- 18 -

318 58 14
                                    

.
..
...

“gwi, 4141- mobil merah.”

Sungjae bergetar setelah mendengar pengulangan ucapan yang diucapkan sooyoung. Ia membulatkan matanya dan menatap sooyoung masih dari belakangnya.

“i-itu mobil siapa joy? K-kau mengingat sesuatu?”

Sooyoung membalikkan badannya dan menatap sungjae dengan senyum harunya

“aku mengingatnya sungjae!”

“.....”

“aku mengingat nomor mobil orang itu, yang menabrakku!”

sungjae seketika membeku menatap sooyoung yang meneteskan air matanya. Sungjae tau raut wajah sooyoung itu adalah wajah haru yang penuh kebahagiaan. Tapi entah kenapa sungjae sama sekali tak merasa bahagia atas bahagia yang sooyoung rasakan sekarang. Sungjae terlihat sedang memikirkan sesuatu sambil mengepalkan kedua tangannya. Ia tak menyadari sooyoung sudah berjalan mendekat dan berdiri tepat di depannya.

“sungjae-ya? Apa kira-kira polisi bisa menyelidiki plat nomor itu? Aku yakin sekali itu plat mobil yang menabrakku saat itu.”

Sungjae, yang diajak bicara hanya termenung tak berkedip di depan sooyoung. Ia sama sekali tak merespon ucapan sooyoung yang kini menatapnya dengan wajah penuh tanya. Sooyoung memiringkan kepalanya dan menggerakkan tangannya di depan wajah sungjae yang melamun itu untuk memastikan sungjae masih disana, walaupun memang sebenarnya pikiran lelaki itu entah kemana.

“sungjae-ya?”

“...”

“sungjae-ya?? Aku bertanya, apakah polisi bisa−“

GREBB!!

Sebuah tangan milik sungjae dengan seketika menggenggam tangan mungil milik sooyoung dan menariknya untuk kembali masuk kedalam mobilnya tanpa menjawab dulu pertanyaan yang sooyoung layangkan padanya. Memang sejak tadi sungjae melamunkan sesuatu, tapi ia bisa dengar setiap kata yang sooyoung ucapkan, hanya saja ia enggan untuk berbicara.

Dan berkat tarikan tangannya yang cukup kuat, sooyoung yang tersentak dengan sikap tiba-tiba sungjae itu hanya bisa pasrah untuk kembali ke mobil seperti yang sungjae arahkan. Ketika keduanya sudah berada di dalam, barulah sooyoung melayangkan protesnya

“hih! Kau ini kenapa sih jae? Belum jawab pertanyaanku, malah dengan seenaknya menarikku kesini.”

Sooyoung menghela nafasnya kasar dan dengan memasang wajah cemberutnya ia menatap sungjae yang sedang memasang kunci dan bersiap untuk menyalakannya.

Sungjae sama sekali tak menjawab pertanyaannya dan masih mengabaikannya. Sebenarnya sooyoung tak marah, ia justru merasa ada yang aneh dengan sungjae sejak beberapa menit yang lalu. Sungjae terlihat tak memberikan ekspresi apapun dan memilih diam dengan wajahnya yang sangat serius.

Sungjae mulai menjalankan mobilnya masih dengan tatapan serius menatap kearah kaca mobil di depannya. Sungjae sama sekali tak menoleh pada sooyoung yang saat ini terus menatapnya dengan tatapan yang mulai khawatir. Sooyoung takut ada sesuatu yang terjadi padanya, tapi menyadari kalau sungjae berubah sikap setelah ia menyebutkan plat mobil dari ingatannya membuat sooyoung berpikir kalau ada sesuatu tentang plat nomor itu. Apa sungjae tau sesuatu? Atau ia salah bicara ya tadi?

“sungjae-ya? Apa kau baik-baik saja?”

“tak usah polisi”

Sooyoung tersentak. Ia berpikir sungjae akan lagi-lagi mengabaikannya. Tapi pertanyaannya kali ini di gubris sungjae walau dengan nada yang amat tegas dan rendah. Sungjae juga tak menolehkan sedikit saja pandangannya pada sooyoung yang sedang menatapnya saat ini.

\\TAMAT\\ [ bbyu ] Un-Expected ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang