11. Lamaran

759 44 9
                                    

Sebelum membaca vote dulu ya.

Author POV

Di Ruang tamu terdapat 2 keluarga yang sedang tersenyum bahagia.
Siapa lagi kalau bukan keluarga Dinda dan Agung.

Malam ini Dinda di lamar oleh Agung, sang kekasih hatinya.

Senyum merekah tak henti-hentinya terukir di bibir wanita Cantik dengan Gamis berwarna peach dan Kerudung berwarna senada yang seusai di Lamar malam ini.

"ehhm, jangan di pandangi terus belum halal." Ucap Laras mengingatkan Laras, yang sedang memandang Agung.

Laras tersenyum kikuk saat ketahuan memandang Agung. Dan Agung hanya tersenyum menanggapi ucapan laras.

"Sabar Din nanti juga ada waktunya ko." Ucap Zahra menambahkan.

"Iya anak Papah, sabar ya." ledek Firman Ayahnya Dinda.

Semua orang tertawa mentertawakan Agung dan Dinda. Tapi mereka menanggapi dengan senyum bahagianya.

"Oke kalau gitu kami pamit dulu ya." pamit Doni, ayahnya Agung.

"iya terimakasih ya, hati-hati besan." ujar Firman.

Semua terkekeh mendengar ucapan ayahnya Dinda.

"Assalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh." pamit keluarga Agung

"Waalaikumsalam warahmatulloh wabarakatu." ucap serentak keluarga Dinda.

▫️▫️▫️

"ga nyangka ya Akhirnya kamu udah di khitbah." Ucap Zahra.

Dinda yang sedang duduk di meja riasnya, menoleh ke arah dua sahabatnya yang sedang duduk di sofa.

"ini semua kan berkat kalian." Dinda berjalan mendekati dua sahabatnya. "kalau kalian waktu itu tidak menyadarkanku akan dosanya Pacaran mungkin sekarang tidak akan terjadi acara lamaran ini." sambung Dinda.

"itulah gunanya Sahabat." ucap Laras, lalu menyeruput minumnya.

"Terimakasih sahabat jannahku." Dinda memeluk dua Sahabatnya.

"Sama-sama." ucap Zahra dan Laras serentak.

"Jadi, kapan kalian nyusul?." tanya Dinda disela-sela saat memeluk dua sahabat nya.

Pertanyaan Dinda berhasil mengagetkan dua sahabatnya.

"eemm kalau aku sih nanti aja deh, belum siap." ucap Laras enteng.

Kemudian Dinda dan Laras menatap Zahra. Zahra yang di tatap tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"belum ada calon, hehe." ceplos Zahra,lalu meminum minumnya.

"Rio?." tanya Dinda.

Uhukkk, Zahra tersedak. Kaget dengan pertanyaan Dinda, Raut muka Zahra langsung berubah pucat.

Laras memberikan tisu ke pada Zahra.   Laras dan Dinda tahu Zahra kalau sudah bahas Rio pasti sensitif.

Dinda merasa bersalah telah menyebut nama Rio. Tadi ia hanya usil menanyakan itu, karena ia tahu kalau Rio Akhir-akhir ini sering datang ke kehidupan Zahra.

"yang tadi lupain deh, aku bercanda." Dinda mengelus punggung Zahra.

Zahra tersenyum menatap Dinda
"Iya tidak apa-apa Din, aku hanya kaget saja."

JOFISA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang