18. Butik

845 46 15
                                    

Jangan sampai lewatin Chapter ini, baca sampai Akhir ya.👌

Sebelum baca vote dulu😊

Zahra POV
"Ka, ada ka Ziqri nih." teriak Tsabina sambil berjalan ke dalam toko.

"Loh udah datang?." Kataku memastikan, Tsabina mengangguk. Aku yang sedang merapihkan Jilbab-jilbab jualanku di rak, berdiri lalu merapihkan pakaianku sebentar dan pergi menemui ka Ziqri.

"Assalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh." aku menangkupkan kedua tanganku, saat menemui Ka Ziqri dan Mba Rina.

Hari ini aku sudah janjian dengan mereka tepatnya dengan Mba Rina, untuk pergi ke butik buat fitting baju. Semalam Mba Rina menghubungiku lewat telpon.

"Assalamualaikum, Za."
Mba Rina memulai obrolan, saat aku menekan tombol hijab.

 
"Waalaikumsalam warahmatulloh, iya Mba Ada apa? "

" besok kan mau Fitting baju, nanti Mba dan Ziqri jemput kamu ya jadi kita pergi nya bareng." jelas Mba Rina, aku mengerutkan dahi ku.

"ga ngerepotin kalau gitu mba? Biar Za berangkat sendiri aja nanti sama Tsabina, jadi kita ketemuan langsung aja di butiknya  Mba."

Mba Rina tertawa di seberang sana.
"ah kamu, ga ngerepotin ko, udah biar gampang saja, nanti Mba dan Ziqri jemput kamu ya, kamu ga boleh nolak. Oke?" titah Mba Rina, akupun menghebuskan napas gusar.

"yasudah kalau mba maksa sih, Za ga bisa nolak, hehe." Akhirnya ku turuti permintaan mba Rina.

Ya, semalam mba Rina menghubungiku lewat telpon. Yang aku pikirkan kenapa bukan ka Ziqri yang menelponku? Kenapa harus mba Rina yang memberitahu?. AH Kenapa kamu sangat mengharapkan Za?.

Ini bukan tentang mengharapkan atau tidaknya. Pikiranku melayang pada kejadian 3 hari yang lalu, saat di acara Reuni kemarin. Wajah dan sikao ka Ziqri saat itu rasanya selalu membayangiku.

"waalaikumsalam warahmatullohi." ucap mba Rina dan Ka Ziqri menjawab salamku.

Aku menarik sudut bibirku
"Duduk dulu mba, kk-kak." titahku, entah kenapa saat memandang ka Ziqri aku menjadi gugup.

Kegelisahanku semakin menjadi-jadi. Rasanya saat ini aku ingin berdiri di hadapan nya dan menatapnya tajam-tajam, dan berkata "Apakah kamu marah kepadaku Ziqri Khalif Abqari?"

Yah tapi itu hanya Angan-anganku saja. Jangankan ingin menatapnya, Dia berdiri di depanku saja lidahku terasa kelu.

"ga usah lah Za, kita sudah di tunggu nih, kita berangkat sekarang saja." tolak mba Rina.

"oh gitu ya mba, ya sudah Za tutup dulu ya tokonya, mba dan ka Ziq." aku diam sebentar dan menoleh ke Ka Ziqri, ku lihat ia sedang sibuk menatap layar ponselnya, dan cuek dengan perbincangan kami.

Aku menghela napas.
"hmm, mungkin bener kata Dinda, ka Ziqri itu tipikal cowok cuek." kataku dalam hati

"mba dan ka Ziqri, bisa tunggu di mobil." sambungku akhirnya.

"Biar saya bantu." Tandas ka Ziqri cepat, ia memasukan ponselnya kedalam saku celana nya.

"biar cepat." lanjutnya, aku pun mengangguk dan tak sadar bibirku sudah tersenyum kepadanya.

JOFISA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang