- 3 -

465 56 0
                                    

.
..
...

"N-nu-nuguseyo?"

Pertanyaan sungjae yg terbata sambil bergetar menatap yeoja di depannya membuat yeoja itu membulatkan matanya kaget. Ia menatap sungjae dengan wajah yg tak bisa diungkapkan.

"Kau bisa melihatku???????"

Yeoja bermata bulat dan bersurai hitam itu terkejut bukan main saat namja di depannya ini menanyakan sesuatu padanya. Jelas pertanyaan itu untuknya karna mereka berdua ada di lorong paling ujung toko gula-gula ini. Terlebih di lorong ini hanya ada namja itu— dan tentu saja dirinya.

Senyum mengembang di bibirnya. Baru kali ini setelah 3 tahun berlalu yeoja itu menemukan seseorang yg ia anggap bisa menjadi titik terang dari nasibnya yg terombang ambing oleh keadaan. Kenapa begitu? Biarkan yeoja ini bercerita seiring berjalannya waktu.

Karena terlalu senang, tanpa sadar yeoja berwajah manis itu melompat lompat kegirangan dan berkali-kali bersujud di hadapan sungjae yg menatapnya— setengah bingung dan setengah bergidik ngeri. Ia masih mempertanyakan siapa sebenarnya yeoja ini.

"Terimakasih Dewa, terimakasih Dewa~~ aaaaaa~"

Begitulah rancauan yg terdengar bahagia yg keluar dari bibir tipis yeoja ini. Setelahnya ia menghampiri sungjae yg masih terduduk di lantai akibat terkejut perihal yeoja asing di depannya beberapa waktu lalu.

Yeoja manis itu berjongkok di hadapan sungjae, menepis jarak antara mereka berdua dan tersenyum pada sungjae.

"Tuan? Aniya.... Anak muda?? Aniya... Hey kau! Ya-kau! Kau benar-benar bisa melihatku?? Tolong katakan itu benar~"

Sungjae mengedipkan matanya, menyadarkan dirinya sendiri dari lamunan sesaatnya, kemudian terlonjak dan bangkit dari duduknya, merapihkan seragamnya yg sedikit kotor karna debu di lantai.

"K-kau ini bicara apa? Jangan mengada-ada"

Sungjae berusaha bersikap santai untuk menutupi kenyataan bahwa sebenarnya sungjae sedikit takut dengan yeoja itu. Ia melirik sesekali yeoja yg masih berjongkok di lantai itu sambil terus membersihkan seragamnya.

Yeoja itu terkekeh dan ikut berdiri. Ia berdiri di hadapan sungjae dan sedikit mendongakkan kepalanya karna terpaut tinggi yg lumayan dengan sungjae. Yeoja itu kemudian memajukan bibirnya manja.

"Jawab aku dulu. Aku serius~~ kau sungguh bisa melihatku???"

Sungjae bingung. Ia menaikkan sebelah alisnya sambil menatap lurus pada yeoja itu. Awalnya sungjae mengira yeoja ini tunawisma atau pasien rumah sakit jiwa yg melarikan diri dari rumahsakit dan tersesat sampai disini. Tapi— bapak pemilik toko di meja kasir tidak keberatan dengan kehadiran yeoja yg terlihat kumuh ini. Belum lagi pertanyaan yg dilontarkannya membuat sungjae harus mengasah otaknya, berusaha mencerna.

"Bisa melihatmu? Kau ini gila atau bagaimana sih? Memangnya kau ini apa tak bisa kulihat? Hantu?? Hahahaha jangan bercanda."

Ketakutan di diri seorang yook sungjae mencair. Ketakutan itu berubah menjadi tawa geli dari namja bersurai hitam kecokelatan itu. Walaupun sebenarnya sungjae penasaran kenapa yeoja itu terus bertanya pertanyaan yg tak masuk akal itu, sungjae memutuskan untuk tidak mengambil pusing tentang dia. Urusan yeoja itu bukan urusannya.

Sungjae mengambil kotak gula-gula strawberry yg tadi sempat terhempas kelantai. Memang posisi gula-gulanya sudah berantakan di dalam sana, tapi ia tak berniat untuk menukarnya dengan yg baru, toh ia bisa mengatur posisinya kembali setelah sampai di rumah nanti.

Sungjae berjalan ke kasir untuk membayar belanjaannya, meninggalkan yeoja asing tadi yg 'sepertinya' masih berdiri di tempatnya . Ia tak lupa membeli bungkus kado, kartu ucapan, dan paper bag berwarna merah, warna kesukaan irene.

Setelah semua belanjaannya terbayar, ia membungkukkan badannya perlahan pada bapak kasir yg sangat ramah padanya dan berjalan keluar toko itu dan menyebrang jalan menunggu bus yg akan membawanya pulang di halte dekat perempatan itu.      

15 menit satu pun bus belum ada yg terlihat    








20 menit     






30 menit     






"Kau mau kemana?"

Suara itu lagi. Suara yg beberapa saat lalu sungjae dengar, kembali ia dengar. Dan sekarang suara itu telah berhasil membuatnya menoleh ke kiri, sumber suara itu.

Begitu terkejutnya sungjae saat ia mendapati yeoja yg tadi ia temui di toko gula-gula entah sejak kapan sudah duduk di sampingnya sambil menggoyangkan kakinya dan tersenyum manis pada sungjae.

"Aish!!"

Sungjae terlonjak sambil memegangi dadanya. Ia sangat terkejut. Bukankah yeoja ini beberapa waktu yg lalu masih berdiri di depan koridor pojok toko gula-gula?? Bukankah sejak ia beranjak dari lorong rak tempat bertemu yeoja itu ia tak mendengar suara langkah kaki yg mengikutinya keluar? Saat membuka pintu toko itu pun sungjae sempat melirik ke dalam toko, tapi yeoja ini masih berdiri di tempat yg sama, tak berpindah sedikitpun.

"Yak!! Kenapa kau disini?? Astaga! Mengejutkanku"

Sungjae mendecih malas sambil menatap yeoja di sampingnya heran. Yg ditatap hanya menunjukan cengirannya. Manis memang, tapi— membuat sungjae tak mengerti banyak hal.

"Kau mau kemana??"

Yeoja itu tetap menggoyangkan kakinya, balik bertanya pada sungjae tanpa menjawab apa yg ditanyakannya. Sungjae memutar bola matanya malas dan bangkit saat melihat bus yg ia tunggu hampir sampai.

"Pulanglah. Ini sudah hampir malam"

Sungjae berjalan masuk ke dalam bus berniat untuk mengabaikan yeoja yg tak ia kenal itu. Tapi, yeoja yg sungjae tinggal malah melangkahkan kakinya mengikuti sungjae kedalam bus.

Sungjae mendudukkan dirinya di salah satu bangku kosong di bagian kanan bus. Tentu saja diikuti yeoja yg sedari tadi terus menempel pada sungjae.

"Haishhh kau ini. Kenapa kau mengikutiku?"

Sungjae mendengus frustasi saat melihat yeoja ini terus mengikutinya bahkan sekarang duduk di sampingnya. Yeoja yg awalnya tersenyum riang kini berubah menjadi lesu.

"Kau tak suka aku disini??"

"Bukan tak suka. Tapi—"

"Tapi apa?"

"Hanya saja—"

"Apa??"

"Hanya aku—"

"Kau penasaran aku siapa?"

Keduanya terdiam. Saling menatap dan bus berhenti saat lampu merah menyeka perjalanannya. Bola mata mereka tak bergerak. Memang ini yg sungjae pertanyakan sejak pertama kali mereka bertemu. Siapa yeoja ini, darimana dia berasal, kenapa dia bertingkah aneh. Tapi banyak pertanyaan itu sama sekali tak membuat mulutnya terbuka untuk bertanya.

Seakan mengerti apa yg ada di pikiran pria di depannya, yeoja itu tersenyum. Tangannya terangkat dan telunjukkan menunjuk lurus pada kaca bus di samping sungjae yg membuat sungjae menoleh untuk menumpukan matanya pada poin yg ditunjuk yeoja aneh di sampingnya.

Awalnya ia bingung apa yg yeoja ini tunjukkan, tapi akhirnya sesuatu yg sangat mustahil tertangkap oleh netranya. Pandangannya terpaku pada kaca itu. Menyadarkan dan meyakinkan apa yg ia lihat.

"K-ke-kenapa—"

Di kaca bus itu tertangkap pantulan cahaya yg menampakkan bayangan dirinya. Tapi yg bisa ia lihat hanya dirinya. Dan seseorang yg duduk sendiri di bangku seberang bangku tempat sungjae duduk. Tapi yeoja di sampingnya ini—      











































     
Sungjae tak bisa melihat bayangannya.      











Sungjae : a-apa ini    




.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

    
— TBC —

\\TAMAT\\ [ bbyu ] Un-Expected ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang