Warning!!!!! 18+Gracia menghembuskan nafasnya berkali kali.
Tarik nafas Gre, jangan sampai kau menghancurkan hari yang selalu ditunggu oleh orang yang kau cintai.
Gracia tau, dia pasti terlihat bodoh sekarang. Dengan dada membusung dan menarik nafas berkali kali. Tapi hey, siapa yang tidak gugup di hari pernikahannya.
Semua orang sudah berkumpul di gereja, duduk di kursi kayu panjang menghadap sebuah altar. Yang Gracia berdiri disampingnya.
Perlahan musik yang merdu pun mengalun, mengantarkan alunan alunan surgawi. Semua mata menoleh ke arah pintu saat itu terbuka.
Untuk sesaat dunia seolah terhenti untuk Gracia, nafasnya terasa sesak penuh kebahagiaan yang dinanti. Shani-nya terlihat semakin mengagumkan saat ini, tak ada kesan berlebihan pada gaun yang dikenakannya. Dengan tangan kanan memegang buket bunga berwarna putih dan tangan kiri mengamit lengan sang ayah.
Dilihatnya Aurel yang berjalan di belakang Shani, memastikan ekor gaun itu tetap indah saat membelah karpet Gereja.
Ketika mereka sampai di bawah altar dan sang ayah melepaskan Shani, Gracia tidak pernah lebih bangga dari hari ini. Gracia pun menggandeng Shani untuk berlutut di depan pastor. "Terima kasih"
"Untuk menjadi pendampngmu?"
"Untuk selalu bersabar dengan aku selama 6 tahun ini" Shani tersenyum. "Dan sudah berlutut disampingku hari ini"
Mereka pun mengucapkan janji setia dihadapan semuanya, Tuhan, pastor dan lainnya. Perlahan tapi pasti Gracia memiringkan wajahnya dan mengecup Shani, ini memang bukan ciuman pertama keduanya. Tapi tak ada yang lebih manis dari kecupan mereka hari ini.
"Jangan menangis" Gracia mengusap air mata Shani. 6 tahun dia berjuang bersama Shani. Memperjuangkan cinta yang tidak semua orang menerima. Jatuh bangun mereka lalui, bahkan Gracia pernah sampai koma karena dihajar ayah Shani.
Kini semua doa dan perjuangannya berbuah manis. Orang yang sangat dicintainya menjadi pendampingnya, semoga untuk selamanya.
*..*
Setelah itu mereka memutuskan untuk kembali ke hotel di Amsterdam. Ya, mereka menikah di Belanda. Kalian tentu tahu alasannya apa. Mereka tidak melaksanakan resepsi, karena hanya keluarga inti saja yang diundang. Tak semuanya harus diumbar kan, yang penting sah.
Shani tertawa saat pintu lift terbuka. "Kamu tau, anak koh Henri tadi menangis setelah kita pemberkatan"
"Kenapa?"
"Karena saat kamu cium aku, dia pikir kamu akan memakanku hahaha" sungguh Gracia akan rela melakukan apapun agar senyum itu tetap terkembang di bibir manis itu.
Saat sampai di kamar mereka saling melemparkan tatapan penuh arti. Seakan mengatakan 'hey you, what next?'
Gracia berinisiatif memecah kesunyiannya. "Coba hadap sana, aku bukain gaunnya. Nanti gantian"
Shani pun berbalik dan membiarlan Gracia membantunya. Saat gaun Shani sudah terlepas, yang menyisakan underwear saja, Shani berbalik. Menatap Gracia yang menunduk, lalu dia mengangkat dagu Gracia.
"Aku udah sah milik kamu, ngapain nunduk?"Gracia memang selama ini selalu menjaga Shani, bahkan dari nafsunya sendiri. Dia punya prinsip jangan merusak apa yang paling kamu cintai, sebelum kamu memastikan dia jadi masa depanmu. Dia sering kewalahan saat dulu Shani terang terangan menggodanya.
Shani membalik badan Gracia dan membantu melepaskan gaunnya. Tidak seperti Gracia yang malu malu, dia bahkan terang terangan memandang body Gracia yang asdfghkkl.
KAMU SEDANG MEMBACA
Greshan free area (Oneshoot Compilation)
FanficArea bebas Gracia dan Shani.. Kepo?? Wajar, kan manusia. Silahkan mampir. Semacam Oneshoot dan lainnya