10. Senang Apa Sedih

707 42 1
                                    

Hal yang paling aku sesali adalah melepaskanmu.
Dan Hal yang paling aku benci adalah kita tidak bisa bersama lagi .
- Andrio Andriansah -


Sebelum membaca Vote dulu ya!.

❤️❤️❤️

Dear Zahra

Ku pikir yang pahit itu Takdirnya Kopi, jika tidak ada gula. Tapi aku salah, yang pahit itu ternyata Takdirnya diriku jika tidak ada kamu.

Bertemu denganmu itu takdir, dan Mencintaimu adalah diluar dugaanku.

Dhifalia Azahra Putri, dulu saat cintaku terbalaskan olehmu hanya ada satu kata dalam hidupku yaitu Bahagia.

Entah apa yang terjadi dalam diriku sehingga aku dengan mudahnya melepaskanmu, sesuatu yang telah aku dapat dengan perjuangan penuh begitu saja aku lepaskan.

Apakah kamu tahu Zahra? itu adalah hal bodoh dan kesalahan terbesarku yang aku perbuat selama hidupku.

Kamu adalah seseorang yang sangat aku Cintai di Dunia ini. Kamu tak pernah absen untuk hadir dalam Pikiranku, dan namamu tak pernah terhapus dalam Hatiku.

Maafkan diriku yang mungkin dulu membuat air matamu jatuh, dan Maafkan diriku atas kesalahan kemarin yang lagi-lagi membuat Air matamu Jatuh.

Zahra, saat kau menangis hanya ada satu yang aku rasakan yaitu perih. Hatiku teriris saat air matamu jatuh olehku.

Zahra, dadaku terasa sesak saat kau tak lagi mau menerima Aku menjadi pacarmu.

Seketika itu aku terasa di Hantam oleh petir saat kau dengan kerasnya menolak cintaku.

Tapi kini Aku tahu Zahra, engkau memang menolak Cintaku karena aku mengajakmu Pacaran bukan karena kamu tidak mau lagi denganku.

Kalau kemarin aku bejat
Sekarang aku taubat
Kalau kemarin aku ngajak maksiat
Sekarang aku berusaha untuk taat.

Kalau kemarin aku kasih Kamu Cokelat.
Sekarang aku mau kasih Kamu seperangkat alat shalat.

Biar Kamu tahu aku punya niat dan tekad sampai akad.

Karena Nun mati ketemu Ba aja Iqlab
Masa aku ketemu Kamu ga Ijab.

Teruntuk kamu Zahraku yang Aku Cintai, tunggulah aku datang kerumahmu.

Dari Calon Imammu
Andrio Andriansah

🌼🌼🌼
Dari Calon Imammu Andrio Andriansah

Aku menutup surat itu lagi setelah membacanya.
Aku menarik nafas gusar, saat tahu surat itu ternyata dari Rio. Tadinya aku berharap lebih yang mengirim surat ini dia. Emm kenapa kau ini Zahra, dan kenapa kau terpikir olehnya...

Aku menenggelamkan kepalaku dalam bantal, dan sesekali tersenyum sendiri saat mentertawakanku yang akhir-akhir ini selalu terpikirkan Dia, laki-laki yang pernah membelikanku bensin dan yang ku tabrak kemarin.

Teruntuk kamu Zahraku yang Aku Cintai, tunggulah aku datang kerumahmu.

Seketika aku mengingat kalimat terakhir dari surat itu seperti mengiang-ngiang dikepalaku.

Tunggu-tunggu apa ini dia akan datang ke Rumahku? maksudnya apa? Dia akan melamarku. Oh tidak..

Aku berusaha menutup telingaku untuk tidak mendengar halusinasiku yang mendengar suara Rio.

JOFISA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang