Apa yang paling menakjubkan selain takdirmu yang jumpalitan di muka bumi ini?
Adalah sebuah e-mail dari Yuki.
How can this message reach to Rei? Ow, she so speechless. Sihir mana yang mampu mengirimkan e-mail lintas zaman?
Ini sudah jam delapan pagi dan Rei telah berkutat dengan dokumen-dokumen pekerjaan, dan ia sudah berkata dengan jelas akan absen hari ini.
Itu berarti Yuki tak habis penasaran dengan apa yang Rei sembunyikan.
To: yukihitose@ymail.com
Re: Hei
[Sudah kukatakan aku tidak masuk sekolah hari ini. Jadi jangan memberondongku dengan pertanyaan tidak penting, aku sedang sibuk.]Oke, mari lihat apakah e-mail ini terkirim. Hola! Benar terkirim. Hm, sinyal lintas zaman Bagus juga. Semoga dengan ini Yuki tidak berpikir akan menelepon atau video call, mengingat mereka sudah bertukar kontak.
Ting!
Sekarang gadis pirang itu malah mengajak mengajak chattan, via Yahoo Messenger.
@yukihi_tose [Kenapa kau absen? Kupikir kau tidak sakit, eh?]
@reichhi.12 [Aku tidak bermaksud mendebatmu karena kau benar. Plis, aku sibuk sekarang.]
@yukihi_tose [Ow, my baby sibuk sama lelaki simpanan heh?]
@reichhi.12 [Hentikan ocehanmu, Yu. Saiki-sensei tidak mengajar apa?]
@yukihi_tose [Oh, Pak Tua sedang mengurus pinggang rentanya.]
Seketika Rei teringat Jiji yang kadang sakit pinggang/asam urat/encok? Haha, setidaknya Jiji lebih menawan daripada Pak Guru tua yang cerewet tersebut.
@reichhi.12 [Aku out dulu say, i'm just busy now. With any boyfriend, if u know.]
Rei langsung menyimpan ponselnya ke dalam laci, dan memilih mengetik sesuatu di laptopnya. Ruangan kerjanya luas, namun berantakan dengan kertas dan buku yang berserakan. Biasanya kalau malam menjelang, Hasebe akan membereskan semuanya.
Banyak sekali pekerjaan menumpuk, untung tim 2 dan tim 3 sudah ia babukan untuk ekspedisi. Tim 1 sedang melawan jikan shokogun. Sedangkan Rei berperang melawan rasa malas akibat pekerjaan menumpuk.
Bola kristal safirnya melirik jadwal di dekat mesin ketik. Astaga memalukan, tapi kalau tidak begitu ia tidak akan pernah tahu apa yang dirasakan para toudan.
"Schedule of Quality Time With My Sword Knight."
Judulnya saja membuat wajah memanas, quality time apa maksudnya. Singkatnya dapat disimpulkan sebagai waktu 'berduaan'. Kecuali para tantou yang amat banyak.
Bahkan baru-baru ini RNG-sama menghadiahinya Monoyshi Sadamune. Tinggal Hyuuga, Taikogane, dan Kikkou yang belum pulang.
***
Yamanbagiri selaku kapten tim 1 membawa pedang baru dan membangkitkannya. Tak disangka ternyata anggota keluarga baru Rei adalah Taikogane!Lengkap sudah Date-gumi. Jadi Shoukdaikiri tak melulu merecoki Ookurikara dengan kegalauan tentang Taikogane.
Aww, dia anak yang manis. Dan berpaha mulus. Kadang Rei iri dengan para tantou yang memiliki paha semulus top model Victoria's Secret. Atau pada Izuminokami yang mempunyai rambut bak model iklan shampo, pun dengan Horikawa yang tua tapi babyface-nya menyejukkan mata.
"Selamat datang di honmaru-ku, Taikogane-kun." Bibir saniwa muda itu tertarik kelewat lebar, senang dijatuhi pedang langka.
"Saudaramu, Monoyoshi, sudah ada di sini. Kau bisa memilih sekamar dengannya atau bersama---"
Tiba-tiba Shokudaikiri muncul di ambang pintu dengan raut bahagia, "Sada-chan!"
"Micchan!" Taikogane langsung menerbangkan pelukan yang otomatis disambut Shokudaikiri.
Mereka seperti ayah dan anak, menimbulkan getar iri di dada Rei. Ayahnya sudah tiada, dan itu berkat dia. Oke, tinggalkan sepenggal masa lalu sang saniwa barusan.
"Oi, tidak sopan." Ookurikara menginterupsi dengan nada dingin. Uh, pria sawo matang itu mati-matian menyembunyikan senang.
"Em, moushiwake gozaimasu, Aruji-sama. Habisnya kami sudah menunggu lama di luar dan Sada tak kunjung keluar juga." Shokudaikiri refleks membungkuk bersama Taikogane.
Ookurikara acuh saja. Bahkan sejak lima belas menit lalu, Yamanbagiri yang mengantarkan Taikogane hanya bergeming.
"Yeah, tidak masalah. Wajar kalau kau senang bertemu dengan keluarga lama." Rei mengibaskan tangan, menekan nyeri di dada pada kata 'keluarga'.
Kemudian menambahkan, "Sebagai ganti hukuman, buatkan aku puding isi buah segar. Mulutku mulai pahit lagi,"
Shokudaikiri yang tadinya tegang, mendadak lega seketika. Well, Rei memang suka mengerjai toudan-nya. Taikogane tersenyum lebar, mengucapkan terimakasih lalu menghambur ke Ookurikara sembari menanyakan kabar.
"Aku baik-baik saja." Ada senyum setipis kertas di lekuk bibirnya, "dan aku tidak berniat untuk akrab dengan siapapun."
Yamanbagiri menyampaikan laporan, gadis tomboy tersebut menanyakan beberapa hal, lalu sesi laporan selesai. Menyisakan kepenatan di bahu Rei yang sudah berjam-jam duduk di kursi kayaknya kursi direktur.
"Ah, sial lidahku mulai pahit lagi." Karena setiap paginya, sang tuan harus meminum ramuan herbal bercampur matcha yang meningkatkan vitalitas tubuh.
Rei itu mudah tumbang, jadi ia minum obat herbal daripada bergantung pada pil-pil kimiawi yang diberikan pemerintah. Semua saniwa memiliki fisik yang rentan, karena kekuatan spiritualnya terkuras tiap kali membangkitkan ksatria baru atau membuat troops.
Bahkan di provinsi seberang, saniwa-nya sudah berganti tiga kali, sebab kekuatan mereka seringkali down dan berimbas pada tubuh manusia yang rapuh.
***
"Aruji-sama?"Rei mengalihkan perhatian dari gawainya. Sudah pukul 12 malam dan ada saja yang masih berjaga? Sungguh lucu, padahal ia tadi sudah teriak-teriak menyuruh mereka tidur---karena Tsurumaru dan Namazuo berencana begadang sambil karaoke.
"Hasebe? Kukira kau sudah tidur." Memang sudah, lihat yukata tidur itu. Rei tersenyum gugup.
"Saya tadi berencana ke kamar kecil, ternyata ruangan Anda masih terang. Ini sudah larut malam, dan Anda justru di luar ruangan. Anda bisa sakit, Tuan."
Sekarang Hasebe mulai cerewet, yah dia benar. "Ah, tidak apa-apa. Aku kuat kok."
"Tubuh manusia itu rapuh, begitu pula yang saya rasakan dari wujud tsukumogami ini. Bedanya kami tidak rentan seperti Anda."
"Jadi? Kau berencana menyeretku ke kamarku karena melihat pekerjaanku tampaknya sudah selesai?"
Hasebe menghela napas, dia berlalu masuk ke ruang kerja. Rei beralih meladeni Yuki dan Chiisa yang ramai di grup chat. Mereka pikir ia ketiduran.
"Anda sebaiknya tidur, Aruji." Hasebe menyampirkan selendang hangat ke bahunya yang pegal. "Kami tidak bisa apa-apa jika Anda sampai kenapa-napa."
Gadis puber itu terkikik manis, "Baiklah." Lalu Hasebe memaksa menggendong tuannya tersebut hingga ke kamar di lantai atas.
Jemari kaki sang tuan sudah sedingin es, kelamaan menggantung di bibir engawa.[]
.
Yoshaaaa! Sudah selesai! (>^ω^<)
Hehe, Mustunokami Yoshiyuki kemarin kiwame #aaaaa (*゚∀゚*)Seneng yha :')
Jangan lupa vote+komen, sankyuu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Saniwa to Honmaru no Monogatari
FanfictionJangan lupa vote ya! X3 Ini adalah kisah sang saniwa yang harus merelakan masa remajanya untuk mengurusi lelaki-lelaki pengangguran dan menggali tanah mencari harta karun demi membayar pajak serta memenuhi kebutuhan tidak penting para toudan :'3