Koeun menegakkan punggungnya. Seharian hanya rebahan di tempat tidurnya ternyata juga membuat badannya pegal-pegal. Padahal hanya rebahan dan sesekali membalikkan badan ke kanan atau ke kiri. Dasar manusia, rebahan capek tidak rebahan lebih capek lagi.
Gadis itu kemudian memilih untuk turun ke bawah untuk mengambil segelas air dan mungkin beberapa potong buah sebagai teman camilannya hari ini.
Menyetel musik kesukaannya sembari memakan potongan buah yang memenuhi mangkuk birunya. Mengambil ponselnya dan membalas pesan yang masuk.
Jaemin
Koeun,kemarin pas Pak Siwon jelasin bab apa ya? Keluar ga buat ujian?Jangan kebanyakan TA
Jaemin
Yaudah kalo ga mau kasih tau gapapa :)Gapapa banget :)
bab3_titikleleh.pdf
Tersedia sampai 11 Oktober 2019
Ukuran : 12 MBJaemin
Wadidaw mantapTerima kasih,sensei 😇🙏
read
Koeun meletakkan ponselnya kembali ke atas meja sebelum tiba-tiba sebuah telepon masuk. Ia memeriksa nama yang tertera pada layarnya dan seketika ada kerutan pda keningnya.
Kim Yeri menelponnya.
Angkat tidak? Angkat tidak?
Sudah hampir lebih dari tiga hari Koeun mendiamkan sahabatnya ini. Orang bilang kalau kita mendiamkan seseorang tanpa mau berbaikan dengannya maka dosa orang yang kita diamkan akan pindah semua ke diri sendiri.
Aduh,dosa Koeun kan sudah banyak masa masih mau ditambah lagi?
Setelah mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskannya keras-keras akhirnya ia menyiapkan diri mengangkat telepon yang masuk.
"Halo"
"Koeun?! Kamu mau angkat telepon aku?!"
"Apa harusnya aku ga usah angkat telepon ini?"
Terdengar suara panik Yeri dari seberang sana memohon Koeun untuk tidak melakukan hal itu dan entah kenapa membuat Koeun tersenyum sendiri. Dirinya dapat membayangkan bagaimana raut wajah panik gadis itu sambil mondar-mandir di tempatnya sekarang.
Ah, sebenarnya ada rasa rindu juga tidak bercengkrama dengan sahabatnya sejak masa sekolah ini karena yang biasanya gemar merecoki hari-harinya adalah Yeri. Jadi,ketika sahabat kecilnya ini menghilang memang benar-benar terasa sepinya.
"Kalau kamu mau bicara, bicara langsung di depanku" setelah mengucapkan kalimat tersebut Koeun menutup sambungan teleponnya. Sepahit apapun itu kenyataannya ia harus menelannya dan menerimanya agar ia mampu memaafkan Yeri.
Karena jujur, ia pun tidak mau kehilangan sahabatnya.
-----------------------------------
Mark menyandarkan punggungnya pada kursi sembari menghela napas yang kesekian kalinya.
"Kenapa sih? Kalau ada masalah cerita lah" Jihoon menyodorkan botol minuman dingin pada Mark dan memilih duduk di kursi yang tidak jauh dari mejanya. Mark menggelengkan kepalanya, "Gapapa"
"Daritadi cuman manyun, ditanya kenapa jawabnya gapapa tapi manyun tapi gapapa. Maunya gimana hah?"
"Kok kamu jadi ngegas gitu sama saya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Dress +Mark , Koeun
FanfictionSahabat itu harus dijaga baik - baik. Karena dialah yang selalu ada di dalam duka dan suka. Tapi kalau sahabat kamu bikin kamu pakai rok pendek demi memikat perhatian cowok, kira - kira masih masuk akal dipanggil sahabat ga ya?