Peluh yang berjatuhan. Nafas yang memburu. Tubuh yang melekat. Seakan jika mereka terpisah 1 inchi saja, mereka tak akan bisa bernafas.
"Ahhh... Eeehhmmm... Aaah"
"Hhhhhhnnggg"
"Eehhhhmmmm.. Aaaahhh"
"Fashhhhtthheerr.. Aaah"
"Sedikit lagihhh... Uuuuhhhh"
"Aaaaaaaaaahhhh"
Pekikan menandakan puncak yang mereka raih. Mereka berdua terkulai lemas.
"Makasih Gre. Kamu hebat. Cup"
"Hahaha sama sama. Bagaimana anastasia Shani? Masih mau lanjut lagi? "
"Udah, aku bakalan gak bisa jalan kalo di terusin. Hehehe"
Ternyata mereka adalah Gracia dan Shani.
Gracia pun akhirnya bangun dan kembali memakai pakaiannya."Untuk kali ini saja Gre. Gak bisakah kamu lebih lama?" pinta Shani memelas.
"Gak bisa. Frans udah jemput di bawah. Bye ci Shani. Love you"
Gracia pun segera keluar dari apartemen Shani. Sementara itu Shani mulai menitikkan air mata. Padahal baru saja dia dibuat melayang oleh Gracia. Tapi sekarang dia menangis pun juga karena Gracia.
'Salah kamu sendiri Shan, yang suka sama sahabat kamu sendiri'
*...*
"Apa ini Gre? "
"Itu undangan pernikahanku sama Frans."
"Terus aku gimana?"
"Maaf, kita gak bisa lanjut. Tapi kamu harus percaya. Aku tetep Gracia yang dulu."
"Jadi kamu ninggalin aku cuma demi tutup botol mijon itu. Aku kurang apa hah? Semua udah aku kasih. Dasar kue putu. Cocok emang kalo disandingin" please Shan. Jangan bawa bawa makanan favorit aku.
"Maaf, aku gak bisa apa apa. Tapi aku dan tutup botol mijon itu beda. Sedangkan Kita sama. Sama sama kue putu. Jadi kalo kita tetep maksa, kita bakal tersedak. Jadi ibarat kita makan, kita butuh minum biar gak tersedak. Jangan memaksa makan kalo emang gak kuat" Gracia ini emang humoris. Sangking humorisnya, saat berantem kayak gini. Filosofinya bikin geli juga.
"Terus aku harus gimana Gre? Kasih tau aku. Relain kamu? Gak deh mending aku mati aja."
"Cici, gak boleh ngomong gitu. Cici juga harus bahagia, meski gak sama aku. Dan cici juga harus tau, aku benci kalimat ini." masih sabar ya Gracia. Iyalah, kan yang ninggalin dia.
"Cici juga harus cari yang lebih dari aku. Tutup botol pocari misalnya. Jangan cari yang sesama kue putu lagi ya ci." tambah Gracia.
"Terus kalo kamu udah sama tutup botol mijon itu, kamu gak bisa main kuda kudaan lagi sama aku dong. Huuuuuaaaaa masak aku harus self job lagi sih" ini Shani ngomongin apaan sih.
"Ya makanya cari tutup botol juga. Entah itu pocari atau apapun itu terserah. Udah ya ci. Let me go. Oke? "
"Hhhh, semoga kamu bahagia" tanpa menunggu Gracia, dia keluar dari apartemennya sendiri. Dan menelpon temannya yang konon katanya di juluki tutup botol pocari.
"Halo ka Vino. Aku butuh kakak sekarang juga. Aku tunggu di rooftop apartemenku. 15 menit gak nyampe, aku loncat dari sini." ya ampun segitu parahnyakah orang patah hati. Halaaahh namanya juga baru diputusin, pasti mikirnya dangkal. Nanti kalo udah dalam keadaan baik, pasti deh ngakak inget kejadian ini.
Semilir angin malam yang dingin menemani dua muda mudi yang senyap.
"Kamu ngapain nyuruh kesini kalo diem aja" kesal Vino.
"Aku patah hati kak"
"Ooh udah ketebak. Muka kamu yang lecek kek lipatan ketek udah nunjukin semuanya" seloroh Vino. Ini Vino gak ada yang lebih bagusan dikit apa. Masak orang se Manis Shani disamain sama lipetan ketek.
"Mulut kakak yang kayak TPA asal jeplak aja. Bantuin kek apa kek"
"Coba deh kamu buang semua rasa malu kamu, terus kamu teriak apa yang pengen kamu ucapin"
Shani pun mulai menarik napasnya. Bersiap "AAAAAHHHHH GRACIA KAMU HARUS TAU, AKU GAK BAKAL LUPA SAMA KAMU. SEMOGA BAHAGIA SAMA TUTUP BOTOL MIJON ITU"
Vino berjengit kaget. Ternyata Shani bisa sekencang itu kalau berteriak. "Gimana? Udah lega? "
"Enggak, tenggorokan aku malah sakit. Udah ah gak ada gunanya aku manggil kamu kesini. Aku mau pulang aja" sumpah yah ini makhluk model begini kok masih hidup gituloh.
"Laaahh salah gue ya? "
Hhhhh sudahlah guys. Shani butuh waktu sendiri. Kita doain aja semoga gak sampek nyilet nadi.
-----end---
KAMU SEDANG MEMBACA
Greshan free area (Oneshoot Compilation)
Hayran KurguArea bebas Gracia dan Shani.. Kepo?? Wajar, kan manusia. Silahkan mampir. Semacam Oneshoot dan lainnya