Dentuman musik terdengar memekakkan telinga. Di sebuah club, Lautan para manusia yang diperbudak nafsu semata. Surganya para pencari kesenangan sesaat.Di lantai dansa, terlihat sepasang wanita -kekasih- yang bergoyang dengan erotisnya mengikuti alunan musik.
'Cup'
Terlihat wanita itu mencium sekilas kekasihnya."Ayo ikut aku" bisik wanita satu kepada wanita satunya. Wanita itupun menuntun pasangannya..
"Ci Shani mau kemana sih? " wanita yang dipanggil Shani itupun menoleh.
"Ke bar, aku haus." mereka pun duduk berdua di depan meja bar.
"Biasanya ya bos." pesan wanita yang bersama Shani.
"Aku gak mau kamu sampe mabuk ya, Gracia. Satu gelas saja." wanita yang dipanggil Gracia itu terlihat memutar bola matanya jengah.
"Gimana hubungan cici sama Vino? " tanya Gracia.
"Hhhhh, biasa aja. Nothing special. Datar kayak dada adeknya, si Viny."
"Hahaha ya ampun ci. Si Viny di bawa segala. Emang cici mau jalanin hubungan kaya gimana sih?"
"Kaya kita. Enjoy bareng, gak cuma kayak pacar aja. Dia terlalu kaku. Tapi saat di ranjang, dia hyper banget. Aku gasuka cowok kasar. " terang Shani.
"Emang kita ini apa sih ci? Sahabat pasti lebih, temen.. Apalagi." tanya Gracia.
"Kita itu, temen, sahabat, keluarga dan pacar." jelas Shani, lalu meneguk minumannya.
"Kan pacar cici, Vino? Kalo Vino tahu gimana?"
"Ya jangan sampe tahu lah. Aku sebenernya gak pengen kita sembunyi kayak gini. Aku pengen bilang sama semua orang. Bahwa Gracia itu cuma milik Shani. Aku ingin dunia tahu, cinta seperti apa yang kita jalani." jelas Shani panjang lebar. Mata Gracia pun berkaca, terharu sekaligus sedih dengan apa yang dikatakan Shani.
"Aku seneng akhirnya cici jujur sama aku. Aku sempet ragu, karena hubungan yang kita jalani ini. Cuma kayak aku yang bebas. Sementara saat aku lihat cici jalan sama Vino, cici terasa jauh banget buat aku raih."
"Jangan pernah meraihku Gre. Biar aku aja, kamu cukup nunggu. Suatu saat pasti kita sama sama." tutur Shani dengan penuh kesungguhan.
"Udah, kita pulang aja yuk. Kamu makin ngelantur ngomongnya. Kan kita kesini buat seneng seneng."
"Yeeee ngaca mbak, dirinya tadi gimana? "
"Makanya jangan bawa nama Vino saat kita lagi berdua. Kan jadinya kamu sendiri yang baper. Duuuuhh untung cantik" ucap Shani seraya menguyel pipi Gracia. Tak sadar menjadi tontonan si bartender. Bartender yang melihatnya pun hanya bisa geleng geleng kepala. 'Ck ck ck. Dasar orang yang lagi kasmaran. Bisa gitu ya'
"Duuuuuhh mancung banget sih pacar aku....." kali ini hidung Gracia yang jadi sasarannya.
"Cuma sayang ga ada alisnya, hahaha 😂"
"Iiihh cici gak usah bawa bawa alis aku deeh." rajuk Gracia.
"Hahaha."
Merekapun keluar dari club dan berjalan beriringan. Udara malam yang dingin langsung menerpa kulit mereka. Berjalan bersama sambil bergandengan tangan, entah kenapa terasa membahagiakan bagi mereka. Unit apartement Gracia memang bersebelahan dengan unit Shani.
Saat tiba di depan pintu unit masing masing, mereka saling menatap. Menyalurkan emosi lewat tatapan. Mereka sadar, saat masuk ke dalam nanti, semua akan berubah. Tak akan sama lagi. Mereka selama ini hanya mampu mencuri curi waktu disela kesibukan mereka. Entah kapan mereka saling memprioritaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Greshan free area (Oneshoot Compilation)
FanfictionArea bebas Gracia dan Shani.. Kepo?? Wajar, kan manusia. Silahkan mampir. Semacam Oneshoot dan lainnya