"Ada apa? Cepat panggilkan"

"A-anu tuan- s-sebenarnya- nyonya yook sudah tidak pernah datang ke perusahaan sejak tuan besar meninggal"

Sungjae melongo dan membulatkan matanya. Tanpa sadar ia menaikkan suaranya

"APAAA???!!"

Suara sungjae yg melengking akibat terkejut dan tak percaya dengan apa yg ia dengar barusan dari resepsionis itu membuat orang-orang yg berlalu lalang menolehkan pandangan padanya. Sooyoung yg sejak tadi ada di ambang pintu menjadi mendekat pada sungjae. Tadinya sooyoung takut sekali untuk mengikutinya karna dilihat dari tempatnya, gedung ini bukan gedung sembarangan. Ia takut sungjae ingin privasi untuk ini. Tapi— mendengar teriakannya sooyoung khawatir. Ia tau ada yg tidak beres.

"Hahaha kau jangan bercanda. Ibuku lebih sibuk ketika ayah tidak ada. Dan ia bilang semuanya urusan kantor. Kau mau kupecat?"

Resepsionis itu seketika menundukkan kepalanya dalam-dalam ketika sungjae mengancamnya dengan pemberhentian kerja. Ia sangat takut sungjae tak main-main dengan ucapannya, padahal semua yg diucapkannya benar adanya.

"Ampun tuan. Ampun. Jangan pecat saya. Tapi apa yg saya katakan semuanya benar. Nyonya sudah tidak pernah kemari sejak tuan besar tiada."

Sungjae mengepalkan tangannya kuat-kuat saat resepsionis itu mengatakan hal itu kembali. Mencoba memperjelas kenyataan bahwa memang ibunda sungjae tak pernah kembali ke kantor. Lalu? Selama ini ibunya bilang kalau ia sering keluar kota untuk meeting dan ia selalu pulang larut karna ada vendor di kantor?? Apa iya ibunya membohonginya?? Tapi untuk apa?? Untuk apa ibunya berbohong??

Sooyoung yg mendekat berdiri disamping sungjae dan menggenggam tangan sungjae yg mengepal. Ia tatap mata sungjae yg memanas.

"Sungjae-ya?? Ada apa?? Kau baik-baik saja???"

"......."

Tak ada jawaban. Ia hanya diam dengan mata yg menatap meja resepsionis itu. Ia tampak berpikir.

"Sungjae kau—"

Belum juga usai sooyoung mendapatkan jawabannya, sungjae sudah membalikkan badannya, meninggalkan resepsionis tadi yg masih menunduk ketakutan tanpa mengucapkan terimakasih. Sooyoung dengan sigap mengikuti langkah sungjae yg lebih cepat dari sebelumnya yg kini sudah masuk ke dalam mobil. Sungjae sudah siap didepan kemudi dan mengepal kemudi itu kuat, matanya menatap lurus kedepan dengan dua alis yg nyaris menyatu. Ia kelihatan marah dan sooyoung yg melihatnya tak berani angkat bicara.











10 menit











20 menit










Posisi mereka masih sama. Mereka masih di dalam mobil sungjae di depan gedung kantor tadi dan sungjae masih diam. Sooyoung bingung harus apa jadi ia hanya menundukkan kepalanya sambil memainkan ujung gaunnya yg lusuh itu.

"Joy?"

Deg. Sooyoung menoleh dan memasang tampang bingungnya saat sungjae memanggil seseorang. Ia seketika menghentikan memainkan ujung gaunnya dan menatap sungjae di sebelahnya dengan penuh tanda tanya. Joy?? Siapa itu joy?? Dan— disini cuma ada mereka berdua. Jadi joy itu— siapa??

"Kau— memanggilku??"

Sungjae mendecak dan menghela nafasnya kemudian menatap sooyoung. Dan— tadaaaa wajah melongo yg ditunjukkan sooyoung membuatnya mengurungkan niat untuk membalas pertanyaan sooyoung tadi dengan balasan kesal. 'Astaga wajahnya, manis sekali' gumamnya dalam hati.

\\TAMAT\\ [ bbyu ] Un-Expected ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang