9. Surat Cinta

787 43 6
                                        

Sebelum membaca Jangan lupa Vote dulu!

Author POV

Pukul 14.30
Bel yant ditunggu-tunggu oleh kalangan siswa telah berbunyi.
Mereka berhamburan keluar kelas untuk pulang ke Rumah masing-masing.

Dua orang perempuan berjilbab panjang sedang menunggu jemputannya masing-masing.

Mereka terlihat asik berbincang-bincang.

"put, itu mobil kamu datang." Tsabina menunjuk mobil yang berhenti di hadapan nya.

"oh iya, yasudah aku duluan ya. Kamu hati-hati, Assalamualaikum." pamit Putri sahabat Tsabina.

"iya hati-hati juga, Wassalamualaikum warahmatullohi wabarakatuh." Tsabina melambaikan tangannnya pada Putri.

Tsabina menatap kepergian mobil Putri. Angkot yang biasanya sudah datang. Ia tersenyum, lalu hendak masuk kedalam angkot itu. Tapi saat ia melangkah tangannya di tarik oleh seorang perempuan dengan kasarnya.

"Heh Tsabina sini lu!" Tsabina ditarik oleh perempuan itu. Perempuan itu ternyata tidak sendiri ia bersama kedua temannya yang sama-sama tidak memakai jilbab.

"cit ada apa? mau kemana kita?" tanya Tsabina panik,pada perempuan yang menariknya. Ternyata namanya Citra teman beda kelasnya.

Perempuan itu berhenti, ia menatap Tsabina dengan raut marah. Ditatapnya Tsabina dari atas sampai kebawah. Tsabina yang ditatap sepertu itu merasa Aneh.

"lu tuh ya berjilbab tapi Munafik!." ujar Citra sambil memegang jilbab Tsabina.

Tsabina mengernyit tidak mengerti.
"emm.. Maksudnya cit?."

"lu ngapain tadi sama Azmi?." Citra menyilangkan tangan di dadanya.

Citra mengernyit berusaha mengingat.

Flashback On

Tsabina tergesa-gesa berlari ke ruang guru, untuk mengikuti ulangan susulan. Ia sangat terburu-buru karena yang ia hadapi guru Matematika yang super kiler.

Sambil berjalan dengan buru-buru ia sedikit membayangkan wajah gurunya itu kalau sedang kesal. "aduuh, harus sabar dan tabah lah berhadapan dengan pak Yanto." gerutu Tsabina.

Brukkk

Tsabina menabrak seseorang yang baru saja keluar dari ruang guru. Buku berhamburan di lantai.
Azmi laki-laki yang ia tabrak segera membereskan buku-buku yang berserakan di lantai.

Tsabina yang sedari tadi hanya melongo melihat apa yang ia perbuat tersadar. Ia langsung membantu membereskan buku itu.

Saat buku terakhir yang tergeletak, tangan Tsabina dan Azmi bersentuhan karena keduanya kompak mengambil buku itu.

Mata mereka tak sengaja bertemu, mereka saling menatap. Mata mereka terkunci.

"gantengnya." ucap Tsabina dalam hati.  "Astagfirullah zina mata." sambung Tsa dalam hati

"sini." ucap Azam membuyarkan lamunannya Tsabina. Azmi mengambil buku itu.

"eh itu eh iya eh Maaf ya." Tsabina sedikit gagap, karena jantungnya  berdegup lebih kencang saat berhadapan dengan Azmi.

"iya, lain kali hati-hati. Kalau gini aku yang rugikan." ucap Azmi ketus,lalu meninggalkan Tsabina begitu saja.

"ganteng-ganteng ko galak ya, issh apaan sih." Tsabina menggerutu dalam hatinya, menatap Azmi yang buru-buru pergi ke arah kelasnya.

"Pak Yanto." Tsabina teriak tepuk jidad, ingat tujuan utamanya kesini.

Tsabina masuk ke ruang guru dan mengerjakan ulangan susulan. Walaupun tadi ada sedikit perdebatan diantara dia dan guru Matematikanya itu.

JOFISA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang