24. Bidadari

732 50 9
                                    

Aku sudah mencintaimu lama, tapi kali ini ijinkan aku untuk mencintaimu sepenuhnya ya Zauwzaty.
-Ziqri-


Walaupun aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menemui Rio lagi, tapi aku tidak akan pernah berhenti untuk mendoakan Rio. Bagaimanapun dia adalah orang terdekatku dulu.

"De.." teriak mas Ziqri dari luar. Segera ku bereskan jilbabku dan keluar dari kamar mandi.

"Iya Mas?."

"Di panggil Bidadari de."

"Bidadari?"

"Iya, katanya kamu suruh makan."

"Oh." aku menjawab seraya tersenyum, mengerti kalau Bidadari yang di maksudnya adalah Umi.

"kamu tahu ga de?." Aku langsung menggeleng, mana aku tahu kalau aku belum di kasih tahu kan, hehe aneh juga suamiku ini.

"Yahh,kirain tahu." Ucapnya dengan nada di lemas-lemaskan "Sekarang Rumah ini ke datangan satu Bidadari loh."

"Iya?" aku memastikan, Dia mengangguk "Siapa?." tanyaku

"Kamu Lah."

"Aku." aku menunjuk diriku sendiri.

Mas Ziqri mendekatkan wajahnya pada wajahku.
"iya, Bidadari di hati saya." ucapnya, lalu beranjak pergi dari kamar.

Pipiku langsung bersemu merah. Tidak menyangka seorang Ziqri, yang katanya kaku pada wanita bisa mengatakan seperti itu. Ku kira ia seperti kanebo kering, ternyata salah.

Langsung ku susul ia, tapi ku lihat ia berhenti di depan tangga.

"Kenapa berhenti mas?."

"Saya Lupa, kata Abi bidadari harus di jagain." ia menggenggam tanganku. "takut jatuh, katanya. Makannya saya pegangin seperti ini biar ga jatuh." ia mengangkat tanganku yang di genggamnya.

"kalau jatuh, nanti ada yang nyanyi." sambungnya.

Aku bingung "Nyanyi?."

"Kau Bidadari Jatuh dari Surga di hadapanku, Zahra."

Tawaku pecah, mendengar Mas Ziqri nyanyi.

Ziqri tersenyum melihatku tertawa.
"Kamu cantik kalau tertawa."

Tawaku langsung berhenti, diam merasakan detak jantungku yang semakin tak teratur. Di bilang Cantik sama Ziqri, rasanya beda. Boleh baperkah sekarang?

"Mas ih." aku memalingkan wajahku, untuk ku sembunyikan wajahku yang sudah memerah.

"tapi kayanya saya harus tarik ucapan saya tadi deh." apa maksudnya? Sudah bikin baper orang, masa langsung di jatuhkan lagi.

"maksudnya?."

"saya salah tadi, ternyata kamu ga cantik kalau tertawa." tuh kan. Aku menekuk mukaku, dan melepaskan tanganku dari genggamannya lalu melipatnya didada.

Ia memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.
"Kamu kan dasarnya emang cantik. Jadi kalau saya bilang kamu cantik kalau tertawa, itu salah besar."

"Jadi?" aku bingung sumpah.

"Saya harus revisi ulang kata-kata saya tadi." ia berhenti jeda tiga detik.
"Jadi, kamu tambah Cantik kalau tertawa." sambungnya dengan tawaan ringan.

Ya Allah, kirain kenapa.

"Hahaha, Ada-ada saja deh."

"Jadi sini, nanti jatuh." dia mengambil tanganku lagi, lalu menuruni tangga bersamaan.

"Kalau jatuh, kasihan kamu." Apa lagi maksudnya coba.

"Kasihan?."

"Iya, udah sakit karena jatuh. Ditambah lagi harus dengerin suara saya yang jelek karena harus nyanyi."

Aku tertawa, ingat saat ia nyanyi tadi. ada-ada saja Ziqri ini.

"Kenapa lama sekali sih, laper tahu." cibir Ilham ketika kami sampai di depan meja makan.

"Ilham." Ucap Umi, mengkode supaya ilham Diam.

"ayo duduk nak." aku dan mas Ziqri pun duduk menuruti perintah Umi.

Benar kata Umi, masakannya enak sekali. Aku jadi ga pede, kalau mau masakin keluarga ini, masakanku rasanya pasti beda jauh. Kalau gini aku harus belajar banyak sama mama mertua nih.

Saat aku menyendokkan nasi pada mulutku, tak sengaja aku melirik ke arah Ziqri. Bukannya makan, ternyata ia sedang asik menatapku.

"kenapa mas?." tanyaku pelan sedikit berbisik, takut kedengaran yang lain.

"kok bisa ya, saya makan di samping saya ada Bidadari." ujarnya senang. "Kaya mimpi." lanjutnya berbisik di telingaku.

"Mas!!"
Aku mencubit perutnya, rasanya pengin mencubitnya lama. Gemas karena tingkahnya, sedang makan saja masih sempat-sempatnya gombalin orang.

"Ada apa nih, ko bisik-bisik." Abi akhirnya angkat bicara, mungkin karena penasaran melihat kami bisik-bisik.

"Ngga bi." ujarku dan Ziqri bersamaan, lalu lanjut makan kembali.

Ilham berdiri, dan berdecak sebal ke arah kami. "Baru sehari nikah, bikin sakit mata. Jadi ga selera makan nih." cibirnya lalu pergi meninggalkan kami semua.

"Ga selera makan, tapi nasi di piring Habis ludes gitu." kekeh abi, melirik piring Ilham yang sudah bersih tak tersisa apapun.

"Anak Abi tuh."

"Adik kamu tuh Ziq."

"sudah-sudah, gitu aja ribut ah." Umi pun melerai perbincangan antara Ziqri dan Abi. Kalau lihat Abi jadi kangen Ayah.

"Ayah, Za Rindu." batinku berkata.

***

Setelah shalat Isya, aku hanya berdiam diri di kamar. Ziqri juga belum datang dari masjid. Aku mengecek ponselku, tumben sekali tidak ada chat dari Dua sahabatku.

Aku menatap sekeliling kamar ini, mataku tertarik pada meja belajar Ziqri. Aku berjalan ke arah meja, seperti meja belajar pada umumnya. Banyak buku, dan alat tulis lainnya.
Tapi aku tertarik pada memo stick yang di tempel di dinding meja belajar. Aku pun membaca satu persatu goresan tangan Ziqri tersebut.

"hari ini Allah menghadirkan luka, hujan dan pelangi." Maksudnya apa ya, memo ini sepertinya ditulis sudah lama, karena terlihat dari kertasnya sedikit kusam.

"Aku adalah tumpukan Asa yang bertahan penuh harap."

"apa sih ga jelas." memo stick ke dua yang ku baca, mungkin ada maksud tertentu tapi aku tidak mengerti.

"Hanya Allah yang tahu, Cinta dalam diam ini akan seperti apa akhirnya."

Tunggu-tunggu ia mencintai siapa?. Aku mencopot memo yang ini, entah kenapa aku tertarik. Dia mencintai siapa? Siapa yang dimaksud? Tentunya bukan aku kan, aku kan baru bertemu akhir-akhir ini. Kenapa Ziqri tidak menikahi Dia? Kenapa malah Aku?. Entahlah, aku tidak tahu. Tapi Siapapun orang yang ia cintai, berarti aku telah merusak mimpinya untuk bersama orang yang di cintainya.

Dan Bodohnya aku, kenapa aku tak pernah bertanya kenapa Ziqri Mengkhitbahku, bukan dia yang dicintainya. Entahlah, kini ada sepercik rasa gelisah menggelayuti hati ini.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Assalamualaikum :) aku update lagi nih. Jangan lupa Coment tentang Chapter ini, oke. Vote dan sarannya di tunggu ya😆

O iya, yang punya Instagram boleh follow akun saya @isnalanjay_. Follback Dm aja, lumayankan buat nambah followers, eaaks.

JOFISA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang