Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di Banpo Hangang Park, kami duduk bersama, melihat anak-anak bermain, tertawa dan bercanda. Para orangtua yang saling mengobrol. Kebersamaan yang indah, ketika melihatnya.
"aku suka tempat seperti ini. Tapi lebih bagus, kalau lebih tenang lagi. Aku menyukainya. Kalau kamu?"
"aku suka tempat yang sepi, lalu meditasi."
"wow, kamu suka hal seperti itu?" tanyaku, dengan antusias.
Dia mengangguk, sambil tersenyum.
"kapan-kapan, ajari kami untuk ber-meditasi bersama, okey?"
"oke, tinggal atur jadwal kalian aja nanti. By the way, sejauh ini, gimana perasaan kamu sebagai leader?" tanyanya, tiba-tiba.
"campur aduk awalnya. Tapi lama-kelamaan aku terbiasa dengan mereka dan kegiatan kami."
"menurut kamu, siapa member yang menarik?"
"V. Eh, maksudku, Taehyung. Dia unik, penuh kejutan, dan humble. Sebelumnya apa Chef, tahu tentang kami, Bangtan?"
"awalnya bukan gak tahu, aku tidak tertarik dengan Kpop. Maaf, kalau aku ngomong seperti ini. Lalu, sahabat ku yang mengenalkan lagu kalian, tapi respon ku hanya biasa aja, waktu itu."
Aku tersenyum mendengarnya.
"dia juga menyuruhku untuk mendengarkan beberapa lagu kalian, tapi hanya sebentar aku mendengarkannya. Seiring berjalannya waktu, aku diam-diam mulai menyukai lagu kalian, judulnya Let Me Know, Dead Leave, Move On, 2!3!, juga Tomorrow. Dari semua itu, aku suka dengan lirik yang kalian buat, sangat jujur."
"itu hal yang normal, Chef. Awal debut pun, orang yang menyukai kami bisa di hitung dengan jari ini, tapi kami bersyukur, perlahan banyak orang yang mengenal musik kami. Kami juga bersyukur, Army selalu mendukung kami."
"aku juga mengakui kerja tim kalian. Begitupun dengan Army, yang loyal terhadap kalian. Aku salut."
"hahaha, bisakah kita buka topik lain? Chef, membuatku terharu, hahaha..."
"hahaha, oke okey..."
Kami pun saling mengobrol hal lain lagi. Kadang dia juga bertanya tentangku, dan juga menyuruhku untuk bertanya tentang dirinya apapun itu. Aku bingung ingin bertanya, tapi aku memberanikan diri untuk bertanya lebih, agar aku bisa mengerti tentang kehidupannya. Dia tidak malu menjawab pertanyaan dariku, mengenai privasinya. Dia menjawab semuanya dengan detail. Aku juga salut dengan usahanya itu.
"Chef, berarti kamu sudah setuju ya dengan tawaran kita waktu itu?"