Sial! Seranjang?

6.5K 189 36
                                    

Lagi - lagi, I Love You So Much @MataDewa :3 Terima kasih telah membantu.

Terima kasih juga buat yang udah vote dan coment. Sangat - sangat.

Selamat menikmati :)

-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*

Selama ini, aku selalu menceritakan adegan - adegan kesukaanku di film Yes or No pada Aqira. Betapa cintanya aku pada pemeran Pie. Betapa aku mengagumi kisah dan jalan cinta mereka. Betapa aku ingin mengalami adegan antara mereka.

Dan lucu. Awalnya, Aqira yang tak terlalu tertarik setiap aku bercerita akhirnya begitu serius menyimak peradegan film tersebut. Aku menahan gemas karena kelakuannya. Malam ini aku sengaja memaksanya menoton film itu. Bahkan beberapa pembicaraanku tak dihiraukan.

Hingga film usai, ia sangat memusatkan perhatian. Dan fokusnya terpecah. Ia menangis dalam pelukku. Ia menangis karena akhir cerita film yang sangat mengharukan baginya. Aku mengelus rambut hingga punggung Aqira, menenangkannya.

"Bila. Udah pernah ciuman belom?" Dank! Petir darimana ini? Oh, hatiku.

Aqira merenggangkan pelukannya. Bukan, bukan menjauh. Hanya mengangkat kepala dan sebagian dadanya untuk memberi kuasa wajah kami berhadapan. Tangannya masih berada di pinggangku.

Tuhan, perempuan ini cantik sekali.

"Kenapa Qir? Kok nanya gitu?" aku mengernyitkan dahi. Pertanyaan yang aneh. Dan makin aneh, karena tanganku tak dapat mengatur volume rabaan di rambutnya. Ia masih bergerak tanpa ku perintah.

"Jawab aja Bil. Pernah?" tanyanya makin antusias. Ia mengencangkan pelukannya di pinggangku. Perut kami makin bersentuhan. Aku mengangguk.

"Oke, cium Qira sekarang!" ia memejamkan mata. Oh Tuhan.

"Ini kesempatan platinum Bila! Ambil! Ambil! Kesempatan belum tentu datang dua kali. Cium perempuan itu! Cium! Kamu rindu bibir perempuan kan?" setan dalam hatiku memanaskan keadaan.

"Cium perempuan yang ada dihadapanmu itu! Lihat dia, begitu menggoda bukan? Ahh Bila. Tunggu apa lagi!" setan! Bisakah kau berhenti menggoda? Aku akan melakukannya. Jangan membuatku gugup seperti ini.

Aqira meremas baju dibagian pinggangku. Aku meraih tengkuknya, berusaha mengatur nafas sebelum memberi Aqira layanan pada bibirnya. Kami membisu, aku hanya dapat mendengar lenguhannya. Ia pasti mendengar jelas usahaku mengatur nafas. Jangan terlihat gugup Bila!

Aku membasahi bibir dengan lidahku. Oke, aku mulai merasa tenang. Tapi ini waktu terlama ku selama ini mengatasi gugup sebelum berciuman. Payah Bila.

Aku menatap matanya, dalam dan semakin dalam. Aku memastikan apakah Aqira siap dan yakin untuk melakukannya denganku. Aku tak mau menyakiti perempuan dihadapanku ini. Aku tak mau merusaknya. Tapi... Aku ingin. Ah! Hatiku bertarung.

Tak cukup lama aku menatapnya, aku tak ingin membuatnya merasa canggung. Ku geser bola mataku dan megarahkannya menatap bibir Aqira beberapa detik. Bibir yang merah ranum. Tak seperti aku yang sedikit menghitam karena merokok. Baiklah, kepercayaan diriku muncul kembali.

Aku merapatkan tubuhku, dada kami bersentuhan. Wajah kami pun lambat laun  menyusul. Ini ciuman pertama Aqira, dan akulah orang yang beruntung itu!

Bibir aku dan Aqira sudah saling menempel dan bertautan. Rasanya manis, aku tak tahu apa yang ia makan sebelum melakukan ini.

Saat dengan Sofia dulu, aku jarang meminta di cium. Selalu ia yang memulai. Dan Sofia selalu mempersiapkan segalanya. Waktu yang tepat, dia yang tahu. Ia suka memakai penyegar mulut atau memakan permen dengan rasa buah - buahan. Aku sangat suka dan menikmatinya.

Perempuan - Perempuan Pelangi (GxG) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang