[ Glass Shoes For Her ]

1.7K 184 27
                                    

"Bisa bicara sebentar?"

Gadis berambut sepunggung itu menoleh sebentar dan menghentikan kegiatan membereskan buku perpus kembali ke raknya.

"Ada apa ya?" tanyanya sambil menatap heran Koeun dan dua orang yang sedang berdiri di balik bada gadis itu.

"Mau bicara sebentar kok"

"Ya iya,ada apa? Emang ga bisa bicara disini?"

Yeri langsung memicingkan matanya ketika mendengar jawaban ketus gadis yang sedang berdiri di depan Koeun itu. Ingin sekali ia membalas perkataannya,namun sekuat tenaganya,ditahan agar tidak menambah masalah baru.

"Soalnya yang mau dibicarain bukan sembarangan" jelas Koeun setelah mengusap dadanya menahan gondok.

"Memangnya apa?" kemudian ia menyedekapkan tangannya dan meninggikan dagunya seolah memang sudah sepantasnya Koeun dipandang seperti itu.

Yeri langsung memajukan langkahnya dan segera ditahan Donghyuck.

"Ini tentang saudara tirimu,Eunbin"

Gadis itu langsung membulatkan matanya dan menatap ke arah kiri dan kanannya. Takut - takut ada yang mencuri dengar perkataan Koeun tadi.

"Kita bicara dimana?" tanyanya dingin.

--------------------

"Mark?"

"Ya?"

"Ini daftar kas anak - anak yang belum bayar. Kamu yang tagihin deh, bosen kayaknya mereka liat muka aku terus" Jennie melemparkan buku setebal dua senti itu ke atas sofa panjang berwarna merah.

Mark menautkan alisnya dan kemudian tertawa pelan "makanya kak Jennie kalau nagih jangan galak - galak kayak ibu kos dong"

Perempuan yang baru saja mendudukkan dirinya ke atas sofa itu langsung berdiri lagi dan menatap Mark tajam "ya abisnya mereka kalau ditagih bilang ntar ntar dulu,katanya ga ada uang,eh gataunya besok pada jajan di starbuck. Kan ga logis,Mark"

Mark langsung tertawa lagi sambil memegangi perutnya yang kini terasa sakit akibat terlalu banyak tertawa. Tak lama suara pintu sekre terbuka dan masuklah seorang gadis berperawakan sedang kedalam ruangan itu.

Wajahnya tampak murung dan tidak bersemangat seperti biasanya.

Jennie langsung merangkul bahu gadis itu sambil mencubit pipinya gemas "Heejin! Udah lama banget kita ga ketemu nih! Apa kabar?" tanyanya sambil mengacak - acak rambut panjang perempuan itu.

"ihh kak Jennie!!" Heejin langsung menahan tangan kakak tingkatnya itu dan mengerucutkan bibirnya kesal. "Jangan diberantakin,susah beresinnya" sungutnya sambil menyisir kembali rambut panjangnya dengan jari - jari tangannya.

"Heejin,mana buku yang saya minta? kamu ga bawain?" Mark menengahi temu kangen antara Jennie dan Heejin ini dengan pertanyaannya. 

Heejin langsung teringat dan menggaruk tengkuknya merasa bersalah. 

Awalnya dia ke perpus ingin mencari buku yang diminta Mark tapi disana ia malah bertemu Koeun hingga membuat ia lupa dengan rencana awalnya kenapa ia datang ke perpus.

Mark menghembuskan nafasnya dan menatap Heejin datar "yaudah,ntar saya cari sendiri" ucapnya membuat Heejin semakin merasa bersalah. Lelaki itu kemudian bangkit dari kursinya dan mengantungi ponselnya ke dalam saku celananya.

Lalu berjalan ke arah pintu sekre hendak keluar.

Gerakan membuka pintunya seketika terhenti ketika ia melihat Koeun sedang berdiri di depan.

Red Dress +Mark , KoeunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang