Like a Flowing Wind

2.6K 207 13
                                    

Aku terlalu terpukau menatapmu, hingga tak sadar bahwa bola maut sedang menuju ke arahku dan menghempaskan wajahku.

Sore ini club bola volly ku akan melakukan pertandingan persahabatan, dengan club yang anggotanya adalah temanku semasa SMP dulu. Siapa ya namanya, oh iya Anin. Setelah mengencangkan tali sepatuku, aku segera berdiri dan berlari menuju lapangan. Jarak lapangan dari rumahku tidak terlalu jauh juga sih, jadi mendingan lari sekalian pemanasan kan.

Saat sampai di lapangan, Penglihatanku seketika memburam, melihatmu disudut lapangan itu sedang melakukan pemanasan dengan teman se timmu. Aku terpaku di tempat saat Netra ini selama empat tahun lamanya, kembali menatapmu dalam jarak sedekat ini.

Segera saja kulangkahkan kakiku dan menuju ke arahmu, ah ke arah temanmu juga sih hehe. "Greeee, Aniiiiiin." panggilku dengan riang.

Gracia dan Anin menerobos net dan berlari ke arahku. Mereka memelukku dan tertawa. "Waaahh udah lama banget kita gak ketemu, dan sekarang kita ketemu di tengah lapangan gini." Anin berkata sambil masih bergelayut di tanganku.

Sedangkan aku, masih menatap Gracia yang masih setia dengan senyum manisnya. "Iya, lama sekali hingga aku merasa hanya aku yang tidak berubah." jawabku tanpa melepaskan pandanganku darinya.

Gracia menyedekapkan tangannya dan menatapku. "Gak berubah apanya sih? Orang keliatan makin tinggi gitu. Dulu kan kita hampir sama."

Iya juga sih, dulu tinggiku dan Gracia tidak jauh beda. Tapi sekarang sepertinya agak jauh.

Setelah melakukan perbincangan singkat, aku berpisah sebentar dengan mereka karena aku berbeda tim dengan mereka. Jadi sore ini dilapangan yang sejuk, segala sesuatu tentang kenangan dulu dimasa putih biru kembali berputar.

Flashback

"Woy Gre, MTK nomor 13 apaan?" bisikku karena ini sedang ujian woy dan aku nyontek.

Gracia menaruh dua jari kirinya di atas meja, yang artinya adalah jawabannya B.

Aku segera mengisi kolom jawaban dan bernafas lega, daritadi kek Gre nyontekinnya.

Saat keluar ruang ujian, Gracia menghentikanku. "Apa?"

"Kalau gitu nanti pelajaran lain aku nyontek ya kalau gak bisa."

Aku mengacungkan jempolku. "Siap, santai aja kalau sama Shani mah."

Setelah ujian, aku dan Gracia segera latihan. Aku dan Gracia berada di kelas khusus atlet, jadi meskipun ujian kita tetep ada latihan.

Saat aku sudah ada di lapangan basket, aku menoleh ke arah lapangan Volly. Wah lihatlah, betapa makin bersinar dan indahnya ciptaan Tuhan itu. Melihat Gracia keringetan dan diterpa mentari sore. Ah andai saja aku cowok, pasti udah aku jadiin pacar tuh si Gre.

Waktu demi waktu berlalu, kelas dua dan kelas tiga aku tidak sekelas lagi dengan Gracia. Karena aku keluar dari tim basket dan memilih ikut pecinta alam.

Kedekatan kami menyusut seiring dengan kesibukan kami. Aku yang sibuk kesana kemari dengan ekskul PA dan dia yang sibuk turnamen ini dan itu.

Hingga suatu saat, di sekolah tersebar bahwa Gracia sudah menjalin hubungan dengan dengan salah satu senior basket ku. Kak Nino.

Greshan free area (Oneshoot Compilation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang