Teman Satu Kamar II

4.7K 289 40
                                    

Ceklek

Shani keluar dari dalam kamar mandi, menggosok rambutnya dengan handuk. Pertanda dia habis keramas. Nafasnya terhela pelan saat melihat Gracia masih meringkuk di tempat tidur.

Dengan iseng, dia melempar handuk yang dia pakai hingga menutupi wajah Gracia. "Aku tau ini libur, tapi kamu jangan jadi males gini dong."

Sedangkan Gracia mulai bangun dan melempar handuk Shani ke sembarang arah. "Cerewet ya lo lama lama, ngalahin emak gue tau gak." Kata Gracia dengan suara lemah.

Tunggu, sepertinya ada yang salah dengan Gracia. Tak biasanya suara Gracia selemah ini dan tidak nyolot. Shani kemudian mendekat dan memegang dahi Gracia. Panas.

"Loh kamu sakit?" Tanya Shani berubah sedikit cemas. Iya kok cuma sedikit.

Gracia hanya berdehem dan kembali menggulung dirinya di dalam selimut. Shani jadi bertanya tanya apa penyebab Gracia tiba tiba sakit begini. Tak lama ponsel Gracia terdengar berdering, Gracia kemudian mengambilnya dengan malas. Setelah melihat nama yang tertera, dia melempar ponselnya kebawah dan kembali memejamkan matanya.

SULTAN❤

Itulah nama yang tertera di layar ponsel itu, Shani kemudian memungutnya dan mematikan panggilannya, meletakkan kembali benda itu di nakas. "Kamu berantem sama dia?"

"Kepo lo." Jawab Gracia.

Sultan itu pacarnya Gracia, tapi baru kali ini Gracia berantem sampe sakit begini. Biasanya kalo Gracia habis berantem sama pacarnya, Shani yang selalu jadi sasaran. Shani ngetik di laptop disalahin katanya berisik, Shani buka pintu balkon disalahin, sampe kalo Shani nafas aja salah kayaknya. Padahal kan #Shanitidakpernahsalah 😆

Helaan nafas lolos dari bibir Shani. Dia kemudian berdiri dan mengambil handuknya tadi. "Aku kebawah dulu cari makan."

Shani segera berlalu keluar, tentunya setelah dia mengeringkan rambutnya. Suasana koridor sangat sepi, mungkin karena banyak siswa yang memilih pulang memanfaatkan hari libur ini. Setelah sampai di ruang makan yang pernah Shani ceritakan mirip dengan di Hogwarts itu, suasananya tak ada bedanya. Hanya saja bibi tukang masak itu masih tetap tinggal karena gak semua siswa memilih pulang.

"Bi, buburnya dua ya sama teh angetnya juga dua."

Setelah memesan, Shani merogoh ponselnya dan memberi kabar Gracia.

Shani

Jangan tidur dulu, aku habis ini bawa makanan buat kamu

Di kamar, Gracia kembali terbangun dan mengerang kesal karena ponselnya bergetar.

SUMINI

Jangan tidur dulu, aku habis ini bawa makanan buat kamu

Gracia menghela nafasnya, mau tak mau dia harus bangun. Pandangannya jadi sedikit kabur jika sedang sakit, dia kemudian menyibak selimutnya dan turun dari ranjang. Ya meskipun sakit dia tidak boleh manja dong, Gracia akhirnya memutuskan untuk ganti baju, cuci muka dan sikat gigi. Uuuuhh rasa dingin air itu sangat menusuk tulangnya. Setelah selesai dia berjingkat jingkat keluar kamar mandi.

Tak lama juga Shani masuk sambil membawa nampan berisi dua mangkuk bubur dan teh hangat. Ingat, mereka kan orang Indonesia. Jadi apapun sakitnya, obatnya ya teh Anget.

"Ayo makan dulu, biar gak makin parah sakitnya."

Mereka berdua duduk di meja belajar Shani, jangan salah. Gracia itu sakitnya mah gak menye menye dan harus disuapi di tempat tidur ya.
Sedari tadi tak ada kata yang keluar dari mereka berdua, Shani emang gak biasa kalau sedang makan di selingi bicara.

Greshan free area (Oneshoot Compilation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang