Lagi, sepertinya Rei benar-benar memerlukan air suci dan mantra penyembuh Ishikirimaru jika tidak ingin pikirannya keruh.
Mungkin memang suatu kelainan dari zaman ia SMP, tapi so far ia memang fujoshi. Jangan sampai para ksatrianya tahu, atau ia akan dipecat jadi aruji mereka.
Oh, tidak. Setelah sebulan sejak insiden di ruang makan, Rei sekarang memilih mempertahankan touken danshi-nya bagai keluarga. Semarah apapun, ia tidak tega mengkasari mereka.
Baginya, ini adalah cinta yang telah lama ia dambakan. Ah, jangan tanya, masa lalu manusia selalu lah begitu. Tumpang tindih, penuh noda dan kekelaman.
Apa yang bisa diharapkan dari 'mantan' keluarganya dulu? Ho, Rei hanyalah sampah di sana. Maka dari itu, setelah bertahun-tahun lamanya bertahan, Rei memilih mengakhiri segala kenangan bersama darah yang mengalir.
Sepertinya Kami-sama berbaik hati memberi gadis tersebut kesempatan kedua. Shiro-hime 'kebetulan' menemukan dia dan malah mengangkatnya jadi saniwa.
Apa, sih, yang tidak enak dari tinggal bersama puluhan laki-laki tampan, layaknya di Otome game? Yah, minus mereka pengangguran. Itu bisa dikesampingkan, oke.
Masalahnya, Rei bukanlah penganut reserve harem. Jadi yang terlintas di otaknya adalah betapa harmonisnya para toudan. Awalnya fujoshi-logic nya tidak kambuh selama enam bulan, tapi lain cerita ia bertemu Yuki lagi dan mulai dicekoki racun yaoi.
Jangan salahkan Yuki, salahkan setan yang terlalu lihai menggoda pikiran kotor Rei.
Rei memang tidak pernah cerita apa-apa tentang kehidupan barunya, ia tidak siap. Tapi godaan-godaan dari Yuki membuatnya tak habis pikir, dan beralih mencari asupan di tengah hiruk-pikuk aktivitas para penghuni benteng.
Bahkan, ia tak sanggup lagi bertobat, sebab terlalu banyak fanservice yang berseliwaran, membuatnya khilaf mata, hati, dan imajinasi berkali-kali.
***
Seperti momen ini....Rei---jika diperbolehkan---naksir dengan kakek tampan yang baru di dapatkannya susah payah setelah digarami RNG-sama terus selama dua minggu.
Siapa lagi kalau bukan Mikazuki Munechika, tachi bulan Tenka Goken penyegar mata. Biar tua, tetap awet muda, seksi, flamboyan, dan mempesona. Yah, singkatnya terlalu silau untuk kesehatan mata. Apalagi title-nya sebagai pedang tercantik di seluruh Jepang.
Rei diam-diam bersyukur karena sewaktu SMP ia pertama kali bertemu kakek tampan tersebut di Museum Tokyo. Dan yap, ia terpesona.
Jiji selalu bersama Kogitsune-san, di suatu saat tepat ketika saniwa itu memergoki mereka di beranda belakang.
Waktu itu ia baru saja diam-diam menonton anime yaoi yang disalin Yuki ke smartphone-nya. Dia mengagumi keakraban para kakek klan Sanjou tersebut, tapi tidak lagi setelah Jiji menyuapi dango terakhirnya ke mulut Kogitsunemaru.
Bingo!
Fujoshi-nya bangkit seketika. Dan selama satu jam kemudian, dengan wajah bersemu, matanya nyalang memperhatikan senda-gurau dua kakek tampan itu.
Astaga, Jiji benar-benar manis ketika bersama Kogitsune. Beda jika bersama yang lain, dia terlihat ukeable sekali Ya Tuhan...
Selama sehari itu, jika ada kesempatan dalam kesempitan, maka Rei akan curi-curi pandang pada Jiji dan Kogi yang kemana-mana always together. Untuk mandi sekalipun.
Alhasil, Rei menghabiskan waktu lebih lama di pemandian demi menguping mereka berdua. Pertanyaanya, kakek-kakek mana yang berendam berduaan di ofuro ketika malam mulai larut?
Esok harinya, malah pasangan burung bangau dan pangeran stoberi yang memenuhi isi kepalanya. Rei---sangat---tidak sengaja menempatkan Ichigo dan Tsurumaru untuk mengurus kebun berdua.
Ketika gadis itu melipir ke kebun untuk menghirup udara segar dan memetik beberapa tangkai kamelia, retinanya malah menangkap Tsurumaru yang menempelkan keningnya di dahi Ichigo, seolah hendak menciumnya. Plus dengan wajah kemerahan (entah efek panas matahari atau panas hati) dan mata terpejam.
FUJOSHI MANA YANG BISA BERFIKIR POSITIF? Katakan ada, maka RNG-sama niscaya memberkati.
Tidak sampai situ, ketika Tsurumaru mengajak adik-adik Ichi bermain petak umpet, ia dan sang mantan Tenka Hitofuri tersebut bersembunyi dalam lemari kosong di kamar Awataguchi.
Siapa tahu mereka tidak melakukan apa-apa, hayo? Dan Rei-lah yang membuka lemari tersebut, dikira ada sesuatu yang ia cari. Dan memang ada sesuatu.
Apa yang dilakukan mereka di dalam lemari ini, dengan posisi kedua tungkai Tsurumaru mengapit Ichigo?
Itu yang terlintas di benak Rei, yang kemudian buru-buru menutup lemari hingga rapat. Melupakan dua pria tampan yang butuh oksigen di dalamnya.
Oh, well, pipi Ichi bersemu kala tuan mereka itu membuka lemari dengan mata membelalak. Oke, dia blushing, kan?
***
Perut sang saniwa merengek minta diberi makan. Padahal saat jam makan siang, lambungnya telah mencerna habis bento buatan Shokudaikiri.Setelah menanyai---serta ikut bermain bersama---Tsurumaru dan Taikogane yang asyik mengisi TTS di majalah bulanan Citadel Raya, Rei ngacir menuju kamar Date-gumi.
Rei bersiul-siul kecil mengirim langkahnya, ketika tiba-tiba ia mendengar kegaduhan dari balik dinding kamar mereka.
"Hanashite! Aku tidak... Mau!" ketus Ookurikara. Suaranya gahar ketika marah.
"Ayolah, Kara-chan. Jangan malu, kau sebenarnya ingin kan? Hehe," kekeh Shokudaikiri.
Astaga--- Rei sudah membaca berbagai mantra yang mengalirkan dugaan positif ke otaknya, namun gagal.
"Lepaskan aku, Mitsu---"
"Jangan melawan, nanti sakit. Ini salahmu, lho."
Oke, sebelum terjadi hal yang (tidak) diinginkan, tangannya refleks membuka shoji. Dan...
Rei menatap sweatdrop dua toudan dari Date Masamune yang tengah berpose... Aneh. Ookurikara setengah bangun dengan punggung menempel di tatami dan tangan menutupi sebagian wajah. Sedangkan kedua tungkainya dipegangi di bahu Shokudaikiri, mengangkang.
Aruji muda ini benar-benar syok. Lalu dengan secepat kilat---menghindari keheningan mencekam---ia berbalik menuju kamarnya sendiri, dengan wajah memerah.
Sialan, MitsuKuri amat manis.[]
.
So? Iya, Aruji ini fujoshi akut stadium empat (●´・ω・)ノHarap maklum...
Berikut cover depan majalah bulanan Citadel Raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saniwa to Honmaru no Monogatari
FanfictionJangan lupa vote ya! X3 Ini adalah kisah sang saniwa yang harus merelakan masa remajanya untuk mengurusi lelaki-lelaki pengangguran dan menggali tanah mencari harta karun demi membayar pajak serta memenuhi kebutuhan tidak penting para toudan :'3