[ He Got No Patient ]

3.1K 272 74
                                    

Koeun membetulkan letak kacamata bundar miliknya naik ke atas hidungnya. Bukan kacamata minus. Hanya kacamata kekinian yang sedang ngetrend baru - baru ini.

Kemudian mempercepat lari hingga dua kali lipat dari sebelumnya. Tangan kanannnya sibuk memeluk sebuah map biru dalam dekapannya.

"Misi misi air panas" teriaknya ke segerombolan para gadis yang menghalangi pintu keluar.

Mendengar 'air panas' mereka langsung minggir dengan panik.

Larinya semakin dipercepat ketika melihat lelaki berkemeja flanel sedang mengunci pintu sekre BEM.

"Tu-tunggu!" teriak Koeun.

Dua lelaki yang sedang bersama si lelaki flanel menghentikan gerakan mengunci pintu temannya itu dan memberi arahan agar dia menengok kebelakang.

"Mark,kayaknya ada yang cari kamu nih"

Lelaki berflanel alias Mark ini kemudian membalikkan badannya searah dengan arah mata teman dekatnya itu memandang.

Dan kemudian ia menghembuskan nafas kesal.

"Si Koeun lagi...." bisiknya pada diri sendiri.

"Mark...hhh...Mark...hhh..." Akhirnya gadis itu sampai di tempat tujuannya. Ia membungkukkan badannya dan bertopang pada lututnya dengan kedua tangannya. Nafasnya terengah - engah. Keringat bercucuran membasahi dahinya.

"Apalagi?" tanyanya dingin.

Setelah sudah merasa sedikit lebih stabil,Koeun pun menegakkan badannya. Dan tersenyum ramah sambil menyodorkan map biru yang ia bawa bersamanya itu.

"Kamu mau kan tanda tangan ini?" ucapnya penuh dengan kelembutan.

Membuat Jeno yang berdiri di samping Mark langsung merinding.

"Bukannya udah saya tolak waktu itu? Kenapa masih dikasih ke saya?"

Koeun menggaruk tengkuknya sambil terkekeh "hngg,apa kau tidak bisa memikirkannya lagi,Mark? Ini penting sekali untukku"

Mark memutar bola matanya kesal dan menengok jam yang ada di pergelangan tangannya. "Saya beri kamu 3 menit. Jelaskan dengan cepat"

Koeun mengangguk menyanggupi. Mark memberi tahu kepada dua temannya ini agar tidak pergi dulu dan menyuruh mereka untuk mengambil kursi plastik.

Setelah mereka bertiga duduk dan memperhatikan Koeun,kini giliran gadis itu yang harus bersiap - siap.

"Jadi...aku ingin membuat sebuah klub. Dan aku butuh ruangan di dekat Gedung 3. Karena tempatnya strategis dan banyak mahasiswa yang lalu lalang. Apalagi-"

"Langsung keintinya. Klub apa itu?"

Koeun mengepalkan tangannya kesal. Namun di wajahnya ia berusaha tampil bak gadis manis yang baik hati.

"Klub Shining Star. Klub yang siap membantu siapa saja"

"Pffftttt" Jihoon yang duduk disamping Jeno tidak bisa menyembunyikan semburan tawanya.

Apa katanya? Shining Star? Klub yang membantu siapa saja?

Ada - ada saja.

Koeun mendelik tajam pada lelaki yang menertawainya itu. Namun Mark menginterupsi kegiatan itu dengan suara baritonnya.

"Kegiatan seperti apa itu?"

Koeun menolehkan lagi kepalanya ke arah Mark dan tersenyum. "Kami akan membantu masalah dan hambatan mahasiswa yang ada di fakultas kita. Dan klub ini berjanji akan berusaha sekuat tenaga agar apa yang dicita - citakan oleh klien kami tercapai serta-"










Red Dress +Mark , KoeunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang