Bu Shani

6.7K 391 36
                                    

"Kamu itu udah kelas tiga, rubah sikap kamu. Atur waktu kamu biar gak telat terus" terlihat di ruang BK seorang guru sedang menasehati muridnya. Sedangkan sang murid hanya senyum senyum sendiri saat dinasehati.

"Ibu Shani kalo marah marah gini makin cantik deh" ujar siswa itu pada gurunya yang sedari tadi menasehatinya, yang ternyata bernama Shani.

Shani hanya menghela nafasnya. Muridnya yang satu ini memang sudah berlangganan masuk ke ruangannya. "Saya gak marah, Sekarang kamu Gracia, keluar dari ruangan saya lari keliling lapangan 10 kali. Gak usah nawar, cepat!"

Sedangkan Gracia hanya tersenyum dan mengangguk, dia berdiri lalu meraih tangan Shani dan mengecupnya, tidak! itu bukan kecupan seperti seorang murid kepada gurunya. Tapi kecupan seperti seorang kekasih. Gracia lalu mendongak menatap Shani dengan kerlingannya.

"Sampai jumpa, bu guru cantik"

Lalu Gracia keluar dengan senyum yang tak pernah luntur. Rela gue setiap hari dihukum, asal ketemu bu Shani.

Bukan Gracia namanya jika mudah menuruti omongan orang. Dia bukannya menjalankan hukumannya, malah langsung berjalan ke kelas. Dia mengintip ke dalam kelasnya lewat jendela. Saat dilihatnya tidak ada guru, dia langsung nyelonong masuk dan melempar tasnya ke bangkunya.

BRAK

Sontak saja Aurel, teman sebangkunya jadi kaget. "Eh, pagi pagi udah ngagetin gue lu. Untung gue hari ini lagi baik karena gue mau nyontek pr lu hehehe"

Gracia hanya mendengus malas. Meskipun dia bandel, dia tidak pernah lupa dengan kewajibannya. Bahkan dia tergolong pintar di sekolah ini. Dengan tanpa dosa apalagi pahala, Aurel segera mengobrak abrik tas Gracia dan mencontek pr nya.

Aurel yang melihat Gracia senyum senyum sendiri jadi heran, dia lalu menghentikan kegiatan menyalin jawaban Gracia. "Lu napa senyum sendiri dah? Gak salah makan kan? Gue jadi takut"

Dengan senyum masih menghiasi wajahnya, Gracia menjawab. "Bu Shani makin hari makin cantik ya. Gak papa deh gue setiap hari telat, asal ketemu dia setiap hari"

"Oh, jadi ini alasan lu telat setiap hari. Pantesan, dulu kan lo gak pernah telat. Tapi semenjak ada guru itu lu jadi sering banget telat. Gila lu, emang nih ya cinta itu buta dan tuli. Gak nyadar lagi naksir guru sendiri lu?" ceramah Aurel panjang lebar.

Tapi Gracia hanya menatap Aurel malas. "Udah deh lo diem aja, cepet selesaiin tuh pr lo. Ganggu khayalan indah gue aja. Lagian gue gak buta, gue masih bisa lihat wajah cantik bu Shani"

Aurel memilih diam, kalo diterusin bisa gak selesai nih pr nya. Udah mah nyontek, masih rame lagi.

*..*

Suasana di kantin memang selalu ramai saat istirahat. Saat ini Gracia fokus menyantap bakso pedasnya, sampai suara seseorang mengganggunya.

"Aduuhh ada yang makannya lahap banget nih. Dirumah pasti gak enak makan ya, karena orang tuanya berantem terus karena bokapnya selingkuh"

Itu suara Dito yang mengejeknya. Bahkan kantin jadi hening karena suara Dito mencuri perhatian hampir seluruh pengunjung kantin. Dia diam saja dan memilih memakan baksonya.

Melihat Gracia hanya diam, Dito tak puas. "Udah mah ketahuan, masih gak ngaku lagi"

Aurel yang semeja dengan Gracia jadi geram sendiri, dia lalu mendatangi meja Dito. "Lo ada masalah apa sama Gracia? Gue tau lo sedari tadi nyindir dia kan?"

Dito hanya tertawa remeh. "Dia udah nuduh gue naroh kamera di toilet cewek. Gara gara dia gue di hajar bokap gue"

Gracia akhirnya tidak tahan dan mendatangi meja Dito. "Gue gak nuduh, tapi gue ngelaporin elo. Nuduh macem apa yang punya bukti kayak gue. Kalo gue cuman nuduh gak mungkin elo diskors kan?"

Greshan free area (Oneshoot Compilation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang