bab 16

307 23 1
                                    

hari semakin malam. bintang sudah bertaburan menghiasi langit gelap. lampu-lampu jalanan di hidupkan. restoran ramai akan pengunjung. beberapa pasangan tampak berjalan bersama sambil bercanda tawa. para orang-orang penghibur keliling mulai mengeluarkan bakatnya. mulai dari menyanyi, bermain musik, dance, dan lainnya yang menarik perhatian para pejalan kaki. biasanya jika ini malam minggu akan lebih ramai karena di malam akhir pekan para pelajar biasa menghabiskan malam minggu mereka untuk berkeliling kota.

trak..
mangkok berisi sisa kuah makanan itu terjatuh dan menumpahkan isinya ke sekitar lantai.

"hei.. hati-hati nanti kita gak pergi-pergi dari tempat ini" ucap rey mengingatkan. violetta menatapnya dengan cengiran.

"hehe.. maaf-maaf gak sengaja. aku ambil lap dulu ya"

rey mengangguk dan mengambil plastik besar yang sebelumnya di jadikan wadah makanan yang dibawa managernya tadi. lalu memasukkan sampah makanan mereka kedalam sana dan mengikatnya.

laki-laki menghela napas. lalu menyeka keringat di pelipisnya. violetta kembali dengan lap di tangannya lalu mengelap bagian yang terkena kuah tadi.

suara pesan terdengar dari ponsel rey. "haish.. ini orang manas-manasin aja. pake ngirim video lagi di karaoke lagi" umpat rey.

"mana liat?!"

"nih! ngeselin kan?" ucal rey lagi.

violetta mengangguk. "jahat banget. sedangkan kita harus jadi pelayan yang ngebersihin bekas makanan tadi" gerutunya.

rey baru saja hendak menoleh ke arah gadis itu. sebelum akhirnya merasakan hembusan nafas yang mengenai pipinya lalu membuang muka.

violetta sendiri masih tetap berada di posisinya. rey duduk di sofa, sedangkan dia berdiri sambil menunduk di sebelahnya.

"kenapa?"

"mukamu kedeketan tau!"

violetta yang salah tingkah lalu mengangkat tubuhnya dan berjalan kikuk ke arah sampah yang sudah di rapihkan itu.

flasback on
"enak banget om. pinter deh milihin makanan kesukaan kita" ujar kevin sambil menunjukkan kedua ibu jarinya. laki-laki yang selalu terkesan diam karena sibuk dengan buku itu kini tampak ceria dan sedikit lebih ribut dri biasanya.

"iya, lain kali bawa yang lebih banyak ya om" tambah glen yang tersenyum seperti anak-anak itu.

"dih anak-anak ini"

ken menepuk pundak tian. "ada benernya juga. sering-sering gini ya, biar aku bisa lebih hemat"

"situ iya hemat. aku yang rugi dong traktir kalian mulu"

seketika ruangan buncah oleh tawa orang-orang di dalamnya. entah ide darimana tiba-tiba saja tian mengucapkan hal menyebalkan sekaligus menyenangkan itu. "hei.. apa kalian mau ke karaoke?"

"beneran? tapi om yang bayar ya"

"iya-iya mumpung lagi baik nih"

"kalo gitu let's go!" sahut ken yang sudah bersiap.

"tapi apa mau main gunting, batu, kertas? yang kalah kita suruh beresin ini semua. jadi dia bakal dateng terakhiran, setuju?"

leon menggaruk tengkuknya. "apaan itu? gak seru lah kalo sampe kalah"

"ide yang bagus" gumam ken.

"baik. dua yang kalah tetap di sini ya! gunting, batu, kertas!"

flasback off

gedung sudah tampak sepi. lampu-lampu sudah banyak yang dimatikan. mungkin hanya beberapa pekerja yang masih setia berada di tempatnya ini sampai jam 9 lebih seperti ini.

My First Love Is Otaku -desuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang