- 16 -

307 46 7
                                    

.
..
...

Keduanya berjalan kearah kanan dan melihat satu persatu rumah disana. Benar seperti apa yang dikatakan bibi tadi, rumah kedua dari belokan itu adalah rumah berpagar kayu berwarna putih dengan “3A-11, 101” dipasang di tembok dekat pagar utama. Dan beruntungnya mereka, dari luar sana terlihat seorang wanita dengan rambut terurai panjang, dengan separuh rambutnya terikat kebelakang sedang menyirami tanaman yang memang hampir menutupi halaman depan rumah itu. Sooyoung yang melihat paras wanita itu terenyuh, ia memang tak bisa mengingat jelas siapa dia, tapi batinnya mengatakan ia jelas mengenalnya.

“eomma......” batinnya

Seketika langkah kaki sooyoung terhenti. Matanya yang bening terpaku tak bergeming melihat sosok wanita paruh baya yang sedang mengerjakan sesuatu di halaman rumah dihadapannya itu. Seperti dunia runtuh begitu saja, sooyoung begitu kalut dan hanya bisa terdiam dengan wajah kaku dan bibirnya yang bergetar. Antara sadar dan tidak.

Bagaimana dengan sungjae? Awalnya sungjae masih melangkah untuk lebih dekat dengan rumah tujuan mereka, tetapi ia terhenti ketika menyadari langkah dibelakangnya lenyap dan tak terdengar lagi. Sungjae memutuskan untuk menoleh dan ternyata ia mendapati sooyoung bag patung yang berdiri tak bergeming, menatap dengan tatapan kosong.

Sungjae menghela nafasnya dan berjalan mundur, kembali untuk menghampiri sooyoung di tempatnya berdiri, sekedar memastikan apakah gadis yang bersamanya itu baik baik saja atau tidak. Sembari sungjae berjalan mendekat ternyata wanita paruh baya yang ada di dalam halaman rumah menyadari kehadiran sungjae tanpa ia sadari. Ia menghentikan aktivitasnya dan mencoba memastikan siapakah gerangan yang ada di depan rumahnya.

“joy kau kena-“

“siapa disana?”

Menoleh. Tentu saja suara itu berhasil memotong pertanyaan sungjae sekaligus menyita perhatiannya untuk menoleh kebelakang. Benar adanya, suara wanita yang ia dengar barusan adalah wanita yang sejak tadi menyiram tanaman di halaman. Dan kini wanita itu berhasil memergoki sungjae yang ‘sendirian’ di depan rumahnya. Sst. sooyoung tak bisa dilihat, ingat? Hihi

“ada perlu apa anak muda? Apa saya mengenal kamu?”

Wanita pemilik suara berjalan mendekati pagar rumahnya untuk melihat dengan jelas anak laki laki muda yang berada di depan. Anak lelaki itu dengan segera membungkuk memberikan salamnya sebagai tanda hormat dan menunjukkan senyuman ramahnya. Ia kelihatan kikuk dan agak gugup tetapi sungjae dapat menutupinya dengan baik.

“ah, Annyeonghaseyo. Maaf kalau mengganggu kegiatan bibi. Tapi- apa benar ini rumah park sooyoung?”

Deg.

Mendengar nama park sooyoung, putrinya, disebut pria tak dikenal ini, membuat wanita paruh baya itu membulatkan matanya. Terlihat dengan jelas bahwa ia sangat terkejut mendengar nama itu lagi sampai dengan serta merta kedua matanya bergetar menatap lelaki yang bertanya itu dalam diam.

Sungjae yang tidak mendapatkan jawaban mengangkat satu alisnya dan menatap wanita itu dengan penuh tanda tanya. Apakah ada yang salah dengan pertanyaannya? Apa dia salah alamat sehingga bibi ini diam saja?

“eum- bibi?”

Sungjae berbicara sekali lagi, mencoba menepis keheningan yang sekarang ada diantara mereka. wanita itu seketika tersadar dari lamunannya. Ia kemudian tersenyum penuh dengan haru sambil menjawab sungjae.

“apa yg kau inginkan dari putriku? Kau mau bilang dia diculik orang? Atau- kau mau bilang dia kabur ke tempat yang jauh? Atau- kau mau bilang dia meninggal seperti apa kata orang?”

“......”

“jika iya, lebih baik kau pergi”

Jederrrr.

\\TAMAT\\ [ bbyu ] Un-Expected ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang