[ She Has That Vibe ]

2.2K 219 42
                                    

"Eun,jangan banyak gerak"







"Ini susah banget,Mark. Aku capek"









"Lebih capek mana sama saya yang dibawah kamu ini?"




"Lebih capek aku lah!! Kan aku yang diatas!!!"


Mark hanya memutar bola matanya lelah mendengar ocehan Koeun yang tidak ada habisnya. Setelah Koeun selesai memasang hiasan itu pada sudut dinding,dipeluknya erat pinggang ramping Koeun.

"Saya turunin ya? Pegangan" titahnya. Koeun menurut. Ia buru - buru berpegangan pada lengan Mark. Setelah tangannya mampu memggapai pundak lelaki itu, barulah ia mendarat pegangannya disana.

Hup!

Mark berhasil menurunkan Koeun dan gadis itu pun sudah menjejak kembali pada lantai aula.

Posisi mereka yang terpojok membuat Koeun baru menyadari bahwa keadaan mereka cukup membuat canggung.

Lengan Mark masih melingkar jelas pada pinggang gadis itu. Dan tangan Koeun pun juga masih dengan nyamannya di pundak lelaki itu.

"Mark...." Koeun segera melepaskan pegangannya.

"A-aku mau keluar..." cicitnya tak berani menatap wajah lelaki itu. Mark tertawa kecil "yaudah keluar aja,kenapa ijin sama saya?"

Koeun mengigit bibir bawahnya. Bagaimana dirinya bisa segera keluar dari aula kalau Mark masih menghimpit tubuhnya ke dinding seperti ini. Ditambah kalungan lengannya pada pinggang ramping gadis itu.

"Ya...lepasin...." lirihnya.

Mark tersenyum tipis mendengar rengekan Koeun. Kemudian matanya beralih menelusuri hidung bangir gadis ini. Entahlah,wajah Koeun memang menyenangkan untuk dipandangi sepertinya

Kemudian tangan kanannya diangkat untuk menyibak rambut panjang Koeun.

"Tandanya masih ada ya? Ternyata saya jago juga bikinnya"

Koeun semula tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Mark. Namun ketika melihat kemana arah mata lelaki itu menuju,maka seketika ia berubah menjadi panik.

Ditepisnya tangan lelaki itu dari rambutnya dengan panik.

"ga-gausah di-diliat" ucapnya gugup.

Bagaimana tidak gugup jika orang yang membuat tanda itu sedang menatapnya jahil?

Mark mengendikkan bahunya tidak peduli dan melonggarkan tangannya dari pinggang Koeun "kalau mau bikin yang kayak gitu lagi,kamu tahu nomor saya" ucapnya terdengar dingin tiba - tiba.

Koeun membulatkan matanya.

"Ma-maksud kamu apa?! Memangnya aku cewek apaan?" pekiknya.

Mark malah menautkan alisnya bingung mendengar teriakan Koeun secara tiba - tiba ini.

Kenapa jadi marah?

"Loh? Tujuan kamu deketin saya bukannya biar bisa pegang - pegang saya? Trus bisa dapetin ijin saya untuk pemakaian ruang klub itu?"

Koeun mematung seketika saat mendengarnya. Segitu jelasnya kah segala gerak - geriknya sampai Mark semudah ini membaca segala tujuannya?

"Eng-engga. A-aku ga gi-gitu"

Mark yang meingetahuip bahwa gadis di depannya sedang berbohong hanya tersenyum tipis.

"Jangan bertindak bodoh hanya karena ruangan itu. Kalau kamu benar - benar menginginkannya,tunjukkan pada saya kalau kalian pantas buat dapetin ijin"

Red Dress +Mark , KoeunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang