Sebelum membaca Vote dulu ya!.
Zahra POV
Aku bergegas berjalan menuju kaka ipar dan ponakanku berada.
Rasa malu dan bersalahlah yang ku rasakan saat ini. Kenapa harus laki-laki tadi yang ku tabrak, dan apa ini hatiku bergetar saat bertemu dia lagi."Rama, lihat anteu bawa apa?" ucapku saat sudah di depan Mba Anis dan keponakanku.
"nih lucu kan," lanjutku, ku berikan balon berbentuk ikan itu pada rama, ada senyum terukir di wajah Rama. Aku senang lihatnya.
"makasih ateu." ujar Mba Anis sambil meniru suara anak kecil.
Aku melihat ke tempat kejadian tadi mencari laki-laki itu, tapi di sana sudah tidak ada lagi dia.
Aku mencari ke sekeliling tapi tidak ada tanda-tanda dia berada.Aku sibuk mencari Dia sampai tidak terdengar Mba Anis memanggilku sedari tadi.
"Za." tangan mba Anis menggoyangkan tubuhku, aku tersadar lalu menatap mba Anis.
"iya mba, kenapa?.."
"kamu nyari siapa, dari tadi mba panggil-panggil ga nyahut, malah sibuk cilingak celinguk"
Aku garuk-garuk kepalaku yang tidak gatal, menutupi rasa maluku yang sudah ketahuan sedang mencari seseorang.
"hehe, itu mba za lagi nya..ri, Mba Rina Mba, Za kesana dulu ya." ucapku sedikit teriak saat melihat mba Rina yang aku jadikan alasan untuk menutupi rasa maluku.
Aku berjalan dan menghampiri Mba Rina yang sedang mengobrol dengan Wanita paruh baya Berjilbab biru.
"Assalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh, mba." kataku
Mba Rina yang sedang mengobrol lalu menoleh ke arahku.
"Waalaikumsalam warahmatulloh," ucap mba Rina dan Ibu itu.
"Eh Za, kesini sama siapa Za?." tanya Mba Rina
"sendiri mba."
"bunda ga ikut Za?,"
"o iya sampai lupa mba, tadi bunda titip salam buat mba, bunda minta maaf ga bisa hadir ke acara mba soalnya bunda lagi banyak jahitan yang harus dikerjain." jelasku
"oh yasudah ga papa, salam balik ya buat bunda."
"iya mba nanti Za salamin"
"o iya sayang, kenalin ini Umi Sinta, uminya Mba." mba Rina memegang pundak Ibu yang tadi ngobrol dengan mba Rina.
"dan umi, ini Zahra." Lanjut Mba Rina memperkenalkanku
Aku langsung mencium tangan uminya Mba Rina.
Umi Sinta tersenyum ramah padaku
"oh ini yang namanya Zahra, Cantik sekali." ujar Umi Sinta
"duduk sayang," umi sinta menunjuk kursi di sebelahnya
Aku duduk menuruti perintah Umi Sinta.
"kamu Cantik ya, pasti bunda kamu Cantik." umi mengelus punggungku.
"tante bisa aja,"
"jangan panggil tante sayang, umi aja." titah umi
"iya tan, eh umi maksudnya." kataku menurut
Umi tersenyum sumringah.
"umur kamu berapa Zahra?." tanya umi tiba-tiba.
" 21 umi" kataku
"oh udah pantas berarti." umi sinta melirik Mba Rina, Mba Rina tersenyum ke arahku. Aku memasang muka cengo.
"Pantas? Pantas apanya." ucap batinku bingung.
![](https://img.wattpad.com/cover/142192228-288-k8552.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JOFISA (Revisi)
روحانيات⚠️ Part Awal-awal emang aga Absurd, tapi ke bawah In syaa Allah bagus ko? Aku Difhalia Azahra Putri, biasa dipanggil Zahra. Gadis berusia 21 Tahun. Aku mempunyai Prinsip tidak akan Pacaran kecuali setelah menikah. Ya, Pacaran di zaman sekarang ada...