Perempuan - Perempuan Pelangi

15.1K 248 23
                                    

ParaPerempuanPelangi.com

Menerima pemesanan CD film - film lesbian (selain Indonesia) dengan subtitle bahasa Indonesia. Kualitas gambar bagus, jernih, dan tidak putus - putus. Judul bisa dilihat dibawah ini. Klik judul untuk mengetahui reviewnya. Yang berwarna merah jambu adalah recommended dari saya.

1 film = Rp. 8.000

Pemesanan minimal = 4 buah

Jakarta bebas ongkos kirim. Sebutkan judul ketika memesan.

Hubungi saya di kontak yang tertera di atas.

Aku melihat iklan penawaranku di website yang ku buat sendiri. ParaPerempuanPelangi.com . Beberapa komentar diantaranya menunjukkan respon kepuasan atas film - film yang ku jual.

Judul - judul film yang mereka pilih pun tertera. Aku jadi tahu film apa saja yang paling sering dipilih. Bound (1996), Fingersmith (2005), Yes or No, Yes or No 2, Saving face, Monster, Boys don't cry (1999), The Runaways, The Kids are all night.

Aku paling suka film Yes or No dan Yes or No 2. Film ini bercerita tentang kisah cinta sepasang mahasiswi lesbian yang hidup dalam satu kamar asrama. Berawal dari kebencian dan ketakutan Sang Femme pada teman sekamarnya yang seorang buthci. Kisah ini sangat menarik menurutku. Aku selalu berharap perempuan yang ku cintai dan membenciku bisa menjadi begitu mencintaiku bahkan bergantung padaku. Oh Tuhan! Aku jatuh cinta pada tokoh Aom, femme yang cantik, manja, pintar, menyenangkan, menggemaskan, dan berambut panjang di film itu.

Dan film - film luar lain seperti The Kids are all night yang pernah menjadi pemenang ajang Golden Globe Award. Film Monster yang diangkat dari true story, aku pernah menyaksikannya ditelevisi sebelum mengunduhnya. Film Boys Don't Cry yang pernah menang piala Oscar. Dan The Runaways yang diperankan Si Cantik Kristen Stewart. Semua itu menjadi film favorite pelangganku.

Semakin banyak pengetahuan film lesbian yang ku dapat dari pelangganku. Menambah pengetahuan menjadi salah satu bonus untukku. Salah satu? Iya. Karena banyak hal yang bisa ku dapatkan di blog itu. Bahkan tak jarang kami jadi berdiskusi soal film - film lesbian dan hal apapun yabg beraroma lesbian.

Harapanku tak sama seperti penjual lainnya diluar sana, yaitu "Pembeli". Tetapi... Ah! Nanti kalian juga pasti tahu maksudku.

Aku pernah bersekolah di salah satu SMA daerah Rawamangun. Orang tua yang bisa dibilang berpenghasilan menengah ke atas lantas tak membuatku memilih - milih kegiatan dan kawan.

Bisnis - bisnis kecil. Aku yang tidak pintar namun rajin akhirnya memanfaatkan kerajinanku untuk menjual tugas - tugas dari guru ke teman - temanku. Bahkan terkadang, aku menjual alat - alat yang seharusnya mereka bawa dari rumah.

Aku juga pernah menjual novel dan komik milikku yang sudah tak menarik lagi ku sentuh. Pernah juga menjual tempat minum bergambar Angry Bird. Dan semua itu ludes.

Ketika kelas 3 SMA, aku mempunyai Online Shop yang tak seberapa untung. Aku nyaman menjalaninya. Toh, yang kubutuhkan kepuasan bathin, bukan keuntungan. Termasuk kepuasan bathin setelah dikerubungi dan dikejar gadis - gadis modis yang modus itu. Mengapa tidak? Untuk apa mereka mendekatiku kalau tidak meminta potongan harga, hutang, bahkan gratisan? Lagu lama!

Kini, setelah lulus SMA aku menjalani bisnis terbaruku, menjual film. Koleksi film lesbiandi komputerku menumpuk. Terkadang aku bosan dan tak tahu kelak berakhir seperti apa dan dimana film - film dengan genre spesial itu. Terhapus karena virus, dihapus orang tuaku yang akhirnya tahu bahwa aku salah satu penganut penyimpangan sosial, atau ku bagi untuk teman - teman seperjuangan dan yang membutuhkan. Pilihan ketiga ku ambil. Itu lebih bermanfaat. Bonusnya, aku bisa bertemu perempuan - perempuan yang mungkin memiliki ketertarikan pada perempuan, seperti aku.

Diantara pelanganku ada yang mengaku membeli film untuk tugas kampus sesuai jurusannya, ada yang mengaku titipan teman, ada yang mengaku untuk mencari referensi film yang tidak biasa, dan beberapa mengakui bahwa ia membelinya karena itu film tentang mereka. Mereka hanya butuh film yang dapat mencerminkan diri mereka. Sayang, mereka yang mengakui "keistimewaannya" denganku bukanlah tipeku. Bilamana tipe, pasti sudah ada perempuan lain disampingnya.

Cilandak, Rawamangun, dan Pasar Senen ruteku hari ini. Aku harus mengantar kepingan - kepingan CD ini pada pelangganku.

Ku kemas CD itu dalam plastik dan ku satukan sesuai nama pelangganku. Kemeja jeans dan jegging biru tua lalu sepatu kets hitam telah terpasang di tubuhku. Tak lupa, Headset ditelinga ku pasang. Playlist lagu - lagu Tulus mengiringi perjalananku. Sungguh tulus sekali musik dan liriknya. Aku sangat suka. Musik dan lirik yang tidak pasaran, aku suka. Tapi aku lebih suka Sofia yang juga suka Tulus. Dengan tulus aku mencintai Sofia. Sudah, jangan di ambil pusing. Hidupku saja sudah asing.

Aku berjalan keluar kamar menemui Mbok Mar.

"Mbok, Bila jalan dulu ya. Anter pesenan, biasa. 3 tempat hari ini nih. Alhamdulillah. Doain ya". Dirumah, aku lebih sering menghabiskan waktu dengan Mbok Mar.

Papaku tinggal di Bandung setelah berpisah dengan mama. Sedangkan mama sibuk bekerja untuk menghidupi kehidupan kami. Aku tidak pernah menyalahkan mama yang jarang memiliki waktu untukku. Aku sayang mama. Mamaku orang yang terbaik dalam hidupku, ia orang baik yang selalu berusaha memberiku segala sesuatu dengan baik. Aku cinta mama. Aku cinta perempuan.

"Alhamdulillah. Iya non. Pulang jam berapa nanti? Jangan lupa shalat" jawab Si Mbok mengantarku ke garasi. Aku menatap layar hapeku. Pukul 10.23.

"Iya mbok. Sore Insyallah kalo nggak macet udah pulang. Mau dibawain es krim lagi? haha" kataku sambil mengeluarkan Honda 70 merah putih kesayanganku.

"Boleh Non hehe. Mbok suka. Oh iya, nanti mau dimasakin apa?" tanya Mbok Mar membuka gerbang.

"Apa aja, asal masakan Mbok, Bila pasti makan. Jangan lupa Mbok, nanti kamar dikunci aja kalo udah selesai diberesin. Kuncinya mbok yang pegang. Kalo mama nanya kunci kamar Bila, bilang aja Bila bawa". Ku nyalakan mesin motorku.

"Iya non. Takut ibu masuk ya? Emang masih ada foto - foto non Sofia sama non di kamar?" Si Mbok memang tau aku seorang lesbian. Aku lebih nyaman bercerita padanya daripada dengan mama.

Aku tak menjawab apa - apa, hanya tertawa mendengar pertanyaan dari orang yang sudah merawatku sejak aku baru lahir. Aku juga sayang dia. Sama seperti mama.

Si Mbok memberikan helmku dan memasangkannya. Helm putih ini hadiah dari Sofia, mantan kekasihku.

Sofia yang malang, Sofia yang ku sayang. 2 tahun menjalani hubungan denganku tak membuatnya mengenalku 100%. Ia lebih mempercayai teman - teman barunya daripada aku. Fitnah - fitnah itu, entahlah pantas kusebut apa mereka.

"Bissmillah. Bila berangkat mbok. Assalamualaikum..." ucapku sambil menarik gas. Sayup - sayup ku dengar Mbok Mar menjawab salamku.

Perempuan - Perempuan Pelangi (GxG) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang