bab 25

251 22 4
                                    

teriakan lantang itu lantas membuat gerakan tangan ke empat gadis itu terhenti. keempat nya menatap dalam diam laki-laki di depannya.

"vio! kamu gak papa?"

violetta hanya bisa diam merasakan sentuhan laki-laki itu yang membelai wajahnya yang tertutup rambut. suara yang lembut dan menenangkan.

"gilbert.." gumam gadis itu.

"iya vi aku disini!"

"kalian!" bentak gilbert dengan tatapan tajam. "apa yang kalian lakuin hah?!"

"kami?! kami cuma ngasih pelajaran sama dia! supaya dia gak sok cantik dan dengan seenak jidat ngedeketin rey!" seru zena ketua geng itu.

"biar dia kapok dan sadar diri!" tambah isla.

"kalian tau, ini tindakan kriminal! aku bisa tuntut kalian sekarang juga!"

"tuntut aja kalo kamu masih bisa keluar dengan selamat dari tempat ini, asal kamu tau aja, dua dari kami paham betul bela diri"

gilbert menggerakkan giginya. dia tidak perduli jika perempuan di depannya ini paham bela diri atau apalah, rasanya ingin dia hancurkan orang yang membuat violetta sampai seperti ini. dia kesal, dia marah. tapi yang terpenting saat ini adalah gadis di depannya. gadis itu.. hanya dia.

"sekali lagi kami peringatin jangan deketin rey, dan kamu! jangan sok berkuasa deh anak baru. mau kamu itu terkenal di sekolah ini pun, kamu gak ada apa-apanya di banding prince kami!"

"jangan sok berkuasa ngelakuin ini itu, beraninya lagi ngancem kami! kamu tuh gak berpengaruh apa-apa di sini, mau sok ngelaporin kami lagi cih" ucap isla dengan tatapan mata yang merendahkan.

"terus kalo aku yang ngelaporin kejahatan kalian, kalian mau apa?!" ucap suara lantang itu.

suara tegas yang membuat semua mata memandang ke arahnya. siapa lagi kalau bukan rey. laki-laki itu di sana. Dengan tatapan setajam pisau, tatapan yang jarang ia tunjukkan untuk orang lain.

rey menatap violetta yang sudah diambang kesadarannya. lalu berdecak.

"hyung.. akhirnya berhenti juga, aku udah ngejer-ngejer dari tadi. tapi kok! ini toilet perempuan! toilet laki-laki di sebelah, duh bisa kena amuk nih! jiwa polosku bisa tercemar" ucap glen yang ada di belakang rey.

"gil, tolong kamu bawa thinkerbell pergi dari sini. mereka...." ucapnya dengan jeda yang cukup lama.

rika, zena, isla, dan emi tampak menahan kegugupan dan ketakutan yang menyeruak keluar. rasanya dunia akan runtuh melihat laki-laki itu dengan tatapannya. mereka berani bertaruh, rey tidak akan menatap mereka seperti fans nya yang lain. apalagi menjadikannya fans special.

"mereka urusanku!"

tanpa di suruh dua kali gilbert langsung membopong violetta pergi diikuti tatapan glen dan beberapa murid yang penasaran akan kegaduhan di toilet wanita itu. terlebih rey dan glen yang memasuki tempat itu pula.

"l-loh hyung,, itu.. vio.. kenapa? hyung! a-aku harus hubungin yang lain" seru glen dan pergi keluar untuk menelfon hyung lainnya.

"kalian! rika safitri.. Takahashi emi, gong isla, dan park nana"

"namaku zena, rey!" seru zena tanpa sadar dan langsung ciut saat menatap tatapan rey yang dingin itu.

"kalian tau apa yang kalian lakuin?! ini udah keterlaluan! mengancam orang! mengacak loker! dan saat ini! kalian fikir aku gak tau!"

"oh! jadi si centil itu yang udah ngasih tau kamu! emang pengecut!"

"gak usah bawa-bawa thinkerbell!"

My First Love Is Otaku -desuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang