[ One Truth ]

1.9K 200 50
                                    

Koeun tidak bisa berpikir jernih. Mood makannya hilang sejak ia berangkat ke kampus ini. Ditambah ia sedang berada pada minggu-minggu pra menstruasi,membuat semuanya seolah salah di mata Koeun.

"Hai,tumben tadi ga dateng kelas Pak Siwon?" tiba-tiba Jaemin duduk di depan gadis itu yang masih dengan nyamannya menidurkan kepalanya di atas meja ruang kelas.

Koeun hanya menjawabnya dengan suara lirih "Tadi sakit perut..."

Jaemin hanya mengangguk sambil terus memainkan game pada ponselnya. Tiga puluh menit lagi,kelas akan terisi lagi untuk mata kuliah lain dan Koeun tidak ingin menyia-nyiakan waktu senggang ini untuk beristirahat.

"Jae..."

"Hm?" gumamnya sambil tatapannya terus terfokus pada permainan di ponselnya.

"Gay itu....bisa sembuh ga sih?"

Jaemin sekilas mengerutkan keningnya terkejut dengan pertanyaan Koeun,namun karena battle pada ponselnya lebih penting membuat ia kembali fokus disana.

"Gay? Bisa deh,asal ada kemauan buat berubah pasti bisa" jawabnya.

Koeun menghembuskan nafas dan memejamkan matanya. Kepalanya rasanya berdenyut tidak karuan jika disuruh mengingat kembali apa yang baru saja Donghan ucapkan semalam.

Memang sih kita tidak boleh langsung menilai orang sembarang apalagi dari ucapan orang lain.

Apalagi bukankah Mark selalu mencari kesempatan untuk menciumnya?

Entah kapanpun dan dimanapun itu. Apakah itu tidak bisa dihitung juga bahwa dia bukanlah seorang....

"Jae,emangnya aku kelihatan kayak cowok ya?" tiba-tiba terlintas begitu saja pertanyaan pada benak gadis itu.

Membuat Jaemin hampir saja tersedak oleh ludahnya sendiri.

"Apaan sih? Ngaco ya? Kamu kayak cewek gitu ga ada cowok-cowoknya" ucapan Jaemin entah mengapa membuat Koeun sedikit lega. Itu berarti ada kemungkinan ucapan Donghan salah kan?

Tapi....

Jikalau itu hal yang benar adanya bagaimana?

Kalau ternyata Mark hanya mencium banyak perempuan untuk menutup identitas aslinya bagaimana?

Tiba-tiba saja air mata Koeun mengalir tanpa mampu ia kendalikan. Rasanya ada sebuah tangan besar tengah mencabik bagian dada kirinya. Sakit. Rasanya seperti tertekan benda berat.

Koeun tak tahu itu apa. Tapi sakit itu membuat Koeun tidak bisa berhenti menangis.

"Eh...kamu nangis,Eun? Kamu maunya aku bilang mirip cowok gitu?"

Koeun menggeleng sambil terus menangis,dia tidak ingin mengakui ini. Tapi......

Sakitnya begitu nyata.

Dia mulai mencintai Mark yang kemungkinan tidak akan mencintainya kembali.

----------------
Yeri mengedarkan pandangannya. Sudah sepuluh menit Koeun membalas akan menyusulnya di kantin,tapi gadis itu tidak ada tanda-tanda kedatangannya sedikitpun.

"Apa dia lupa ya?"

Kemudian Yeri membuka chatroom nya dengan Koeun untuk mengingatkan kembali bahwa ia sedang menunggu dirinya.

"Hai Yer" tepat saat itu Lucas langsung mengambil tempat di sampingnya dengan satu gelas es coklat di tangannya. Kemudian menyodorkannya ke hadapan Yeri dengan senyum-senyum tidak jelasnya.

Gadis itu tentu saja merasa risih,ia sedikit menggeser tempatnya duduk agar menjauh dari Lucas.

Dia dan Lucas setidaknya harus berada pada jarak minimal satu meter!

Red Dress +Mark , KoeunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang