"Bila, Qira mau ke pasar malem juga kayak itu!!" perempuan dalam pelukku ini menunjuk ke arah televisi. Film Monster kami putar disana. Lagi - lagi aku pernah melihatnya terlebih dulu sebelum bersama Aqira.
Monster adalah sebuah kisah nyata tragis seorang perempuan yang mendambakan kehidupan normal dengan cinta, namun tak ada seorang pun yang mengulurkan tangan untuknya.
Aileen Wournos, Pekerja Seks Komersial jalanan Florida akhirnya dihukum mati karena membunuh dan merampok pelanggan-pelanggannya.
Aileen bersyukur, sebelum hukuman mati yang ia terima, ia sempat merasakan masa - masa terindah dan terkelam dalam hidupnya.
Masa ketika untuk pertama kalinya ia menemukan cinta dalam hubungan sesama jenis dan masa ketika ia harus menjadi pembunuh sebab rasa traumanya ketika Aileen kecil mendapat pelecehan seksual dari teman ayahnya.
Pada suatu ketika, mungkin kita pernah merasa bahwa yang kita butuhkan hanyalah cinta. Dan itulah yang dirasakan Aileen ketika bertemu Shelby yang seorang buthci di sebuah club penyuka sesama jenis. Ya, sama seperti aku. Sedang dalam masa merasa yang aku butuhkan hanya cinta, hanya Aqira. Dan kini aku benar - benar memilikinya. Beruntungnya aku.
Meskipun Aileen bukan seorang lesbian, tapi satu - satunya hal terbaik dalam hidupnya yang kacau balau adalah kekasihnya, Shelby. Dan ia rela melakukan apapun selama bisa terus melanjutkan hidup dan bahagia bersama gadis itu, bahkan jika harus membunuh demi uang untuk menghidupi kehidupan mereka sekalipun.
Di perlihatkan adegan ketika Aileen baru saja membunuh pelanggannya untuk mendapatkan uang dan membawa Shelbinya ke pasar malam seperti permintaan kekasihnya itu. Ia merasa senang walaupun disana kekasihnya mengacuhkan dia dan memilih untuk bersenang - senang dengan teman - temannya. Ia berbahagia untuk kebahagiaan Shelby.
Kau tak kan melakukan itu padaku kan Aqira?
"Hah? Nonton aja deh yuk! Atau Dufan sekalian gimana? Atau Timezone deh?!" kataku heran. Aqira yang naik motor saja enggan minta diajak ke pasar malam? Yang benar saja?
"Pasar malem titik!!!" ia melipat tangannya di depan dada.
"Yakin mau ke pasar malem? Beda loh sama permainan di Timezone apalagi Dufan. Dan tempatnya rame banget. Agak kotor juga, kan di lapangan biasanya. Lagian di Jakarta mana ada pasar malem?".
"Sebelum papa meninggal waktu aku kecil, papa pernah janji buat bikin acara ulang tahun aku di pasar malem. Tapi sampe sekarang nggak kesampean. Papa udah keburu meninggal. Dan aku jadi nggak deket sama mama lagi setelah dia nikah lagi. Aku kangen papa" Aqira membuang pandangannya. Aku salah bicara. Kenapa harus bertanya? Mengapa tidak kau iya kan saja Nabila? Ini salahmu! Kamu membuatnya sedih!
"Besok malem ya Sayang. Bila anter Qira kuliah dulu sorenya kan" kataku sambil memainkan dan menghirup aroma rambutnya. Aku suka dan hafal sekali aroma ini.
"Janji? Aku mau naik bianglala sama kora - kora ah!! Asiiikkkkk!" katanya penuh antusias sampai bangkit dari tempat tidur dan pelukanku. Kedua tangannya direntangkan, ia menutup mata dan bersendekuh diatas tempat tidur. Wajahnya menengadah ke atas.
"Haaaaaaaaaaaaa...." teriak Aqira dengan satu nafas panjang. Tuhan, Aqiraku cantik sekali...
Aku tak tahan melihat tingkah menggemaskannya! Segera kutarik pinggangnya hingga jatuh tepat di atas tubuhku. Aqiraku tertawa. Aku memainkan jariku disekitar pinggangnya. Aku suka membuatnya tertawa. Suatu kebanggaan tersendiri membahagiakan perempuan yang ku sayangi selain Mama dan Mbok Mar. Dan mereka beda konsep.
"Ampun Bilaaaa. Ampunnnn.. Hahahhahaa" Aqira tak kuat menahan gelitikku. Terangsanglah Aqira, ku mohon! Aku sedang ingin...
"Bila! Qira nggak tahan! Awas awas mau pipis nih!!" Aqira melepaskan diri dari pelukanku dan lari pergi meninggalkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perempuan - Perempuan Pelangi (GxG) (END)
RomanceIni adalah kisah seorang perempuan, Nabila Kusuma Wardani. Bagaimana Bila dan lingkungannya menjalankan kehidupan "pelangi"nya berkat website buatan dia sendiri, ParaPerempuanPelangi.com