bab 15

281 21 0
                                    

jam sudah menunjuk pukul 15:45. matahari sudah tidak terlalu terik. ketiga laki-laki itu keluar dari sebuah mini market dengan kantong plastik di masing-masing tangan mereka. setelah memesan makanan lewat telpon ketiganya berlanjut ke minimarket untuk membeli beberapa camilan yang menjadi belasan karena tergiur hawa nafsu.

tidak lupa masker, topi, dan jaket yang menutupi identitas mereka. leon menghela napas "huh.. kayaknya besok aku harus nge'gym dulu deh" keluhnya.

"hmm.. padahal mau diet" tambah rey.

"kita liat dulu. disini ada keripik kentang, keripik singkong, terus.. wafer coklat dan keju. minuman soda juga ada. belum di kresek yang kalian pegang. kita beli kebanyakan. mungkin kita butuh lari semaleman di atas treadmill" ujar kevin.

"semaleman? enggak! bisa pingsan aku. tapi kalo gitu harus ngerelain camilan ini dong. padahal lagi pengen banget makan ini semua"

"sabar hyung, tapi harus kita relain" rey menepuk pundak leon sambil menunduk. "gimana kalo kita bagi-bagi sama kru. temen-temen pasti setuju"

"ide bagus tuh" jawab kevin sambil menaiki tangga menuju lantai dua. ruang studio berada di lantai dua yang membuat mereka lebih memilih menaiki tangga dari pada lift.

suara teriakan glen tersengar sampai tangga. ketiganya saling tatap lalu berlari ke arah ruang istirahat para member. dilihatnya pemandangan dengan adegan berpelukkan di depan sana.

"siapa kamu berani-"

leon menarik tangan rey dan kevin yang secara refleks berjalan mendekati violetta dan laki-laki itu.

laki-laki bermata abu-abu itu melepaskan pelukannya. menatap gadis di depannya yang masih melamun. "ehm.. jangan kebanyakan melamun berry" ucapnya sambil mengacak rambut violetta. "gimana? kamu udah inget aku? berry?"

nico berjalan mendekati laki-laki itu. menarik kerahnya dengan wajah yang merah padam. menahan kesal.

"gilbert" ucap violetta pelan. namun berhasil menghentikan emosi nico yang hendak memukulnya.

***

gilbert menutup wajahnya dengan kedua tangannya. tertawa senang. "haha.. maaf ya tadi bikin kalian kebingungan gitu. namaku gilbert. and aku temen masa kecilnya violetta" sapanya pada anggota aixstar yang duduk berbaris. levy yang tadinya kebingungan dengan kehadiran gilbert mengangguk paham.

violetta meninju lengan gilbert yang membuatnya meringis sakit. "kamu kok kesini gak bilang-bilang sih?! nyebelin!"

gilbert terkekeh sambil mengacak rambut gadis di sampingnya yang dihadiahi tatapan mematikan "sorry-sorry. kan biar surprise"

"jadi, kejutan yang kata ayah itu kamu"

laki-laki itu mengangguk membenarkan. lalu memakan camilan yang tadi di bawa rey, leon, dan kevin.

"kalo gitu. aku sama levy ke bawah dulu ya. kayaknya pesanannya udah sampe" ucap leon yang diikui levy di belakangnya.

"ngomong-ngomong siapa berry itu?" tanya glen. gilbert terkekeh. menyeka sudut matanya. "maksudnya violetta. itu panggilan kesayangan buat dia" jawabnya sambil mengelus rambut panjang gadis itu yang diurai.

"ish gil. jangan buat ulah deh" violetta menyingkirkan tangan gilbert dengan kesal.

"kenapa berry?" tanya glen lagi yang masih penasaran.

"mau tau?" glen mengangguk mantap dengan wajah serius. "haha.. sebenernya ini lelucon waktu kita masih kecil. waktu itu kami masih kelas 4 SD. aku lumayan suka banget gangguin dia. violetta ini suka banget buah berry. semua jenis berry kayak anggur, leci, blueberry, dan lainnya. tapi dia paling suka rasberry. katanya sih baunya harum. kalo kalian gak percaya deketin dia geh. pasti kalian bakalan nyium bau rasberry" seru gilbert.

My First Love Is Otaku -desuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang