bab 8

396 28 0
                                    

rey membeku di tempat. duduk sambil menundukkan kepalanya. menghindari tatapan mematikan Violetta. dorm mulai ramai. beberapa saat lalu leon dan nico baru saja pulang dari kelas siangnya yang baru selesai sore tadi.

keringat dingin membanjiri pelipis rey. gadis di depannya itu menatapnya seolah ingin memakannya bulat-bulat.

"ada apaan nih? kok rey duduk di lantai?" ucap leon.

kevin menghela napas "yah.. palingan masalahnya gak beda jauh dari fenomena rey yang tiba-tiba jadi dermawan gitu" nico mengangguk paham.

gadis itu berjalan mendekat "kamu!! kenapa bilang gitu sama dia hah?!" violetta mencubit kedua pipi rey kesal. membuat laki-laki itu meringis kesakitan sambil memohon untuk di lepaskan.

"tau gak. ucapanmu itu nurunin derajatku BEGOREYHAN!! kesel! kesel! pengen aku buat melar nih pipi iishh.." gerutu violetta. nico dan glen yang melihatnya tertawa kecil. levy sendiri tersenyum senang di tempatnya. kevin sibuk membuka majalah, selalu sibuk dengan berbagai jenis buku. leon, laki-laki itu tengah disibukkan untuk memilih minuman soda di lemari es.

"ssollly.. solly.. hak akhu uwagin agi dheh (sorry.. sorry.. gak aku ulangin lagi deh)" ucap rey tidak jelas.

"phuft...haha.. ngomong apaan kamu rey?" tawa leon seketika pecah mendengar permohonan adik kecilnya itu. menyeka sudut matanya yang berair.

"haha rey-hyung jadi ngegemesin deh" tambah glen.

rey mengelus pipinya yang memerah. mengeluh pelan. "sakit tau. gak punya perasaan! kalian lagi, bukannya bantuin malah ngetawain" gerutunya.

"hah?! terus kamu yang ngomong seenaknya itu, emangnya mikirin perasaan aku juga heh?!"

laki-laki itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal sambil tersenyum kecil.
"sorry hyung. sumpah, ini kejadian langka. aku gak ada niatan untuk ngelewatin hal ini" ucap glen.

"thinkerbell??" ucap rey sambil menunjukkan puppy eyesnya. gadis berkucir kuda itu menghela napasnya "oke.. kamu boleh ngomong sama dia kalo aku pacarmu"

"hah? serius? thanks think.. kalo bukan kamu aku pasti gak akan mau ngakuin siapa pun jadi pacar aku. thanks banget"

"yah.. ya.. udah lah gak usah lebay. tapi sebagai gantinya.. perpanjang jadi pelayanku oke?! sebulan" ucap violetta sambil mengedipkan matanya.

"hah? sumpah demi apa? sebulan? kamu yang asisten, kenapa aku yang jadi pelayan kamu?!"

"yaudah kalo gak mau. gak papa kok, aku gak maksa. jadi, cari aja sana pacar bohonganmu di luar sana. pasti banyak yang bakal ngantri kan?!"

rey menundukkan kepalanya "iya deh gak papa. di luar sana bisa aja ada yang lebih parah, kayak sasaeng atau semacamnya" ucap rey lagi.

"cepet banget luluhnya rey" ucap levy. "tapi gak papa deh. bisa liat rey yang jadi pelayan. haha.. pasti lucu nih!"

nico menyeruput teh hangatnya, lalu memanggil violetta yang tersenyum puas dengan kekalahan rey.

"oh iya vio. kayaknya game center di deket stasiun itu udah buka deh. dengar-dengar hadiahnya ada yang figur anime untlimeted edision loh. hmm.. mau keluar? refreshing? aku yang bayar nih. mau gak?" tawar nico yang sudah akrab dengan violetta seiring berjalannya waktu.

violetta terpaku di tempatnya. wajahnya merona. fikirannya entah beterbangan kemana. terjun bebas di dunia fantasinya. levy menjentikkan jarinya di depan gadis itu "b-beneran oppa? i-ikut! aku mau ikut! ayo berangkat sekarang!"

"eh.. aku ikut dong hyung" seru kevin. "buku yang satu ini hampir beres aku baca semua, katanya edisi terbarunya udah keluar tiga hari yang lalu"

leon menepuk keningnya "ya ampun vin. kamar udah kayak perpustakaan aja masih doyan beli lagi, aduh vin, bingung aku sama kamu ini. gak ada bosennya pacaran sama buku, kayaknya masih normal rey yang gak ngerti perasaan cinta. eh.. sebelas dua belas sama kamu ding"

My First Love Is Otaku -desuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang