bab 3 audisi kah?!

590 35 5
                                    

Matahari sudah mulai menampakkan sinarnya. Namun udara masih tampak dingin di luar sana. Suara siul burung di jendela kamarnya menyapa ramah di pagi akhir pekan ini. Gadis blasteran itu masih tampak meringkuk di kasur empuknya. Membungkus tubuhnya dengan selimut berwarna merah jambu miliknya.

Suara jam alarm miliknya kembali bergetar, memaksa mata yang tampak masih mengantuk itu untuk segera bangun dan menatap indahnya pagi dengan sinar hangat mentari. Violetta menarik tubuhnya. Menatap ke arah gordengnya yang masih tertutup rapat. Kemudian berjalan keluar kamar.

Langkahnya terhenti saat menatap ayahnya yang tengah duduk manis di meja makan dengan sebuah majalah di tangannya.
"Oh vio udah bangun, bikinin sarapan ya. Ayah minta pembantunya buat gak dateng pagi ini!" Violetta membulatkan matanya. Mengacak rambut panjangnya.

Dengan cekatan violetta hanya mengangguk lalu langsung membuat sarapan untuk dirinya dan ayahnya. Beberapa saat kemudian jadilah 2 omelet buatannya.

violetta mengunyah lambat makanannya dengab fikiran yang beterbangan. menatap lurus ayahnya yang tampak menikmati masakannya "Yah.. apa ayah beneran soal kemaren?" Tanya violetta memastikan fikirannya sejak tadi. Glen mengangguk mantap dengan mulut yang masih penuh dengan omelet "tentu, ayah beneran kok. Kamu harus mandiri, seperti ini contohnya. Pembantu yang dateng pagi sama sore untuk beres-beres dan buat sarapan, ayah stop untuk hari ini. Ayah mau kamu ngeberesin semua pekerjaan dia atau cari pekerjaan paruh waktu. Masakan kamu gak buruk kok, malah enak banget..!" Ucap ayahnya sambil menunjukkan kedua ibu jarinya. violetta terbatuk mendengar penjelasan panjang ayahnya itu. kemudian meminum air putih miliknya dengan terburu-buru. ekspresi wajah yang tampak kecewa dan khawatir dengan nasibnya yang akan berubah mulai dari detik ini.

***

Violetta sudah rapih dengan pakaian barunya. Berkali-kali di telponnya ketiga sahabatnya itu dan tidak diangkat sampai sekarang. Dia sungguh membutuhkan solusi untuk masalahnya ini. Violetta mendecak kesal. Dia baru saja beberapa hari yang lalu pindah kesini dan dia sungguh belum mengenal banyak orang disini.

"Trus gimana nih. Gak bisa main game RPG terus nanti kuotanya abis lagi. Mau kerja sambilan juga masih belum tau arah jalan dan orang-orang di sekitar. Uhm.. pusing" violetta merebahkan tubuhnya. Berguling-guling di atas tempat tidurnya. Tiba-tiba saja pergerakannya terhenti saat mengingat sesuatu. "Oh ya.. kan ada paman ken! Aku minta solusi aja sama dia!" Seru violetta kegirangan.

Ken adalah paman violetta atau sepupu dari ayahnya yang tinggal dan berkerja di kota itu. "Iya violetta keponakan tersayang, kenapa kok sampai telpon pamanmu yang keren ini?" Ucapnya dari balik telpon sana. "paman ken.. aku minta usul dong, aku mau cari kerja paruh waktu" pinta violetta dengan nada yang sedikit manja dan memohon. "Untuk apa sayang..? ayahmu kan orang sukses, tinggal telpon aja minta transfer. kan selesai" usul ken.

Violetta menghela napas panjang lalu menceritakan kejadian sebelumnya kepada ken dengan rinci. Laki-laki itu hanya berdehem. "Baiklah.. kamu dateng aja ke tempat kerja paman. Nanti akan ku kirim. see you manis.." ucapnya lembut. percakapan itu terhenti saat salah satu pihak mematikan sambungan via telephone itu. violetta berjingkrak semangat dengan tersenyum senang.

akan kubuktiin sama ayah kalo aku bisa cari kerjaan dan aku bukan anak manja seperti yang ayah bilang.. gumam violetta dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya.

***

Hari ini seperti minggu-minggu sebelumnya. Suara hairdrayer dan spray rambut terdengar di ruangan hias itu. Tangan-tangan itu sibuk merias wajah serta rambut-rambut orang profesional itu. Hari akhir pekan ini anggota aixstar seperti minggu-minggu sebelumnya akan melaksanakan syuting live. Syuting tentang game-game yang sangat di gemari fans nya.

My First Love Is Otaku -desuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang