[ As Usual ]

1.1K 113 45
                                    

"Koeun, kamu udah pernah HS?"

Koeun yang sedang membaca novel yang baru dibelinya kemudian menghentikan kegiatannya dan menengok ke Yeri yang tengah duduk di lantai kamarnya.

"HS? Apa itu HS?"

Yeri mencomot snack pocky sambil membolak-balikkan majalah fashion-nya,"Having Sex" jawabnya santai. Koeun yang mendengarnya langsung membelalakkan matanya dan buru-buru menaruh novelnya "Be-belum pernah lah! Emang kamu udah?"

"Hampir" jawabnya masih dengan sangat santainya. Koeun terkejut. Yeri tidak pernah cerita tentang hal ini padanya, sontak gadis itu langsung turun dari atas kasur dan menempatkan dirinya disamping Yeri. Lesehan di lantai kamarnya.

"Serius? Sama siapa?"

Yeri terdiam, matanya melirik ke arah kiri. Mengingat-ingat dengan siapa dia akan melakukan hal itu. "Kayaknya sama Lucas" jawabnya.

Koeun mengerutkan keningnya, "Hah?" sedangkan Yeri hanya mengangguk dan tetap melanjutkan mengunyah batang-batang pocky. Koeun masih menatap ke arah Yeri dengan pandangan bingung, "Berarti pas aku masih jadian sama dia?" tanyanya.

Yeri kembali melirik lagi, berusaha mengingat-ingat "Kayaknya iya,hehe"

Koeun menghela napasnya dan menjitak pelan puncak kepala sahabatnya itu, "Orang mana yang dengan santainya berkata bahwa ia hampir HS dengan pacar sahabatnya hah?" Yeri hanya terkekeh dan menaruh majalahnya di sampingnya. Kemudian menatap Koeun dengan pandangan memelas,"Aku pikir kamu udah ga marah lagi sama aku?"

"Memang udah ga marah sih,cuman gimana ya...masih dongkol aja. Kamu juga sesantai itu bilangnya. Gini-gini aku dulu juga sayang sama Lucas" Koeun saking gemasnya kemudian mencubit kedua pipi Yeri. "Aww,maaf..."

Yeri kemudian memeluk Koeun erat. "Ya ampun pokoknya kamu jangan marah ya sama aku. Susah banget nemu temen yang klop. Nanti kalau kamu ga mau temenan sama aku yang tersisa cuman si cunguk Donghyuck. Ga seru"

Koeun mengehela napasnya dan menepuk-nepuk pelan puncak kepala Yeri "Iya iya aku udah ga marah kan sama kamu? Yang penting jangan coba rebut pacar aku lagi."

Yeri mengeratkan pelukannya seperti seorang anak yang menempel manja pada Ibunya dan tak ingin lepas. "Iya tenang aja, tipeku bukan yang galak kayak Mark Lee jadi itu ga bakal terjadi. Aku lebih suka cowok friendly dan humoris. Hahaha"

Koeun langsung mendorong badan Yeri dan membuat gadis itu melepaskan pelukannya "Sembarangan,aku ga pacaran sama Mark Lee!"

"Masa sih?"

"Beneran!"

Yeri mengerutkan keningnya dan menyibakkan rambut Koeun, "Terus ini bekas nyamuk dong?"

Wajah Koeun langsung memanas dan buru-buru merapikan rambutnya yang tergerai. "Eh, i-itu nyamuk." Yeri hanya memutar bola matanya lelah, selalu saja Koeun mengelak kalau ia sedang ada hubungan lebih dengan seorang Mark Lee.

Apa sih susahnya jujur pada diri sendiri? Memangnya Koeun mau kalau Mark Lee direbut oleh perempuan lain dan malah hidup berbahagia? Yeri tahu betul rasanya patah hati hingga membuat ia nekat melakukan hal itu. Tak usahlah Koeun ikut merasakan hal itu juga.

"Wow nyamuknya pasti nafsu banget ya" sindir gadis itu hingga membuat Koeun segera bangkit dari duduknya dan jalan keluar kamar "A-aku mau bikin minum,kamu mau?"

Yeri tersenyum tipis, "Iya,aku mau"

-----------------------------------

"Ada hal bagus apa nih?"

Mark yang sedang merapikan dokumen prokernya berhenti dan menatap Jeno bingung "Hal bagus apa? Maksudnya?" Jeno hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum hingga kedua matanya membuat bulan sabit khas seorang Jeno.

"Daritadi kamu senandung lagu mulu. Pasti lagi ada kejadian bagus kan?" ucapnya sembari menirukan kegiatan Mark beberapa detik lalu. Menyenandungkan beberapa lagu. Sebenarnya bukan khas Mark banget. Makanya Jeno jadi penasaran ada hal apa sampai seorang Mark jadi bersikap seperti ini.

"Ga ada kejadian bagus sih,biasa aja perasaan" balas Mark namun diiringi dengan garukan di tengkuknya. Salah tingkah.

Jeno tertawa dan menatap Mark dengan pandangan jahil, "Yakin nih? Apa jangan-jangan Koeun ya?" Mark langsung menggelengkan kepalanya cepat, tapi jelas dari raut wajahnya bahwa pertanyaannya tepat sasaran. Oke,sekarang Jeno paham.

"Engga,bukan dia"

"Oh,bukan dia? Oke, terus apa dong?" Jeno berusaha menggali sebanyak mungkin informasi yang bisa dia dapat. Namun Mark masih saja bungkam tidak mau memberi tahu apa yang terjadi padanya.

"Ngomongin Koeun,masalah klubnya gimana tuh? Jadi mau diresmiin?"

"Ohiya,benar juga. Saya belum bicarain hal itu sama Koeun" Mark dengan sigap mengambil ponselnya dan mencari nomor kontak gadis itu. Jeno mengerutkan keningnya dan bertanya dengan nada jahil lagi, "Kenapa harus hubungin Koeun? Bukannya Yeri sama Donghyuck bisa? Apa ga punya nomornya? Mau aku kasih?"

Mark menggeleng, "Ga usah, Koeun aja" kemudian lelaki itu bangkit sembari mengambil kunci mobilnya dari atas meja. Berjalan ke luar ruangan sembari tangan kanannya memegang ponsel menunggu Koeun mengangkat panggilannya.

Jeno yang melihat kejadianitu hanya tertawa dan menggeleng-geleng. "Dasar,jelas begitu masih menyangkal"

-----------------------

"Mark?" Koeun yang melihat ponselnya bergetar mendadak bingung karena kenapa tiba-tiba lelaki ini menghubunginya. Maka dengan ragu ia angkat panggilan itu,"Iya? halo?"

"Koeun,kamu lagi dimana sekarang?"

Koeun menoleh ke arah samping kirinya dimana Yeri masih asik membolak-balikkan majalahnya,"Di rumah,kenapa emang?"

"Loh? Ga ada kuliah?"

"Ga ada, semua kelas dibatalin karena para dosen ada rapat"

"Oh gitu, Saya boleh main ke rumah kamu?"

"Mau apa?" tiba-tiba pikiran Koeun kembali terputar reka ulang adegan terakhir Mark main ke rumahnya dan berakhir dengan pertengkaran hebat. Sehingga membuat ia agak sedikit merasa trauma kalau lelaki itu mau mampir kembali kemari.

"Bahas tentang kelanjutan klub kamu"

Koeun melirik ke arah Yeri, "Oh bisa bisa,kebetulan ada Yeri juga disini" jawabnya yang entah kenapa malah dibalas helaan napas Mark dari seberang sana.

"Yaudah gapapa,sama Yeri juga" kemudian panggilan tersebut ditutup.

Koeun menautkan alisnya dan kemudian memandang ponselnya kebingungan. Rasa-rasanya tadi terdengar nada kecewa atau itu hanya perasaan Koeun saja?

Entahlah, gadis itu tidak ingin ambil pusing. Tujuan utama kali ini yang sempat terbengkalai adalah kelanjutan dari klub mereka. Tak bisa dipungkiri kan bahwa ia mendekati Mark memang pada awalnya karena tentang perijinan ini.

Yeri masih dengan posisinya membolak-balikkan halaman majalahnya bertanya "Mark mau kesini?"

Koeun mengangguk dan kemudian detik berikutnya Yeri sudah berdiri "Kalau gitu harus ada yang aku beli"

"Mau beli apa? Aku masih punya minum sama paling snack cukup"

Yeri menggelengkan kepalanya,"Tidak bukan itu,kalau tidak beli sekarang maka kalian akan dalam bahaya!" dengan suara yang sedikit dilantangkan membuat Koeun yang masih dalam posisinya lesehan di lantai terkejut.

"Memangnya kamu mau beli apa deh?"

"Kondom buat kalian"

"SEMBARANGAN!



Red Dress +Mark , KoeunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang