bab 26

287 28 7
                                    

satu minggu sudah berlalu sejak kejadian itu. esoknya violetta sudah sadar dengan beberapa memory buruk yang jelas membuatnya trauma. tapi beberapa pengobatan jelas membantunya bangkit dari keterpurukan.

ruang rawat inap itu tampak sepi. cukup suara musik dari headset dan setumpuk komik terbaru pemberian Gilbert yang membuat gadis itu cukup betah di sana.

satu minggu di sana sungguh membosankan. bahkan dia memaksa memakan ramyeon atau samyang yang langsung di tolak mentah-mentah dari ayahnya, grey. grey bahkan menghentikan segala kesibukannya dan pulang ke korea demi putrinya itu.

cklek..

"asisten tercantik ku..." teriak levy yang membuka pintu dengan tiba-tiba dan tanpa ketukan.

leon menarik Hoodie yang di pakai levy. "yang sopan lev. lagian ini dirumah sakit"

"halo vio. apa kabar?" tanya kevin lalu meletakkan sekeranjang buah di meja kecil dekatnya.

"lebih baik dari kemarin tentunya!" jawabnya bersemangat.

"liat aja dia udah sanggup baca sebanyak itu. berarti dia udah sembuh" ucap kevin sambil terkekeh. mungkin sifat rey sudah menular pada laki-laki itu.

"ayolah vio cepet sembuh. dorm sepi gak ada kamu. gak ada yang berantem lagi hehe" ujar levy sambil mengintip beberapa komik gadis itu.

"iya kasian rey galau" tambah nico.

violetta hanya tertawa sambil meletakkan bukunya diatas pangkuannya. rasanya sudah lama sejak terakhir mereka berkumpul dan menghabiskan waktu bersama. hanya saja.. kenapa rasanya ada yang kurang?

"di mana rey?"

"rey... dia..." nico menundukkan sedikit kepalanya. rasanya ada yang janggal.

"dia di RS juga kok. cuma.. dia belum bisa ke sini"

"dasar cowok itu, gak punya perasaan banget!" kesal violetta. leon yang sedang mengupas apel hanya terkekeh mendengar nya.

jendela besar itu sedikit di buka lebih lebar. semakin banyak angin yang masuk. "kamu tau vio"

"hm?"

"rey yang nyelamatin kamu dari perempuan gila itu" ucap kevin dengan menatap pemandangan di luar.

gadis itu membulatkan matanya. dia sama sekali tidak ingat akan kehadiran rey hari itu. terakhir yang dia ingat Gilbert lah yang menolongnya.

tapi kalau rey yang menolongnya dan rey ada di rumah sakit itu. kenapa laki-laki itu tidak datang menjenguknya. kenapa sekalipun bahkan hanya suara tidak pernah di dengarnya.

rey... ada apa sebenarnya dengan laki-laki itu.
***

hembusan angin dari atap menerpa kulit. udara sore yang semakin dingin. langit jingga. suasana itu entah mengapa mengingatkan nya pada hari itu, di atas atap. dimana dia menghabiskan waktu memakan ice cream bersama laki-laki menyebalkan itu.

"apa kamu kedinginan? kita bisa masuk sekarang kalo kamu mau" ucap Gilbert. laki-laki itu tersenyum menatapnya.

violetta menggeleng sambil menatap kursi roda yang dipakainya. dia memang masih belum bisa berjalan lancar. setelah sadar dia masih butuh pengobatan sampai cukup pulih untuk jalan. terlebih beberapa kakinya yang sedikit melebam karena tendangan wanita ganas itu.

gilbert menunduk demi menatap wajah teman masa kecilnya itu.

"vio.. menurut kamu selama ini ada aku di dekat kamu. aku ini apa bagimu?" tanya Gilbert tiba-tiba.

"ahaha.. apa sih gil. kamu itu teman terbaikku. kamu selalu ada buat aku, bantuin aku dari kejahilan anak cowok waktu kita kecil, kamu juga selalu jadi orang pertama yang ulurin tangan buat aku kalo aku terpuruk. kamu yang ter the best friend pokoknya"

My First Love Is Otaku -desuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang