Uchigatana tampan bertampang songong itu hanya bersandar malas di dinding. Ia sejujurnya enggan membantu pekerjaan rumah saniwa. Tapi apa boleh buat, daripada dilebur menjadi besi leleh.
Tempo hari, Rei pulang dengan badan lebam dari map event baru—yang namanya terlalu menyebalkan untuk disebut sebab membuat sang tuan merugi banyak. Dia membawa anggota baru yang mengejutkan seisi honmaru.
Bahkan Ishikirimaru sempat khawatir dengan kedamaian tempat tinggal mereka sehingga melakukan pemujaan terhadap dewa lebih lama dibanding biasanya.
"Kalian tidak perlu khawatir, dia akan menjadi akrab setelah beberapa lama. Lihat Yamanbagiri biasa saja toh." ujar Rei menenangkan kegundahan para ksatria nya.
Dan bahkan belum sehari anggota baru nan tampan tersebut menginap di citadel, saniwa sudah memposisikannya sebagai sekretaris sementara. Oleh karena itu, Hasebe menangis dan mengamuk di kandang kuda.
Yamanbagiri Chougi, sang member Osafune yang tidak kalah tampan dengan saudaranya. Garis wajahnya arogan dan terkesan sombong, tetapi sebagai tuan mereka, Rei tahu betul perangai pedang baru tersebut.
Jadi dengan sukarela, ia memasangkan Chougi dengan Yamanbagiri kiwame. Yamanbagiri yang telah mendapat pelatihan selama masa wajib militer terlihat enjoy bahkan ketika mendapat sarkasme dari Chougi. Tapi dengan menjadikan Chougi leader tim satu, ia harus bertanggung jawab penuh terhadap anggota tim.
Mikazuki yang termasuk anggota tim satu hanya terkekeh setiap kali Chougi melontarkan kata-kata sinis kepada wakil kapten, yang tidak lain adalah duplikatnya sendiri.
Kembali ke masa sekarang, Taikogane dan Fudou sedang serius memanen lobak dan kentang sementara Chougi bersandar malas di kandang kuda.
"Woi, Chougi-san, kami butuh bantuanmu!" seru Fudou seraya melambaikan tangan. Setengah hati, Chougi menghampiri mereka.
"Chougi-san, tolong angkutkan ini ke dapur. Kami akan mengangkat keranjang kentang." Taikogane menunjuk sekeranjang penuh lobak. Wajah kedua tantou rare tersebut penuh debu dan noda tanah.
Uchigatana bersurai perak itu mengangkat keranjang lobak yang berat sendirian, terlihat kepayahan. Taikogane menawarinya untuk memanggil bantuan, tapi Chougi bersikeras sok kuat. Akhirnya uchi arogan tersebut berhasil menuju dapur dengan napas hampir putus.
"Terimakasih atas bantuan mu, Chougi-san. Oya Aruji-sama tadi memanggilmu untuk urusan penting." kata Shoukadikiri, mengabaikan sebentar pertikaian antara Kasen dan Ookurikara.
Chougi hanya berdeham lalu menyingkir guna menemui sang saniwa. Ia tidak habis pikir kehidupan di honmaru akan begitu berisik dan ramai, tapi juga amat damai. Jauh dari jangkauan musuh dan perang, meski kadang ada perkelahian kecil antar toudan. Terkadang uchi perak itu juga mendengar suara-suara ambigu ketika malam hari, terutama dari kamar paling ujung sayap kanan benteng yang dekat dengan kebun.
Apakah kamar itu berhantu?
Toudan itu mengetuk kamar sang tuan, "Saya memenuhi panggilan Aruji."
"Kyaaa! Chougi-san, cepat masuk! Aku membutuhkan bantuanmu!" jawab Rei dengan ceria.
Chougi sendiri tidak mengharapkan tuannya yang baru akan berisik dan menyebalkan, terlebih lagi seorang wanita. Tapi toudan itu tetap masuk ke dalam ruang kerja saniwa.
Pemandangan yang ia lihat selanjutnya begitu mengejutkan. Yamanbagiri yang topless sedang diobati oleh Rei. Gadis itu sendiri mengenakan kaos out of shoulder dan celana pendek sepaha. Musim panas masih berlangsung. Menurut Chougi, pemandangan itu tak senonoh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Saniwa to Honmaru no Monogatari
FanfictionJangan lupa vote ya! X3 Ini adalah kisah sang saniwa yang harus merelakan masa remajanya untuk mengurusi lelaki-lelaki pengangguran dan menggali tanah mencari harta karun demi membayar pajak serta memenuhi kebutuhan tidak penting para toudan :'3