Musim panas hampir tiba!
Enaknya di musim panas begini pergi ke pantai bersama pacar atau kencan romantis di pulau tropis. Namun malang bagi Rei, musim panasnya dihabiskan dengan mengurus (lagi) pedang-pedang pengangguran.
Yuki memang mengajak Rei untuk liburan bersamanya ke Singapura tapi pekerjaan di citadel yang membludak memaksa Rei tinggal di rumah.
Lagipula ia harus tetap mengawasi kakek-kakek peliharaannya atau mereka akan berbuat yang tidak-tidak, seperti menghancurkan dapur atau memporak-porandakan kebun.
Mungkinkah benar kata orang-orang jika musim panas itu adalah musimnya jatuh cinta? Karena sepertinya banyak lopelope berterbangan akhir-akhir ini.
Jika Mikazuki dan Kogitsunemaru bermesraan saniwa tidak heran, mereka tak kenal waktu dan tempat. Tapi baru-baru ini Rei melihat Ookurikara dan Shokudaikiri berciuman di dapur. Tsurumaru dan Ichigo juga terlihat—ehem—jadi lebih dekat, terpegok saat Tsuru tertidur di paha Ichi ketika gadis itu melewati gazebo dekat rerumpunan bunga matahari.
(Rei sedang tidak ingin memikirkan masalah apakah Oodenta tertarik pada Maeda atau tidak—itu urusan Ichi menjaga adiknya)
Yang jadi masalah adalah Ookanehira. Tachi non-tenka-gagal-goken tersebut memang sensi pada pedang-pedang legenda tersebut. Tapi sepertinya hati Juzumaru yang lunak nan lembut berhasil menaklukan Okan. Pria merah itu patuh pada Juzumaru, sama seperti ia patuh pada kakaknya.
Rei tidak tahu sihir atau mantra apa yang membuat Okan jadi sekalem itu, ia pikir mungkin akan terjadi hal buruk. Okan yang kalem adalah sebuah peristiwa langka.
Mungkinkah ini pertanda bahwa benteng mereka akan diserang jikan shokogun? Atau akan terjadi badai musim panas yang hanya ada 1000 tahun sekali? Atau pertanda kemunculan kebishii di map 7-3?
Sang aruji pusing tujuh keliling, sudah memikirkan hal yang buruk perihal kalemnya seorang Ookanehira yang terkenal suka ngegas.
Dan lagi, sejak kapan Okan bisa seakrab itu dengan Tenka Goken tempaan Aoe? MEREKA LATIHAN BERSAMA—OMG.
Mungkin daripada misuh-misuh lebih baik Rei mengusut perihal perasaan Okan dan melayarkan 'kapal' baru.
***
"Aruji-sama...."
"Hm, ada apa Kasen?"
"Anda yakin ikut kami shitsujin?" tanya sang Kapten tim satu tersebut.
Rei menggendikkan bahu, "Aku sudah di sini. Mau apa lagi? Lagipula aku hanya mengawasi, tidak lebih."
Mouri memiringkan kepala, "Mengawasi apa? Ini kan, hanya sortie biasa. Menurutku tidak ada yang perlu Anda khawatirkan, ini juga bukan map midare."
"Melon sayangku, aku butuh lebih banyak informasi ke depannya. Juga untuk berjaga-jaga saja. Misi ini hanya dua hari, apa kalian keberatan membawaku ikut serta?" Gadis itu pura-pura ngambek.
"Haha—" Souza terkekeh, ia sudah tidak se-edgy pertama kali mendapatkan tubuh manusianya. "Kalau begitu izinkan saya melindungi Anda,"
"Jangan lupa untuk melindungi dirimu sendiri juga, Souza. Kalau begitu ayo pergi."
Sebenarnya sortie ini hanyalah kamuflase, karena Rei turut membawa serta pedang-pedang R5, Okan dan Juzumaru. Gadis itu sungguh gemas ingin mengkonfirmasi perasaan Okan terhadap sang Tenka Goken.
"Anda tidak seharusnya ikut misi ini, bukankah pekerjaan di benteng amat banyak, Tuanku?" Juzumaru angkat bicara—lebih mengkhawatirkan apabila terjadi anomali sejarah saat mereka sortie dua hari ke depan, dan yang muncul malah kebishii.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saniwa to Honmaru no Monogatari
FanfictionJangan lupa vote ya! X3 Ini adalah kisah sang saniwa yang harus merelakan masa remajanya untuk mengurusi lelaki-lelaki pengangguran dan menggali tanah mencari harta karun demi membayar pajak serta memenuhi kebutuhan tidak penting para toudan :'3