18

44 4 0
                                    

Suga POV

Tiga hari kemudian, setelah V melarikan diri dari apa yang sudah di lihatnya kemarin. Dan berkali-kali, aku menghubunginya, sama sekali tidak ada kabar darinya.

Di Vegan Café, di apartemennya, dan tempat biasa, yang sering kami kunjungi pun, sama sekali tidak ada.

Perasaan yang menggantung karena harapan belum terucap. Dan juga lembaran masa lalu yang terbuka secara perlahan.

Aku sedikit merasa bersalah padanya.

ting tong...

pip...

"apa?" tanyaku.

"ayo makan." ajak Jimin.

"hari ini kamu di dalam terus. Makanan sudah siap."

"duluan aja, aku masih ngurus ini." jawab ku, tanpa melihat ke arah Jimin.

"masih belum dapat kabar dari Chef V?" tanya Jimin.

Aku menggeleng.

"apa Hyung, sudah bertanya dengan Kai-hyung?"

"aku gak mau melibatkan orang lain."

"misalkan Kai-hyung tahu, bagaimana? Kami juga mencemaskan Chef V. Perasaan ku gak tenang, mau aku bantu, untuk menanyakan soal itu?"

"jangan. Walaupun Kai-hyung tahu, aku rasa dia gak akan mau jawab."

"Jin-hyung? Sejin-hyung? Bagaimana dengan mereka?"

"sudahlah..." jawab ku, seadanya.

"jangan seperti itu, perasaan ku benar-benar gak enak Hyung."

"sama." tegas ku.

"makanya, biar aku juga cari info tentang Chef V, okey! Terus jangan berpikir, kalau semua itu salah mu, Hyung. Disini gak ada yang salah, okey! Sekarang kita keluar makan dulu." tegas Jimin, yang sudah merasa kesal dengan sikap ku sendiri.

Tanpa membalas omongan Jimin, aku akhirnya keluar dari studio. Di ruang makan, aku di sambut seruan dan semangat dari para member.

"tahu darimana?" tanya ku, penasaran.

"Sejin-hyung tahu dari Kai. Dia bilang, Chef V lagi di Jepang." jawab Jin, santai.

"ngapain dia disana?" tanya ku, lagi.

"diaaa... di rawat inap. Sanan dan kakak nya yang membawanya kesana. Katanya, penyakit lamanya datang kembali..."

"sakit apa?" tanya Jungkook.

"cukup Hyung... Soal penyakit Chef, kita jangan tahu lebih banyak, cukup berdoa dan berharap agar Chef cepat pulih." sela Jimin.

Benar kata Jimin. Mungkin di antara mereka, belum tahu banyak soal penyakit V, tapi aku tahu. Aku tahu apa yang di alami olehnya.

"apa aku harus menunggu...?" lirih ku.

Aku berdiri, lalu hendak kembali ke studio, tapi Jhope menahan tanganku, erat.

"kalau kamu menyukainya, kalau kamu sayang, jangan seperti ini! Temui dia, lalu beri penjelasan! Kamu harus tegas, Hyung!" sambar Jhope.

Untuk pertama kalinya, Jhope menyerukan pendapatnya dengan sangat serius. Aku tertegun mendengarnya, lalu menatap kedua matanya dan, aku mengangguk mengerti.

"beri aku waktu. Mungkin dia juga butuh waktu... Iya kan?"

Lalu aku kembali menuju ke studio.

"apa aku terlalu kelewatan?" tanya Jhope, bingung, cemas.

"gak Hyung, reaksi kamu tadi bagus banget." jawab Jungkook.

"hahaha, Park Jimin, sekarang tinggal kamu yang melanjutkan sisanya, buat dia bergerak duluan, okey!" seru Jhope.

"oke, aku mengerti."

"tapi, jangan di paksa." tambah Namjoon.

"kenapa?"

"jangan ada perasaan tertekan. Itu gak enak."

"oke Hyung, aku mengerti."

...

Kamu lagi (merasakan) sakit. Aku malah diam di sini. Seharusnya aku yang menanggung semua ini. Kenapa, kamu yang menerimanya.

Aku merindukan senyum itu. Aku merindukan pelukan mu, yang bisa membuat orang nyaman berada di sisi mu. Aku merindukan kehadiran mu.

 Aku merindukan kehadiran mu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HANDS [[SUGA]] 🤝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang