bab 13

506 27 0
                                    

weekend. hari yang paling di tunggu banyak pelajar untuk sekedar liburan refreshing fikiran mereka. melakukan banyak hiburan atau mungkin kegiatan biasa seperti bersih-bersih atau hal lainnya.

dorm terasa hening. violetta baru saja selesai membantu yang lainnya seperti membantu bersih-bersih, memasak, ataupun menjemur pakaian mereka.

dan kini berakhir di kasur empuknya yang nyaman. gadis itu menutup matanya rapat. perasaan hening ini terasa menyenangkan. seolah tidak pernah terjadi apapun sebelumnya. melupakan kejadian ancaman kemarin, waktu bukunya yang hilang, bahkan insiden loker itu. ancaman itu bukan main-main.

"mereka minta aku jauhin begoreyhan. tapi kenapa? tentu saja karena mereka fans dia kan. hah... gak perlu di tanya juga udah tau jawabannya" gumamnya lalu menatap atap kamarnya yang terkena cahaya pantulan matahari. pintu kaca ke arah berandanya terbuka. membiarkan angin berhembus masuk ke dalam kamarnya.

"apa itu yang namanya sasaeng? mungkin. bikin repot aja"

tok-tok-tok..
"vio.. ini nico. boleh kita ngobrol sebentar? ada hal penting yang harus aku sampein ke kamu"

gadis itu beranjak dari posisi nyamannya. dan berjalan keluar kamar. menatap nico dengan senyuman. laki-laki menyodorkan sebuah amplop ke arahnya.

"a-apa ini?"

"gaji pertamamu! selamat ya. kamu udah nunggu ini dari lama kan"

violetta menelan ludahnya susah payah. wajahnya merona dengan tangan bergetar. mengintip sedikit isi amplop itu. lalu menatap nico dengan wajah tegang.

"kenapa? apa isinya kurang?"

violetta menggigit bibirnya sambil menggeleng. lalu melompat kegirangan. "yeay.. gaji pertamaku.. akhirnya tiba juga hari ini. aku seneng banget!"

levy yang mendengar teriakan violetta mengintip dari balik tembok. "he.. selamat ya. kesan pertama itu emang bikin seneng banget kan?!"

"iya! aku bisa ngelakuin banyak hal sepuasku. keinginanku yang pertama, game center, figur anime, konsol game baru, yang paling penting beli kuota buat download video anime, streaming sepuasnya, bener juga.. beli komik, novel juga boleh. apa lagi ya?"

"tenang vio tenang.." ucap nico yang melihat violetta yang mulai tidak terkendali.

"dan uang tersebut akan berakhir dengan habis tanpa tersisa dalam durasi kurang dari satu hari. dan sang gadis pun menangis tersedu menyesali kelakuan ganasnya" ucap rey yang seolah tengah membacakan narasi sebuah cerita. laki-laki itu menyandarkan badannya di sofa sambil menutup mata.

"ganas?! gak usah ikut campur begoreyhan!"

"tapi ucapanku bener kan?! kamu bakal nyesel kalo gak dengerin ucapanku barusan"

violetta membungkam mulutnya. menunduk sambil menggigit bibir. "iya-iya"

"terus jadi pengen beli gak barang-barang yang kamu sebutin tadi?" tanya levy menyadarkan.

"jadilah! tapi aku harus nulis daftar belanjaannya supaya gak kelabasan. mungkin konsol game gak perlu deh, soalnya cuman bikin sempit kamar aja. hmm.. satu-dua komik aja. intinya figur anime sama kuota itu prioritas utama" jelasnya detail sambil mencatat di secarik kertas.

"hmm.. kalo gitu aku boleh ikutan?" tanya leon yang entah sejak kapan mendengarkan ucapan mereka. laki-laki itu mengelap rambut basahnya menggunakan handuk kecil.

"tentu! dan begoreyhan kamu juga ikut!"

"hah?! kenapa aku harus ikut!"

violetta memincingkan matanya dengan tatapan dingin dan kegelapan seolah menyelimutinya. "kamu kan masih pelayanku. dan lagian ini hari terakhir loh. jadi..."

My First Love Is Otaku -desuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang